Mansion An Evil

1.1K 12 2
                                    

Newyork 24 januari 2016

Seminggu sudah Anna tinggal bersama Fernando Flavio . Dia mengamati sekeliling kamarnya . Mengingat bagaimana ia sampai disini . Dengan kelicikan Fernando yang telah berhasil memaksanya menuruti setiap perkataan Fernan .

Anna mengambil sebuah foto dari dompetnya . Lagi-lagi dia merasa sedih mengingat seseorang yang selama ini menemaninya harus ditinggalkan begitu saja, Louise ... Ya itu nama seseorang yang ada di foto itu . Kekasih baru Anna . Anna sudah lama melupakan Fernando Flavio dan menjalani hubungan dengan Louise teman kuliahnya yang selalu memberi perhatian lebih pada Anna .

Terdengar ketukan dari pintu kamar Anna .

"Masuk..." jawab Anna datar

"Maaf nyonya... Anda ditunggu Tuan Flavio untuk makan malam..." pelayan membungkukan badan kepada Anna lalu segera keluar meninggalkanya.

Anna menarik nafas dalam dalam. Mempersiapkan diri bertemu dengan Flavio . Ia mencoba menenangkan dirinya agar tidak terpancing emosi saat berhadapan dengan mantan keksihnya itu. Ia berjalan menuju ruang makan.

Flavio selalu makan malam diruang makan formal. Rumah besar bergaya Tudor ,lukisan lukisan minyak yang tergantung dinding merah khas venesia . Flavio sedang duduk dimeja panjang kayu mahoni dengan menggunakan kemeja hitam serta rambut telah tersisir rapi .

"Sayang, apa yang kamu lakukan di situ? Makananya jadi dingin" ujar flavio sambil membuka lipatan putih dan meletakannya dipangkuan.

"Jangan panggil aku seperti itu. Itu sangat menjijikan. Ingat Flavio... hubungan kita sudah berakhir lama.."jawab Anna mengempaskan diri ke kursi bersandaran tinggi .

Flavio seakan tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Anna dia menikmati makanan yang telah dimasak olwh dirinya sendiri khusus untuk Anna .

"Apa kamu sudah melihat undangan untuk kita dimeja riasmu,dan kau tau ? Kau harus menemaniku?" Tanya Flavio

Anna hanya mengangguk mulutnya penuh dengan makanan,tak seberapa menghiraukan Flavio .

"Bagaimana makananya enak?" Tanya flavio menyelidik

"Ya.. pelayanmu pintar sekali dalam memasak... ini sungguh nikmat"

Flavio hanya tersenyum datar. Anna segera menghabiskan makananya .

" Aku boleh pergi sekarang?" Tanya Anna sambil mengendikkan bahu .

"Ya ." Ucap flavio mengijinkan Anna untuk kembali ke kamarnya .

Anna segera berlari ke kamar untuk menelpon kekasihnya yang ada diindonesia . Sehingga dia dapat menekan rasa rindu . Ia memutar nomor telepone yang terpasang dikamarnya.

"Hai sayang...." suara lembut dan berat dari ujung telepon menyapa .

"Hai babe... aku kangen banget sama kamu... kenapa kamu nggak hubungin aku seharian ini ?" Suara Anna manja .

"Maaf sayang aku sedang sibuk seharian ini...banyak tugas dari kantor yang aku harus selesaikan... gimana kamu disana? Kuliahnya bagaimana?" Tanya louise dengan nada lembut

"Baik..." jawab Anna datar

"Ya udah...kamu istirahat ya...aku mau ada meeting... bye honey"

Tuttt tuttt tutttt suara telepone anna diputus oleh Louise.

Anna merasa kesal pada louise lalu ia teringat akan undangan yang diberi oleh flavio.

"Kepada Mr .Fernando Flavio"

Namanya dituliskan dengan huruf berlekuk indah . Anna membalik amplop ternyata disegel dengan lilin merah darah,sentuhan kuno.

"Aku harus mendampingi setan itu? Cihh"

Ia teringat akan 10 tahun lalu dimana Mereka masih menjadi sepasang kekasih . Flavio sama sekali bukan cowok yang diimpikannya. Rambut berponi,kulit hitam,dan pendek.
Tapi sekarang Flavio telah berubah.. ia lebih tinggi,berbahu bidang, lebih tampan secara klasik dan lebih gagah. Yah seperti James Dean di film lama Rebel Without a Cause, Tapi sayang hidup Anna seperti Ada disarang Demon . Ia menghela nafas lalu memutuskan untuk tidur .

Flavio datang ke kamar Anna. Melihat Anna tidur dengan damai . Muka Anna terlihat polos . Anna hanya mengenakan piayama tidur yang membalut tubuhnya . Flavio duduk dipinggir kasur. Ia mencium kening Anna .

"Aku sangat mencintaimu An...maaf aku harus berbuat seperti ini... karna kau harus membayar kesalahanmu dimasa lalu..."
Flavio membelai rambut Anna dengan lembut dan sekali lagi mengecup bibir Anna. Tubuh anna bergerak sehingga tali piayamanya longgar dan mempertontonkan lekuk tubuh Anna . Hati Flavio berdesir . Darahnya terasa panas melihat keadaan Anna seperti itu . Iya segera menindih Anna . Dicium setiap lekuk tubuh Anna. Digigit pelan bibir Anna. Iya menggesekan kejantananya yang telah mengeras di perut Anna .

"Anna... bangun.... " ia terus mengelus tubuh Anna . Dan menarik CD anna perlahan turun kebawah . Kini Anna tak tertutup sehelai kain pun .
Lalu tangan Flavio mengelus bibir kewanitaan Anna dengan perlahan - lahan . Flavio memberikan kecupan, bibirnya menelusuri tubuh anna hingga dibagian bawah . Ia mencumbu Anna hingga Anna terbangun . Anna tak dapat melawan . Tubuh Anna telah terpengaruh oleh hasrat yang ditimbulkan oleh sentuhan Flavio padanya . Anna terus mengerang saat flavio mencumbu bagian kewanitaanya. Iya menjambak rambut Flavio .
Flavio sadar Anna terbangun ia mengikat tangan dan kaki anna sehingga membentuk huruf X .
Flavio kembali mencumbu anna lidah nya menyapu kedalam kewanitaan anna.

"Ahhh sakit flavio....." Anna mengerang saat flavio menggigit lembut clirotisnya .
____________
Anna PoV
____________

Kemudian terasa Flavio mulai menindihku, mulutnya terasa menghisap-hisap leherku, mulutnya berbau aneh, rupanya itu adalah bau cairan yang keluar dari milikku. Tangannya meraba-raba dan meremas-remas seluruh tubuhku, terutama pada kedua bongkahan pantatku, kadang dengan halus tapi seringkali kasar, dan tiba-tiba pada pangkal pahaku, tempat dimana tadi dijilat-jilat dan di sedot-sedotnya, terasa ada benda tumpul, keras lagi besar menggesek-gesek di antara kedua pahaku yang sudah terkangkang itu. Secara otomatis aku mencoba merapatkan kedua kakiku, akan tetapi tidak bisa karena tertahan oleh ikatan pada sudut-sudut tempat tidur. Benda tumpul itu terasa mengoles-oles bibir kemaluanku dan sekali-sekali ditekan pada klitorisku. Terasa sangat geli dan ada perasaan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Tak terasa kemaluanku menjadi sangat basah dan ini rupanya disadari juga oleh flavio, bahwa aku sudah sangat siap untuk permainan selanjutnya. Secara perlahan-lahan terasa benda tersebut menguak kedua bibir kemaluanku yang masih sangat rapat dan terasa benda tersebut memaksa masuk kedalam lubang vaginaku. perasaan sakit pada kemaluanku mulai terasa, pedih, terasa penis flavio yang rupanya sangat besar sulit menembus kemaluanku yang masih perawan, aku mencoba menjerit, tapi hanya terdengar lenguhan dan dengusan dari hidungku saja, karena mulutku dibekap.

Aku mencoba berontak, tapi tidak bisa, karena kedua tangan dan kakiku terikat, benar-benar aku merasa tidak berdaya. Dan akhirnya, aku merasa kemaluanku seakan-akan terbelah dan ulu hatiku seakan-akan disodok oleh benda tumpul, ketika flavio dengan ganas dan kasar secara brutal menekan masuk dengan paksa seluruh penisnya kedalam lubang kemaluanku. Terasa besar dan panjang, memadati serta mengisi setiap sudut ruang kemaluanku, sakit dan ingin pingsan rasanya bercampur aduk dalam diriku. Penis yang besar itu terasa memadati dan terbenam, diam sejenak dalam kemaluanku. Tidak lama kemudian terasa flavio mulai menaik turunkan pantatnya, sehingga penisnya naik turun, masuk keluar, pada kemaluanku. Mula-mula setiap penisnya bergerak masuk atau keluar dari kemaluanku, terasa sakit dan nyeri, akan tetapi lama kelamaan, rasa perih hilang dan berganti dengan rasa nikmat, perasaan nikmat yang sukar kulukiskan, semakin lama perasaan nikmat itu mulai menjalar ke seluruh tubuhku, sehingga aku merasa seakan melayang-layang. Badanku dengan tidak sadar mulai meresponsnya dengan ikut bergoyang-goyang, dan tiba-tiba badanku bergetar dengan hebat dan bagian dalam kemaluanku kembali berdenyut-denyut dengan hebat,
Flavio semakin menyentakan penisnya dan kita melebur menjadi satu . Aku benar benar terkapar hingga aku tak sadarkan diri
_________________be continued_________

Hai guys maaf kalau ceritanya kurang bagus ^^ kalau ada kritik atau saran silahkan ...

COME BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang