Chapter 13

2.9K 72 2
                                    

Aku melihat Max yang sedang tertidur diatas tanganku. Tangan kiriku selalu digenggam olehnya. Aku tak menolaknya maupun menerimanya.

Aku memperhatikannya. Kapan lagi aku bisa melihatnya lagi sepuasku? Bulu matanya yang lentik, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, bibirnya yang... oh God his lips look so soft.

Rambutnya menutupi wajahnya sebagian. He has dirty blonde hair. Ingin rasanya aku benahi rambutnya kebelakang agar aku bisa melihat wajahnya lebih leluasa.

Yang paling ku suka darinya adalahnya matanya. He has bright blue eyes. Matanya benar-bener jernih seperti kristal. Ketika kau melihat matanya dicahaya yang minim, kau bisa melihat betapa biru matanya

"Belum puas melihat wajah tampanku?" ucapnya yang masih menutup matanya.

Aku tak menjawab perkataannya karena pipiku rasanya sudah memanas

"You're blushing Jaz. How cute" ucapnya setelah dia duduk dengan benar. Aku memalingkan wajahku darinya.

"Stop it jerk"

"Oww it hurts"

Max's POV

"Oww it hurts" aku berpura-pura sedih karena pekataannya barusan

"No no. I'm sorry Max, I didn't mean...." Aku menaruh jari telunjukku dibibirnya

"Sshhh its fine Jaz" ucapku sambil tersenyum tulus.

Aku melihat Jazmyn menggembungkan pipinya. Lucu sekali. Ingin sekali kucubit pipinya itu. Aku baru sadar kalau dia punya 2 dimples

"Kau belum puas mem-bully aku habis-habisan di sekolah?"

"Sedikit" ucapku sambil menempelkan jari telunjukku dengan ibu jariku

"Kau benar-benar keterlaluan Max" ucapnya lalu membalik badannya. Kali ini dia memunggungi.

"Aku hanya bercanda Jazzy" Pintaku sambil berdiri dilututku agar aku sejajar dengan muka Jazmyn.

"Jazzy?" Tanyanya binggung

"Namamu terlalu susah untuk diucapkan"

"Aku tak mau kau memanggilku dengan panggilan itu"

"Aku tak membutuhkan persetujuanmu, Jazzy"

"Kamu benar-benar menyebalkan Max"

"Aku memang menyebalkan tapi kau menyukaiku kan?" ucapku mulai menggodanya

"Kapan aku bilang kalau aku menyukaimu?"

"Kau tak menolak ketika aku mencium keningmu sebelum kau..."

"MAX!"

"Mengakulah Jazzy" aku semakin menggodanya

"Max lebih baik kau pergi saja"

"Aku diusir nih?"

"Ya"

"It hurts Jazzy" aku berpura-pura terluka sambil memegang dadaku

"I don't care" dia memunggungiku lagi

"Jazzy"

"...."

"Jazzy?"

"...."

"Jazmyn"

"What?" Aku mendengar responnya lalu berjalan ke arahnya untuk melihat mukanya.

"Jangan cemberut dong"

"...."

"Smile please?" Pintaku. Ku lihat dia menunjukkan senyum paksanya. Tapi aku tau kalau dia melakukannya dengan tulus

Bad Boy vs Good GirlWhere stories live. Discover now