Alexander Gwendolen

661 53 0
                                    

Pulang sekolah seperti biasa Lexy langsung berlari menuju kamarnya dan membuka laptop kesayangan hadiah ulang tahun dari Dad. Berbeda dengan aku, seperti kebiasaan lama pulang darimana saja aku pasti langsung pergi ke kamar mengambil baju dan mandi setelah itu makan lalu menonton televisi atau bermain game. Ya aku akui aku memang sedikit lebih bersih, rapi, dan teratur  daripada Lexy yang agak malas meskipun aku anak laki-laki dan dia anak perempuan.

Aku sedang sibuk membolak-balikan channel  mencari tayangan apa yang bagus hari ini sambil duduk santai di sofa putih di ruang tamu. Tiba-tiba saja ada angin yang lewat di belakangku ternyata itu Lexy.

Sedang apa dia berlari-lari kedepan. Jiwa kepoku keluar aku mengikutinya kedepan. Di ambang pintu aku melihat Lexy membukakan pintu gerbang untuk seorang laki-laki. Dia memakai seragam yang sama dengan yang aku dan Lexy kenakan itu berati dia satu sekolah dengan kami. Aku lihat mereka mengobrol akrab seperti sudah lama saling kenal. Tak lama laki-laki itu menunjuk ke arahku lalu pamit pulang. Setelah menutup pintu gerbang Lexy berjalan masuk lalu kutanya dia

"Siapa?"
"Teman" jawabnya sambil tersenyun.

Lalu segera aku lari kedepan

"Hei tunggu jangan pulang dulu" teriakku.

Laki-laki itu menoleh dan berbalik. Aku membuka pintu pagar dan melangkah kedepan.

"Ya ? Ada apa ya ? Tanyanya sopan.

"Emm engga, cuma mau nanya kamu kenal Lexy?"

"Iya baru kenalan tadi di sekolah gue teman sekelasnya"

"Oh"

"Kenalin gue Harry Wijaya"

"Oh ya aku Alex saudara kembar Lexy"

"Senang bisa kenalan"

"Ya aku juga"

Lalu kami tertawa bersama dan mulai berbincang.

"Jadi kalian pindah ke Indonesia itu karena pekerjaan orang tua ?"

"Iya Dad lagi diminta sama ayahnya untuk mengurus cabang yang ada di Indonesia"

"Wah hebat ya kalian berarti anak pengusaha kaya banget enak kalian kalau mau apa-apa pasti langsung dapat dengan gampang"

"Engga juga lah banyak juga gaenaknya, mom sama dad lebih sering di luar rumah ngurusin pekerjaan jadi jarang ketemu, mereka selalu pergi pagi-pagi sekali pulangnya juga larut malam bahkan hari libur sekalipun, aku setiap hari cuma bertiga sama Lexy dan Austine (pembantu mereka dari Prancis ikut ke Indonesia)"

"Ya tapi itu kan mereka lakuin juga untuk kalian berdua supaya kalian bisa hidup berkecukupan, ga kayak keluarga gue emang sih keluarga gue keluarga yang cukup berada tapi ga sekaya kalian, seengganya masih bisa nyekolahin gue di sekolah internasional yang mahalnya kebangetan, masih bisa beli gadget, masih bisa punya rumah mungil satu yang gedenya mungkin cuma segede ruang tamu lo kali, mobil mungil satu dan motor gue satu, makanya kalian harus tetap bersyukur sama keadaan kalian sekarang yang punya rumah segede istana presiden, mobil mahal banyak dan lain-lain."

"Iya aku juga bukannya ga bersyukur tapi kan ya betapa menyenangkan kalau bisa punya waktu lama bareng keluarga"

"Ya, tapi kita juga harus inget Tuhan itu maha adil setiap manusia pasti dikasih kelebihan dan jekurangan di dalam hidupnya, gaada manusia yang sempurna"

"Iya aku tau makanya aku cuma bisa berharap mungkin orang tuaku bisa sedikit menyisihkan waktu untuk kami"

"Kalau begitu gue juga berharap supaya keluarga gue bisa dapat uang yang berlimpahan supaya bisa upgrade semua batang yang gue punya sekarang biar bisa deketin Lexy hahahaaha"

"Hahaha, kamu naksir Lexy?"

"Emm engga tau juga kayaknya sih begitu"

"Goodluck deh kalau gitu hahaha"

"Wah dapat restu nih?"

"Yaa gitu lah hahaha"

"Yaudah kalo gitu gue balik ya"

"Oke"

Percakapan kami berlanjut sampai pukul enam sore. Lalu akhirnya Harry pamit pulang dan aku pun masuk ke dalam rumah.

"Lexy belum keluar dari kamar tine ?"

"Belum, mungkin dia tidur"

"Oke"

"Mau dibuatkan teh ?"

"Boleh, terima kasih"

"Sama-sama, ditunggu tehnya tuan muda"

Beberapa menit kemudian Austine datang membawa secangkir teh dan meletakannya di meja di depanku.

"Terima kasih Austine"

"Sama-sama tuan muda"

"Jadi Harry naksir Lexy?" Pikirku sambil menyeruput teh Prancis buatan Austine yang enak dan harum. Seketika aku teringat gadis yang kutabrak tadi dikantin. Gadis imut itu "siapa namanya?" Pikirku lalu tersenyum membayangkan wajahnya. "Besok akan kucari tau di sekolah" lalu aku pergi ke kamar Lexy dan melihat dia sedang tertidur dengan laptop yang masih menyala.

"Kebiasaan lama" ucapku pelan.

Lalu aku membereskan barang barangnya yang berantakan dan mematikan laptopnya. Setelah itu aku membangunkan dia untuk makan malam. Masakan lezat Austine sudah menunggu di meja makan untuk disantap.






Sekian saja ya part 7 nya hehehe. Part selanjutnya akan lebih seru lagi kawan-kawan baca terus ya jangan lupa vote dan comment thanks

Our School MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang