Chapter 5

401 47 0
                                    

Eunji dan Sehun bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke tempat yang sudah diberi petunjuk oleh Ratu Peri. Wujud Sehun kembali menjadi monster. Eunji sedih melihatnya.
“Pergilah dan cari kristal bercahaya di tempat yang kemarin kutunjukkan,” ujar Ratu Peri.
“Nde,” jawab mereka berdua serempak.
“Dan kau Shun-ssi?”
“Nde Ratu?” Sang Ratu mendekat ke arah Sehun. Sang Ratu memakaikan sebuah kalung kristal kepada Sehun.
“Gunakan kalung ini jika kau membutuhkannya,”
“Nde Ratu, gamsahamnida,” ujar Sehun. Eunji dan Sehun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju gunung permata.

2 hari perjalanan, akhirnya mereka sampai di gunung permata. Eunji segera turun dari tubuh Sehun.
“Eunji-ah,”
“Nde Shun-ah?” jawab Eunji.
“Kau bilang permata yang dibutuhkan ada di puncak, lalu bagaimana caranya kita ke puncak?”
“Hm,” Eunji berpikir. Ia ingat dengan kata-kata Ratu Peri.
…kalian harus menemukan sebuah tulisan yang dapat membantu kalian untuk mendapatkannya…
“Ah, aku tahu. Ikuti aku,” ujar Eunji dengan menarik tangan Sehun.

Sehun bosan dengan keadaannya sekarang. Sedari tadi ia melihat Eunji yang tengah mencari-cari apa yang dicari Eunji sementara dirinya hanya diam. Tiba-tiba kalung kristal milik Sehun bercahaya.
“Oh, Shun-ah, apa yang terjadi dengan kalungmu?” tanya Eunji dengan mendekat ke arah Sehun.
“Molla,” Eunji terus menatap kalung Sehun dan ia melihat sebuah tempat di kalung Sehun.
“Ah, aku tahu tempatnya,” ujar Eunji dengan pergi mencari tempat yang dicarinya.
“Tempat apa?” Sehun mengikuti langkah Eunji.
Sampai di tempat yang Eunji cari, Eunji berjongkok dan mencari tulisan yang ada di kalung Sehun tadi.
“Tadi di mana ya? Bukankah ini tempatnya?” gumam Eunji. Sehun ikut berjongkok.
“Apa yang kau cari?” tanya Sehun.
“Tulisan,”
“Tulisan?”
“Nde, tulisan yang membantu kita untuk mendapatkan batu kristal untuk tongkat yang kubawa itu,” jelas Eunji. Sehun berpikir. Ia melihat sebuah batu marmer yang berukuran sedang tertutup salju. Tangan Sehun pun menyingkirkan salju itu.
“Assa, itu tulisannya. Kau pintar sekali,” puji Eunji.
“Sebelumnya aku juga pintar bukan?” Eunji melirik Sehun.
“Ck…yang benar saja,” cibir Eunji. Sehun melihat tulisan itu.
“Tulisan apa itu?”
“Diamlah,” desis Eunji. Eunji mulai membaca tulisan itu.
“Gunung permata, gunung yang sejati bagi dunia. Batu permata yang berkilauan, ada di puncak gunung ini. orang yang memiliki hati tuluslah yang dapat mengambil batu permata mulia ini,”

GRRRKKK

Gunung permata itu tiba-tiba gemuruh dan membuat Eunji ketakukan. Sehun pun melindungi Eunji. Dilihatnya beberapa anak tangga yang dapat mengantarkan ke puncak gunung permata.
“Whoah…daebak!!” kagum Sehun.
“Kajja kita ke puncaknya,” ajak Eunji. Eunji menggandeng tangan Sehun dan pergi ke puncak.
Sampai di atas, mereka kembali mencari tulisan untuk membuka dinding, di mana batu kristal itu berada. Lagi-lagi Sehun menemukan batu marmer yang berada di dinding salju. Ia kembali membersihkan salju dari batu marmer tersebut.
“Tulisan lagi?” pekik Sehun.
“Eoh? Eodiya?” tanya Eunji dengan berlari kecil ke arah Sehun.
“Ah, gurae. Ini tulisan,”
“Itu tulisan apa huh?”
“Ini tulisan yang hanya bisa dibaca oleh manusia bodoh,”
“Aku juga manusia,”
“Tapi wujudmu sekarang? Bukankah kau pernah bilang, saat kau menjadi hewan otakmu juga berubah menjadi hewan juga? Dasar bodoh,” ejek Eunji.
“Yak!!”
“Diamlah,” desis Eunji. Mau tak mau Sehun diam.
“Puncak gunung permata, di mana ada pintu tersembunyi yang terdapat batu permata yang suci di dalamnya. Orang yang tulus dan memiliki kegigihan yang tangguhlah yang dapat membuka pintu ini dan mendapatkan batu permata yang suci,”
Lagi-lagi puncak gunung permata bergetar dan terbukalah sebuah pintu rahasia.
“Whoah…”
“Daebak,” malas Eunji. Sehun terkekeh.
“Kau selalu seperti ini,” cibir Eunji.
“Bukankah aku masih dua kali terkagumnya?”
“Oh? Jjinja?”
“Hm,” ujar Sehun mengangguk.
“Lupakan, kajja kita masuk,”

Setelah mereka masuk, lagi-lagi Sehun terkagum-kagum melihat pemandangan yang menakjubkan ini.
“Whoah…”
“Shun-ah!”
“W-wa-wae?” tanya Sehun.
“Aku bosan mendengarmu yang terus terkagum-kagum,” sebal Eunji .
“Mian,” ujar Sehun. Eunji menggelengkan kepalanya dan mulai mencari batu permata yang berkilauan itu.

10 menit telah berlalu, tetapi mereka tak menemukan batu yang mereka cari.
“Di sini banyak batu permata, tapi yang dibutuhkan adalah batu permata yang berkilauan,” kesal Eunji. Eunji lelah telah mencari-cari batu tersebut.
“Biar aku yang mencarinya,” sahut Sehun.
“Ani, biar aku saja,” tolak Eunji. Eunji kembali mencari batu tersebut. Sehun menatap Eunji kasihan. Dilihatnya kalung permatanya bercahaya dan cahaya tersebut menyorot entah ke mana. Sehun mulai mengikuti sorotan cahaya tersebut.
“Yak Shun-ah, eodiya?” tanya Eunji dengan mengikuti Sehun.
“Molla, sepertinya cahaya ini menyorot ke tempat di mana batu permata berkilauan itu berada,” jawab Sehun.
“Oh,” ujar Eunji. Benar dugaan Sehun, kalungnya bersinar menunjukkan kepada sebuah batu permata yang berkilauan.
“Whoah…daebak!!” puji Eunji. Sehun melirik Eunji.
“Sekarang giliranmu yang terkagum,” remeh Sehun. Eunji melirik kesal dan langsung menghampiri batu tersebut. Sehun mengikutinya dari belakang. Dengan hati-hati Eunji mengambil batu itu. Gotcha!! Eunji berhasil mendapatkan batu itu. Sekarang mereka segera pergi dari dalam gua batu permata.

Sampailah mereka di luar. Kini mereka segera melanjutkan perjalanannya menuju kekuasaan devil. Sehun dengan hati-hati memilih jalan yang aman untuk Eunji. Entah kenapa ia memiliki firasat buruk yang akan menimpa Eunji. Eunji yang merasakan pergerakan Sehun yang sepertinya tengah memikirkan sesuatu akhirnya memilih untuk berhenti.
“Wae gurae Shun-ah?” tanya Eunji.
“Oh? Ani,” ujar Sehun.
“Hari sudah gelap sebaiknya tidurlah,” ujar Sehun dengan menyalakan api untuk menghangatkan mereka. Eunji pun tidur di dekapan Sehun dan memejamkan matanya. Wujud Sehun kembali manusia. Hampir terlelap, Eunji merasakan ada yang berbeda dari Sehun. Dibuka matanya dan melihat wajah Sehun yang seperti manusia.
“Apa…aku hanya mimpi?” gumam Eunji dengan melihat sedikit tak sadar. Sehun menoleh.
“Kau tidak mimpi Eunji-ah,” jawab Sehun. Eunji kembali sadar. Benar, Sehun berubah wujud menjadi manusia. Eunji tersentak dan duduk bersebelahan dengan Sehun.
“Tapi…bagaimana…”
“Aku akan berubah wujud setelah larut malam Eunji-ah,” jelas Sehun.

TES

“W-w-wae? Kenapa kau menangis?” tanya Sehun.
“Aku menangis? Ani, aku hanya senang kau kembali berwujud manusia,” ujar Eunji. Sehun tersenyum. Ia menghapus air mata Eunji dengan ibu jarinya dan langsung mennariknya ke pelukannya.
“Nado Eunji-ah, aku juga senang wujudku kembali manusia,” ujar Sehun dengan mempererat pelukannya.
“Tidak bisakah wujudmu tetap manusia?” tanya Eunji.
“Ani Eunji-ah, kita harus melawan devil terlebih dahulu. Karena dialah yang menyihirku,” ujar Sehun. Sehun melepas pelukannya dan menatap Eunji. Eunji melihat mata teduh Sehun.
“Apa kau juga menyukaiku Eunji-ah?” tanya Sehun. Eunji mengangguk.
“Nde, nado johahae,” ujar Eunji dengan senyumannya yang indah. Sehun ikut tersenyum. Perlahan kepala Sehun mendekat dan mulai memiringkan kepalanya dengan memejamkan matanya. Eunji mulai memejamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya. Bibir Sehun menyentuh bibir Eunji dan mulai menyapu bibir Eunji dengan lembut. Eunji mulai menyeimbangkan gerakan bibir Sehun.
Tak lama, mereka melepas ciuman mereka. Mereka saling bertatapan.
“Tidurlah, aku akan memelukmu,” ujar Sehun dengan mendekap Eunji agar Eunji terlindungi.

The Legend of TRUE LOVE (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang