Chapter 4

3.5K 77 0
                                    

Keesokan harinya aku terbangun karena terkena sinar matahari yang mengintip dari celah-celah jendela. 

Ahhhh pekikku dalam hati. Kulihat jam digital yang berada dimeja samping tempat tidurku. 08:10. Sebaiknya aku harus mandi lalu pergi ke bawah untuk sarapan. Setelah selesai mandi, aku pergi kelantai bawah.

"Good morning El, Aunty, Uncle" ucapku pada mereka.

"Morning Jazz" ucap Uncle

"Morning sweetheart" ucap Aunty

Eleanor kenapa dari kemarin sensi banget sih. Apa salahku coba? aku pun langsung duduk disebelah Eleanor. Aunty masak bacon. Mmm, sepertinya lezat.

"Jaz, senin besok kau sudah harus masuk sekolah. Karena kamu tau sendiri kamu pindah sekolah disaat pertengahan semester awal di tahun seniormu, jadinya kau harus lebih giat agar kau bisa lulus tahun depan. Dan kau akan satu sekolah dengan Eleanor"
Aku melirik sekilas Eleanor. Ekspresinya biasa saja. Apa dia sudah tau sebelumnya?

"Mmm, iya Uncle"

Tak berapa lama kemudian, Uncle dan Aunty harus pergi kerja meskipun sekarang adalah hari minggu. 

"El, aku pergi jalan-jalan sebentar disekitar sini. Aku gak lama kok" ku lihat Eleanor yang sedang melihat tv tanpa ekspresi

"Whatever"

Huh! Ada apa sih dengan El? Aku dan dia sangat dekat satu sama lain, tapi kenapa dia bersikap aku orang asing untuknyam.

Aku berjalan lambat, menikmati setiap langkah yang aku lakukan. Udaranya segar sekali dan masih terasa dingin. Tak jauh dari tempatku berdiri, ada taman kecil yang penuh dengan bunga-bunga yang akan tumbuh. Ada bangku panjang, duduk disana ahh pikirku. Aku ayunkan kakiku maju mundur sambil tetap melihat lurus ke depan. Ada orang yang menghampiriku

"Hi!" Sapa anak laki-laki seumuranku sambil tersenyum

"Oh, hi" ucapku sedikit terbata. Aku pun membalas senyumannya simpul

"Boleh duduk disebelahmu?" Pintanya. Well, he's good looking though. Golden eyes, light brown hair, more than 6ft I guess. Wow, my typical boy haha. Ngaco banget sih aku

"Of...course, why not?" Aku menutupi kegugupanku yang mulai tak masuk akal.

"I'm Cody. What's your name?" 

"Jazmyn"

"Unique name"

"Hell yeah. Namaku begitu unik sampai-sampai orang Indonesia susah untuk mengucapkan namaku" sakarstik sekali diriku. "Sorry, I'm swearing" aku tak menyadari kalau aku mengucapkan kata-kata tak sopan pada orang yang baru aku kenal

"Oh my God it's fine, Jaz. Kau tak perlu meminta maaf" dia sedikit terkejut karena aku meminta maaf. "By the way, kamu orang baru disekitar sini?" Tanyanya. Sepertinya dia menyadari, kalau mukaku bukanlah wajah pure British. 

"Yeah, aku dari Indonesia. Aku sampai di sini tadi malam" 

"Ohh, makanya itu aku tidak pernah melihatmu di sini sebelumnya" 

"Kau sering ke sini?" 

"Yup, setiap minggu pagi aku selalu ke sini untuk bermain basket" aku tak menyadari kalau dia membawa bola basket ditangan kanannya.

"Nice"

"Kau ingin ku antar keliling daerah sini?"

"Sounds great"

Kami pun bangkit dari tempat duduk kami dan mulai berjalan keliling daerah sini. Kami pun bercerita banyak hal. Ternyata rumahnya tak jauh dari sini. Dia salah satu murid dari public school dikota ini

."Kau masih sekolah atau gimana?" Tanyanya

"Aku masih sekolah"

"Kau sekolah dimana?" Aku pun berpikir sejenak. Aku akan sekolah dimana ya?

"Mmm, I don't know. Aku belum bertanya pada Aunty ku, aku akan sekolah dimana" 

Tiba-tiba dia melihat jam digitalnya yang berada dipergelangan tangan kirinya. 

"Ahh, aku harus balik ke rumah. Aku sudah berjanji ke ibuku untuk menemaninya belanja"

"Oh okay"

"Its nice to meet you"

"You too"

"See you around, Jaz" ucapnya sambil melambaikan tangan padaku

"See ya" aku pun membalas lambaiannya singkat. Sedikit kesepian sih setelah ditinggal sama Corner. He's good boy. 

Berencana balik ke rumah, aku baru menyadari kalau tadi malam sepertinya hujan deras, terlihat ada beberapa genangan air kecil. 

Byuuur..

Ahhhh! Tiba-tiba ada sepeda motor sport dengan kecepatan tinggi melewatiku yang menyebabkan genangan air itu mengenai baju.

'Aduh! Orang itu gak punya tata krama atau gimana nih. Wong edan (orang gila)' gerutuku dalam hati. Aku selalu menggunakan sedikit bahasa jawa kalau aku lagi marah.

Bajuku benar-benar kotor. Bad day! Aku mempercepat langkahku. Setelah sampai rumah, aku langsung membersihkan diriku dan turun ke bawah untuk makan siang. Ternyata dimeja makan gak ada apa-apa.

Yasudahlah, aku masak yang instan aja. Nasi goreng? Not bad. Aku pun memasak untuk dua orang, satu untukku dan satunya untuk Eleanor. Ngomong-ngomong Eleanor kemana ya? Berjalan ke kamarnya lalu mengetuk pintu

"El?" Panggilku sambil mengetuk pintu. Tak ada jawaban. "El?" Tetap tak ada jawaban. "EL?!" Kali ini aku memanggilnya lebih keras.

"What?!" Dia pun membuka pintu kamarnya.

"Kau gak makan siang? Aku buatkan nasi goreng untukmu"

"Makan aja sendiri!" ucapnya langsung menutup pintu dengan keras

'Ya Tuhan. Anak itu kenapa sih? Yasudahlah aku makan sendiri aja' batinku 

Eleanor's POV

Kenapa aku bisa jahat pada Jazmyn? Padahal hubunganku sama Jazmyn sangat dekat sekali. Aku harus minta maaf ke Jazmyn sebelum dia berburuk sangka terlalu buruk.

Eleanor's POV ends

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

penasaran dengan muka Cody? I give you the picture of him

Bad Boy vs Good GirlWhere stories live. Discover now