story continues
Flashback on
Tiba-tiba ia berada di tengah desa. Ia melihat sekitar. Semua warga desa ketakutan karenanya. Ia dilempari oleh apapun yang mereka pegang. Bahkan mereka melemparinya dengan batu sehingga sampai kulitnya berdarah. Ia berjalan cukup lama ditambah dengan lemparan batu.
Malam pun tiba. Hujan pun turun dengan deras. Ia masih berjalan tanpa tujuan. Ia ambruk di sebuah pohon besar. Entah kenapa pandangannya kabur dan tak sadarkan diri.Flashback off
"Kau...tidak takut?" tanya Sehun. Wanita itu menggeleng. Wanita itu duduk di sebelah Sehun.
"Appaku...pernah menasehatiku kalau kita harus sayang kepada semua makhluk hidup, meskipun makhluk itu menakutkan atau mengerikan," ujar wanita itu.CKLEK
"Appa," ujar wanita itu setelah melihat pria paruh baya masuk ke rumah wanita itu. Sehun pun menoleh.
"Lee Ajhussi..." gumam Sehun.
"Oh, kau mengenal appaku?" tanya wanita itu dengan penasaran. Pria paruh baya itu juga menoleh ke arah Sehun. Ya, pria paruh baya itu adalah Paman Lee, orang yang dulunya bekerja di istana Oshun sebagai guru pembimbing Sehun.
"Kenapa mata makhluk itu seperti mata Pangeran?" batin Paman Lee. Paman Lee memberi senyuman kepada Sehun.
"Lee Ajhussi," batin Sehun senang.
"Ajak dia makan nak," ujar Paman Lee. Wanita itu tersenyum.
"Kajja kita makan," ajak wanita itu. Hendak pergi, Sehun menghentikannya dengan tangannya.
"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Sehun.
"Lee Eunji, panggil saja Eunji. Dan siapa namamu?" tanya wanita itu, Eunji.
"Se...ARGHH!!" Sehun langsung memegang lehernya.
"Gwenchana?! Mianhae, seharusnya aku tidak menanyakan namamu," panik Eunji. Leher Sehun semakin sakit seperti ada yang mencekiknya dan sangat panas. Kalung yang dipakai Sehun menyala.
"Ani!! Bukan...kau...yang...salah...argh!!" ujar Sehun terbata-bata dengan memegangi lehernya yang semakin sakit.
"APPA!! Tolong makhluk ini!!" teriak Eunji. Paman Lee berlari menuju putrinya.
"Wae gurae nak?" tanya Paman Lee.
"Nan mollasseo appa, ia seperti ini setelah aku menanyakan namanya," panik Eunji. Paman Lee melihat kalung Sehun yang menyala merah seperti api. Dilihatnya mata batu yang ada di kalung Sehun. Paman Lee melihat makhluk hitam yang mencekik manusia. Tunggu dulu...Paman Lee melihat manusia itu.
"Pangeran?" batin Paman Lee.
"Tolong aku!! Argh!!" rintih Sehun. Paman Lee mulai memegang leher Sehun. Rasa sakit Sehun pun mulai hilang.
"Anda tidak apa-apa?" tanya Paman Lee. Sehun mengangguk.
"Kenapa...appa tiba-tiba berbicara formal?" tanya Eunji.
"Dia..." hampir Paman Lee bicara, tangannya merasakan sesuatu menghentikannya. Dilihatnya Sehun yang menggelengkan kepalanya. Paman Lee mengerti.
"Kita harus sopan kepada semua orang nak," ujar Paman Lee.
"Sekarang pergilah makan,"
"Lalu appa?"
"Appa akan bicara dengan makhluk ini sebentar. Makanlah dan jangan mendengarkan pembicaraan appa," ujar Paman Lee. Paman Lee berbicara seperti ini karena beliau tidak mau Sehun kesakitan seperti tadi.
"Mari kita bicara di luar," ajak Paman Lee. Sehun pun merangkak ke luar.Sampai di luar, Sehun disuruh duduk di tangga teras dan menunggu Paman Lee.
"Apa Lee Ajhussi mengenalku?" batin Sehun heran. Ia terkejut melihat air yang tiba-tiba di bawahnya.
"Apa...yang Anda lakukan?" tanya Sehun.
"Lihatlah air di bawah Anda, Pangeran," ujar Paman Lee.
"P-p-pang...ngeran? Anda...mengenalku?" tanya Sehun. Sehun melihat air di bawahnya. Dilihatnya wujud manusianya di air.
"Iya Pangeran, saya mengenal Anda," ujar Paman Lee.
"Tapi...bagaimana Anda mengenalku?" tanya Sehun. Paman Lee tersenyum.
"Saya melihat di batu kalung Anda. Saya melihat Anda dicekik oleh makhluk hitam dengan mata merah mencolok," ujar Paman Lee. Paman Lee melihat Sehun sedih.
"Saya tahu apa yang terjadi terhadap Anda, Pangeran," ujar Paman Lee. Sehun menatap Paman Lee.
"Saya tahu, istana milik Raja telah diambil alih oleh makhluk hitam yang sama dengan yang ada di batu permata kalung Anda," Sehun sedih mendengarnya.
"Raja...telah dikutuk menjadi batu oleh makhluk hitam itu," Sehun terkejut mendengar Paman Lee mengenai ayahnya.
"Appa?" air mata tak bisa ditampung lagi. Ia menangis. Paman Lee menepuk punggungnya.
"Jangan khawatir, Pangeran. Saya akan membantu Anda untuk mematahkan sihir pada Anda dan kerajaan Raja," Sehun tersenyum senang.
"Silakan masuk Pangeran. Saya permisi dulu," pamit Paman Lee. Sehun mengangguk.
Sehun tetap berada di teras rumah Paman Lee. Ia masih memikirkan cara untuk mengambil istana milik ayahnya.
"Yak," kejut Eunji. Sehun pun menoleh. Ia melihat Eunji yang duduk di sebelahnya.
"Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah ini sudah malam?" tanya Eunji.
"Nanti...aku bisa masuk..." ujar Sehun.
"Makanlah, ayah sudah menyiapkan makanan untukmu," Sehun mengangguk dan masuk ke rumah.
Di meja makan, ia melihat daging di depannya. Ia ambil dan langsung ia lahap seperti hewan.
"Ckckckck..." decak Eunji dengan menggelengkan kepalanya.
"Wae?" tanya Sehun.
"Kau seharusnya tidak makan seperti itu," tegur Eunji. Sehun terdiam. Ia meletakkan dagingnya.
"Aish...kenapa aku seperti binatang?" batin Sehun kesal.
"Pertama, kau pegang garpu di tangan kanan, seperti ini," ujar Eunji dengan menunjukkannya kepada Sehun. Sehun memegang garpu dan melakukannya dengan sama.
"Kedua, pegang pisau di sebelah kiri," Sehun mempraktekkan apa yang ditunjukkan oleh Eunji.
"Lalu, makan seperti ini," Sehun sedikit tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Eunji. Ia mempraktekkannya dengan ragu-ragu.
"Kenapa aku menjadi lupa segalanya?" batin Sehun. Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan yang menggenggam tangannya dan menggerakkan tangannya.
"Nah seperti ini," ujar Eunji dengan menggerakkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of TRUE LOVE (FINISH)
Fanfictionmenceritakan seorang Oh Sehun yang harus mendapat kutukan dari makhluk jahat agar dunia dapat dikuasai oleh makhluk jahat tersebut. dengan mendapat petunjuk dari peri, Sehun dengan ditemani Eunji berpetualang mencari jalan keluar agar dunia kembali...