A/N
HAII! Gue ujung-ujungnya update lagi (Mumpung ada waktu liburan). Kalau part kali ini kurang panjang mohon maklumi. Tidak ada ide :'***
Satu kata untuk keadaan Eva saat ini,
Lelah.
Semakin hari kehidupannya semakin dipenuhi drama seperti sinetron-sinetron Indonesia. Tidak pernah terlintas dalam benaknya setitikpun mengenai hal-hal yang ia alami saat ini.
Liat orang gila aja belum pernah, tapi sekalinya ketemu langsung berurusan dengannya. Batin Eva berkata.
Hei, Eva itu seorang introvert. Tentu saja ia tidak mahir dalam mengatasi hal ini.
Kemudian perempuan tersebut menghela nafas perlahan, mengedarkan pandangan terhadap sekelilingnya untuk mencari keberadaan Risa.
"Hai Eva!" Eva tersentak kaget saat seseorang merangkulnya secara tiba-tiba dari belakang. Kemudian ia menghela nafas dengan kasar.
"Lo lagi, lo lagi. Ngapain sih?" Ujar perempuan tersebut dengan ketus.
"Oh, ayolah. Jangan judes gitu dong. Mendingan kita makan bareng ke kantin. Ya gak?" Ucap Devon seraya melemparkan senyuman.
"Gak." Balas Eva singkat kemudian meninggalkan lelaki tersebut.
"Hey, tunggu!" Kemudian ia segera menyusul pergerakan Eva.
Lelaki tersebut mengikuti Eva ke manapun ia melangkah. Layaknya pengawal yang menjaga tuannya agar selalu aman. Siswa-siswi di sekeliling mereka menatap keduanya dengan rasa penasaran sekaligus bingung.
"Lo bisa gak sih jangan ngikutin gue terus?!" Eva sudah tidak tahan dengan perilaku Devon.
"Tapi gue mau makan sama lo, Va."
"Gue gak mau!" Balas Eva ketus.
"T-tapi.." Kemudian Devon menunjukkan senjata terbaiknya. Ia memasang tampang melas, semelas mungkin. Membuat Eva menatapnya dengan perasaan jengkel sekaligus tidak tega.
Perempuan tersebut akhirnya menghembuskan nafas menyerah. "Yaudahlah terserah lo."
Kemudian Devon tersenyum lebar seraya kembali mengikuti Eva. "Makannya di taman belakang ya?"
"Hmm."
***
Hening. Tidak ada satupun yang berbicara. Devon tidak tau apa yang ingin ia bicarakan. Sedangkan Eva tetap menikmati makan siangnya. Sampai akhirnya lelaki tersebut memecah keheningan.
"Va."
"Hm?"
"Jadi kapan lo terima gue sebagai pacar lo?" Saat itu juga Eva tersedak makanannya setelah mendengar pertanyaan Devon.
"Nih minum." Eva segera menyambar botol minum yang Devon berikan lalu meminumnya. Tanpa berpikir dua kali.
"Eh, tadi kan gue gak bawa minum." Ujar Eva bingung pada dirinya sendiri.
"Emang. Itu minuman gue." Untuk kedua kalinya, Eva tersedak lagi. Devon yang melihat kejadian tersebut menahan tawanya sebisa mungkin dari awal sampai akhirnya tawanya pun pecah.
"Lo gila ya?!" Ujar Eva kesal dengan wajah memerah menahan malu.
"Lo lucu, Va." Dan untuk kedua kalinya, wajah Eva memerah.
"Gue gak habis pikir kenapa ada orang kayak lo di dunia ini." Eva memijat pelipisnya frustasi.
"Kenapa? Gak pernah liat cowok seganteng gue ya?" Ujar Devon seraya tersenyum mengejek.
"Bukan. Tapi orang segila lo."
"Cogan mah bebas." Kemudian Eva tertawa kencang setelah mendengar pernyataan Devon. Lelaki tersebut tersenyum tipis melihat gadis di hadapannya.
"Jadi gimana?"
"Apanya?" Tanya Eva bingung.
"Lo mau kan jadi pacar gue?" Eva terlihat berpikir sejenak.
"Gue belum bisa." Balas Eva. Membuat Devon bertanya-tanya.
"Kenapa?" Tanya lelaki tersebut.
"Karena kita belum terlalu mengenal satu sama lain. Terlebih lagi, gue dengar-dengar lo playboy. Gue masih harus mengamati lo dulu. Gak apa-apa kan?" Ujar Eva meyakinkan.
Lelaki tersebut menghembuskan nafasnya perlahan "Ya sudahlah."
"Oh, ya." Devon seperti mengingat sesuatu.
"Kenapa?" Tanya Eva bingung.
"Lo bilang lo belum terlalu kenal gue kan?" Eva menganggukkan kepalanya.
"Kita juga belum resmi berkenalan. Gimana kalau kita memulai dari awal?" Ujar Devon seraya tersenyum tipis. Kemudian lelaki tersebut mengulurkan tangannya.
Eva menatap tangan Devon ragu-ragu. Namun pasti, perlahan ia menyambut tangan tersebut dengan lembut.
"Kenalin, nama gue Devon Rustantara, anak kelas 11 IPA-2. Semoga kita bisa berteman dengan baik."
"Gue Audreeva Nathanael, kelas 11 IPA-1. Salam kenal."
Keduanya tersenyum tipis seraya menatap satu sama lain. Dibalik semua itu tidak ada yang tau,
bahwa masa yang buruk akan menyerang salah satu diantara mereka.

YOU ARE READING
[#2] The Truth Untold [SlowUpdate]
Fiksi Remaja[Sequel Cool Girl VS Cold Boy] [Ganti nama dari My Flirty Boyfriend jadi The Truth Untold] Mengenal seorang Devon Rustantara yang memiliki segalanya mungkin akan membuatmu berpikir bahwa dunia itu tidak adil. Yah, setidaknya itulah yang dipikirkan o...