Maaf

911 7 2
                                    

Anna merasa sedang berbaring di awan,terbungkus sesuatu yang halus dan lembut,dan dia tak mau membuka matanya .

     Setelah berbaring beberapa saat,dia mendengar bunyi klik ritmis dan seolah ada orang yang mengamatinya.Rasa yang sangat tak nyaman memaksanya membuka mata untuk melihat siapa yang mengganggu tidurnya.

" Nona apa anda sudah bangun?" Suara seorang gadis beraksen inggris bertanya ragu

Anna mendengkur kecil,mengeluarkan suara khas orang yang baru terbangun.

"Syukurlah . Nona Anna semalaman Tuan sangat sungguh sungguh menhawatirkan anda"  ucap gadis itu

Anna yang telah terbangun tersentak kembali ke kenyataan saat ini. Sekarang Anna ingat dengan jelas momen momen nyata terakhirnya.

Anna masih berbaring di tempat tidur bulu dibawah selimut kapas mewah bewarna hijau tosca . Tempat tidur empat tiang yang ditidurinya dihiasi tirai beledu mewah berah burgundy .

"Aku sudah mengganti pakaianmu dengan baju tidur . Semalam tuan flavio memintaku" gadis itu menjelaskan.

"Maaf jika aku bertanya. Ummm....tapi siapa kamu?" Anna bertanya pada gadis itu

"Tuan Flavio belum mengatakan padamu nona? Aku Erica, pelayan pribadimu"

"Apa-ku??" Tanya Anna tercengang . Apa sih mau setan satu itu .

"Pelayan pribadimu nona"  jawab ericka sambil merapikan kamar Anna

"Erica, dimana Flavio?" Tanya Anna sambil melihat ke sekeliling kamar penuh hiasan elegan.

"Beliau sedang pergi nona . Apakah ada yang saya harus lakukan nona? Saya sudah menyiapkan air hangat untuk kau mandi"

"Tidak Erica...terimakasih banyak" ucap Anna.Erica pergi menyiapkan sarapan untuk Anna.

Setelah akhirnya sendirian.Anna pergi kekamar mandi dan membersihkan diri.Setelah itu ia memutuskan untuk berkeliling . Anna memasuki satu ruangan sebuah kamar tidur dipaneli dengan lis dinding kayu chery hitam dan dinding bewarna merah maroon . Ada perapian dekoratif berpahat sulur rumit sebuah lukisan cat minyak besar berbingkai hitam dengan seorang gadis memakai baju vintage berdiri memegang payung. Lukisan itu adalah dirinya . Tertulis nama flavio sebagai pelukisnya . Ia terus memandangi lukisan yang ada dikamar itu. Semua lukisan disana adalah dirinya.
Tiba tiba matanya tertuju pada sebuah benda yang terletak di meja lampu kamar itu . Sebuah snow globe,Anna membunyikan snow globe itu. Dan ia teringat saat ia memilihkan benda ini pada saat ulang tahun Flavio. Benda itu masih sama seperti dulu bersih tanpa lecet,dan sepertinya Flavio sangat merawat benda tersebut.

"Apa yang kau lakukan dikamarku?!"
Suara Flavio mengagetkan Anna . Ia segera menaruh benda itu pada tempatnya .

"Aku hanya berkeliling..." jawab ana sambil tertunduk

"Aku baru saja mencarikanmu seseorang trainer..." ujar flavio datar

"Trainer??? Untuk apa?"

"Agar kau sehat . Dan staminamu kuat tidak mudah pingsan seperti semalam . Dan kau tau? Aku tidak suka jika kau membuatku khawatir seperti semalam" Flavio berkata dengan ketus

"Kau khawatir padaku tuan? Ohh tapi sungguh aku tak perlu rasa khawatir mu!" Anna menatap flavio dengan pandangan mengejek. Flavio segera memepet tubuh Anna pada dinding kamarnya . Ia mengamati wajah Anna . Flavio mencium rambut Anna yang membuatnya bergairah .

"Jangan mengejeku seperti itu...atau aku akan melakukannya lagi padamu" Flavio berbisik lembut tapi mengancam tepat ditelinga Anna. Hati anna berdesir . Flavio mencium bibir Anna dengan ganas dan mengusap daerah sensitiv Anna . Kemudian ia mengehentikan dan pergi meninggalkan Anna sendirian .

Anna terduduk dilantai kayu kamar flavio ia menangis karna merasa dilecehkan dengan tindakan flavio .

Flavio masih berdiri didepan pintu kamarnya

"Maafkan aku Anna...aku tak mau membuatmu pingsan seperti semalam karna keegoisanku..." Ucap flavio didalam hati .

Flavio tak tega melihat Anna dalam keadaan seperti itu. Ia kembali kekamarnya.

"Maafkan aku...." flavio mendekap Anna mencoba menenangkan gadis itu.

"Aku benci padamu fla...aku benci...kenapa kamu setega ini?kenapa kamu jembali dan mengusik kehidupanku lagi? Kita sudah berakhir flav....kau harus terima itu..." Anna terisak dalam dekapan flavio .

_______

Flavio Pov*

Aku sungguh terluka saat melihatnya menangis seperti ini. Anna yang selalu kuat dan menantangku sejak dulu, kini ia menangis karna ulahku .

"Maafkan aku..." aku menghapus air mata yang mengalir di pipi Anna . Bibirku sukses mendarat di kening Anna .

Ia hanya terdiam tak ada jawaban sepatah katapun .

"Sebaiknya kau bersiap siap... aku akan mengantarmu ke kampus hari ini" Aku mengelus rambut coklat yang selalu aku kagumin dan menghirup wanginya sekali lagi. Kubantu dia berdiri .

Anna meninggalkan kamarku dengan segera . Aku memutuskan menunggunya dibawah sambil menikmati secangkir kopi yang telah dihidangkan oleh Erica .

Tak lama kemudian Anna telah duduk dimeja makan. Kami menikmati roti untuk beberapa saat,ia meneguk tehnya . Anna terlihat puas sekali hampir semua rotinya habis. Aku sendiri merasa senang melihatnya makan dengan cara seperti itu, tapi berusaha tidak menunjukan.setelah makan aku mengantarnya pergi ke kampus tempat dia belajar . Dan aku kembali melakukan pekerjaanku .

COME BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang