Prolog

3.1K 196 0
                                    

Para pejalan kaki kini tengah menatap seorang pria dengan pakaian serba hitam yang melekat pada tubuhnya. Tidak lupa juga lelaki itu mengenakan topi dan masker sehingga menutupi sebagian besar wajahnya.

Orang-orang memperlihatkan rasa kegelisahannya terhadap lelaki tersebut. Kalian ingin tau alasannya? Lelaki itu batuk dengan terus menerus dan cukup lantang di tengah keramaian kota. Di sisi lain, ia tengah menggendong balita yang tertidur dengan pulas.

Ada dua kemungkinan mengapa para pejalan kaki memperhatikannya. Pertama, orang-orang menganggap bahwa lelaki itu adalah seorang penculik yang sedang tidak sehat. Kedua, orang-orang menganggap bahwa lelaki itu berbahaya karena dapat menularkan penyakitnya pada sang balita.

Lelaki itu tidak ingin memikirkan tatapan orang-orang di sekitarnya dan hanya menghela nafasnya dengan kasar. Rasanya ia ingin mengumpat dengan keras.

Ia sedang dalam kondisi yang kurang sehat. Lantas, mengapa tetangganya menitipkan anak mereka karena sibuk dengan masalah pekerjaan? Waktunya sangat tidak tepat.

Lelaki itu masih saja batuk dengan lantang. Sungguh, rasanya ia ingin menghanyutkan diri bersama sungai. Ia tidak habis pikir. Mengapa tetangganya tidak menyewa penjaga anak saja? Mengapa mereka mempercayakan anaknya kepada seorang remaja lelaki?

Ia terus mengeluh dalam batin hingga tidak menyadari kehadiran seorang perempuan di sampingnya.

Perempuan tersebut kemudian menepuk bahu lelaki itu. Ia segera tersenyum tipis setelah lelaki itu mau menoleh ke arahnya.

Gadis itu merogoh-rogoh sakunya dan mengambil sejumlah permen herbal. Ia menyodorkan tangannya kepada lelaki itu.

"Makan ini. Mungkin batukmu dapat sembuh." Ujar perempuan tersebut. Lelaki itu pun dengan senang hati menerima permen herbal yang diberikannya.

"Kalo sakit kenapa malah ke luar rumah? Bawa anak kecil pula." Tanya gadis tersebut kemudian.

"Saya mau beli makanan, tapi gak mungkin anak kecil ini saya tinggal sendirian di rumah kan?" Jawab lelaki itu. Gadis di hadapannya mengangguk mengerti dengan ucapannya.

"Apa ini adikmu?" Tanya perempuan itu lagi dengan penasaran.

"Ini sebenarnya anak tetangga saya. Mereka menitipkannya karena ada urusan pekerjaan. Saya tidak mengerti, kenapa mereka mempercayakan anaknya pada saya meskipun kondisi saya tidak begitu sehat." Jawab lelaki itu seraya menggerutu.

"Sepertinya kamu kesulitan mengurus  anak ini karena sedang sakit. Bagaimana kalau kutemani?" Ujar gadis tersebut memberi saran. Lelaki di hadapannya sempat berpikir sejenak, namun ia segera menganggukkan kepalanya.

"Oh ya, namaku Eva. Senang bertemu denganmu." Gadis tersebut mengulurkan tangannya seraya memberikan senyuman manisnya.

Pada detik itu juga, lelaki tersebut telah hanyut ke dalam senyuman Eva.

[#2] The Truth Untold [SlowUpdate]Where stories live. Discover now