Chapter 7

418 48 0
                                    

Pagi harinya, Sehun bergegas mencari keberadaan Eunji.
“Kau di sini saja nde, aku akan pergi dan membawa Eunji kembali. Setelah aku kembali, aku akan membawamu pulang ke rumahku,” jelas Sehun pada Seji, kelinci Sehun.
“Kau sangat baik padaku. Baiklah, aku akan di sini dan menunggumu,” Sehun mengangguk. Sehun pun pergi dan memulai perjalanannya kembali mencari Eunji.

Tak lama, akhirnya ia menemukan tempat di mana Eunji diculik. Tempat itu begitu menyeramkan. Kabut hijau mengelilingi tempat itu. Tempat itu tidak pernah diterangi oleh sinar bulan ataupun matahati, hanya kegelapan yang ada di tempat itu. Sehun mulai berjalan mendekati tempat itu.
Dilihatnya pintu besar yang sangat menyeramkan. Sehun bergegas untuk masuk ke dalam tempat itu. Tapi sia-sia. Pintu itu ditutup rapat oleh pemilik tempat itu. Sehun terpaksa memanjat pintu tempat itu dan…
“HABISI DIA!!!” seru penjaga yang ada di tempat itu. Sehun ketahuan menerobos pintu masuk tempat itu. Sehun berhasil mengalahkan para penjaga yang ada di pintu masuk dan segera masuk ke tempat itu. Di mana-mana terdapat penjaga. Dengan terpaksa Sehun harus melawan mereka agar rencananya tidak pudar begitu saja.

“Tuanku!!”
“Ada apa?!”
“Ada keributan di lorong istana Tuan,”
“Keributan?”
“Nde Tuan, seekor monster membuat kerusuhan di lorong,”
Ternyata salah seorang penjaga melapor kejadian yang ada di tempat itu.
“Habisi dia dan bawa dia ke hadapanku hidup-hidup!”
“Nde Tuan,”

Eunji yang semula tertidur pun terbangun mendengar kerusuhan yang ada di tempat itu. Eunji berlari ke pagar sel dan berusaha mendengar apa yang terjadi. Dilihatnya kedua penjaga yang berjalan ke arahnya. Penjaga itu membuka pintu selnya dan segera membawa Eunji.
“Tuan memintaku untuk membawamu ke hadapan Tuan,”
“LEPASKAN!! Aku tidak mau bertemu dengan makhluk busuk sepertimu dan tuanmu!!” sentak Eunji. Kedua penjaga itu langsung menyeret Eunji meskipun sulit.

Sampai di tempat Tuan itu, Eunji membelakakkan matanya melihat apa yang baru saja dilihatnya.
“S-s-shun-ah…” lirih Eunji. Yang dipanggilpun menoleh.
“Eun…ji-ah…” lirih Sehun dengan nafas yang tersengal-sengal. Eunji melihat banyak luka di sekujur tubuh Sehun.
“SHUN-AH!!!!” teriak Eunji dengan mencoba melepaskan dirinya dari makhluk itu. Tapi sia-sia saja. Eunji hanya bisa menangis berteriak. Sehun sangat ingin menangis saat ini.
“Sungguh pertunjukan yang dramatik!!” remeh makhluk itu dengan mata menyorot merah.
“DEVIL!!!!!!!!!!!” erang Sehun.
“HAHA!! KAU MASIH INGAT AKU?! Kukira…dengan aku mengutukmu…kau akan lupa selamanya kepadaku…” remeh makhluk hitam itu, Devil. Devil mendekat ke arah Sehun yang sudah kuwalahan. Mulutnya yang terus mengeluarkan darah dan sekujur tubuhnya. Devil menarik rahang bawah Sehun dan merasakan wajah Sehun yang tersengal-sengal.
“Yang Mulia,” ujar Devil di depan wajah Sehun. Sehun perlahan menatap wajah Devil dengan sekuat tenaga.
“Y-y-yang…Mulia?” kaget Eunji.
“Apa…yang kau…inginkan…dariku…” tanya Sehun terbata-bata.
“Batu Kristal,” singkat Devil. Sehun terdiam. Ia sedikit membelakakkan matanya.
“Kau terkejut? Dia yang memberikannya padaku,” tunjuk Devil ke arah Eunji. Sehun menoleh ke arah Eunji. Ia melihat Eunji menggertakkan rahangnya. Ia percaya kepada Eunji, bukan Eunji yang melakukan ini semua.
“Neo…” geram Eunji.
“Apa kau mempercayainya sekarang?”

PROK PROK

Devil bertepuk tangan dengan liciknya.
“Sungguh dramatik kisah kalian. Kalian saling mempercayai?”
“APA YANG KAU INGINKAN HUH?!!” erang Sehun.
“SHUN-AH!!!”
“Kau bertanya padaku apa yang kuinginkan?” enteng Devil. Sehun bernafas terengah-engah.
“Batu kristal. Ya, itu yang kuinginkan. Berikan batu kristal itu padaku,”
“ANDWAE SHUN-AH!!! JANGAN KAU BERIKAN BATU KRISTAL ITU PADA MAKHLUK KEJI SEPERTI DIA!!!” teriak Eunji untuk melarang Sehun memberikan batu kristal kepada Devil.
“DIAM KAU!!!” semburan cahaya melayang ke arah Eunji. Eunji tak sadarkan diri di antara para penjaga Devil.
“EUNJI-AH!!!” erang Sehun.
“JANGAN KAU SAKITI DIA!!” sentak Sehun.
“Kalau begitu berikan batu kristal itu padaku,”
“TIDAK AKAN!!!” bantah Sehun. batu permata di kalung Sehun menyala merah mencolok.
“ARGH!!!!!” erang Sehun. Sehun merasakan lehernya tercekik oleh besi panas. Ia bergerak tak karuan di antara para penjaga. Eunji terbangun dari pingsannya dan melihat Sehun yang kesakitan.
“Shun-ah…” lirih Eunji. Eunji menangis. Ia tak bisa berbuat apa-apa karena dirinya juga ditahan oleh penjaga Devil. Tubuhnya lemah, ia tak mampu untuk menggerakkan tubuhnya. Yang ia lakukan hanya menangis.
“Shun-ah…hiks…” tangis Eunji mendengar erangan Sehun.
“ARGH!!! APA…YANG…KAU…LAKUKAN…PADAKU!!!!” erang Sehun semakin keras.
“PENJAGA, PERIKSA PAKAIANNYA DAN TEMUKAN BATU KRISTAL ITU!!”
“BAIK TUAN!!!” para penjaga yang lain mulai memeriksa pakaian Sehun.  Satu diantara para penjaga itu menemukan batu kristal yang Devil minta. Penjaga itu berjalan ke arah Devil.
“Ini, Tuan,”
“Kerja bagus,”
Sehun yang tak terima mengumpulkan sekuat tenaga untuk merebut kembali batu kristal itu.
“ANDWAE!!!!” Sehun berlari ke arah Devil dan berusaha bertahan kesakitan yang ia rasakan.

JLEP

“SHUN-AH!!!!!” teriak Eunji. Eunji tak menyangka bahwa kejadiannya akan seperti ini. Sepertinya Devil sudah mempersiapkan semuanya. Pedang yang ia bawa ia tusukkan ke tubuh Sehun hingga tembus ke tubuh bagian belakang Sehun. Mulut Sehun menyemburkan darah. Devil berulang-ulang menusuk tubuh Sehun di tempat yang sama. Darah terus keluar dari mulut Sehun. Sehun menatap kosong Devil. Nafas Sehun terengah-engah.
“Ucapkan selamat tinggal pada dunia,” remeh Devil dengan mencabut pedangnya dari tubuh Sehun. Sehun bertumpu pada lututnya. Ia menyeka darahnya sendiri, tapi sia-sia saja. Darah Sehun terus mengalir. Ia melihat tangannya yang berlumuran darah. Ia tergeletak. Ia memandang lantai tempat terkutuk itu. Ia memejamkan matanya dan kehilangan kesadarannya.
“SHUN-AH!!!” tangis Eunji. Eunji menangis histeris. Ia berusaha melepaskan dirinya dari para penjaga, namun tetap saja.

Devil duduk di singgah sana dan mulai menyatukan batu kristal itu ke tongkat emas. Terpasang.
Devil mengangkat tongkat itu tinggi-tinggi.
“AKU…DEVIL…PENGUASA DUNIA INI…HAHAHAHA!!!!” lagak Devil. Semua penjaga bersorak gembira melihat Tuannya menjadi penguasa.
“TONGKAT INI AKAN MENJADI MILIKKU!!!” lagaknya lagi. Eunji memandang tak suka kepada Devil.
“Lepaskan wanita itu,”
“Baik Tuan,” para penjaga yang menahan Eunji menyentakkan lengan Eunji hingga terjatuh. Eunji berusaha sekuat tenaga berlari ke arah Sehun yang tergeletak.
“Shun-ah!! Shun-ah!! Ireonayo!! Jebal ireonayo!! Shun-ah!! Jangan tinggalkan aku!!! SHUN-AH!!” tangis Eunji menjadi-jadi. Eunji memeluk erat Sehun yang sudah tak bernafas lagi meskipun ia juga harus berlumuran darah.
“Andwae Shun-ah…jangan tinggalkan aku!” tangis Eunji. Ia tidak peduli meskipun Sehun masih berwujud monster. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Eunji menatap tajam Devil.
“Neo…”
“Kalian berdua sama-sama tidak ada untungnya,” remeh Devil.
“Tongkat emas, KUTUK MEREKA ATAS PERBUATANNYA!!!” tegas Devil dengan mengarahkan tongkat emas itu ke arah mereka. Nihil. Tidak ada perubahan.
“KUKUTUK KAU!!!” sekali lagi tidak ada perubahan.
“Bagaimana ini bisa terjadi?” kecewa Devil.
“Sungguh tidak berguna!!” Devil membuang tongkat emas itu ke arah Eunji.
“Untung saja aku masih mempunyai sihir yang lebih kuat dari tongkat emas brengsek itu,” bangga Devil dengan memainkan bola sihir di telapak tangannya. Dengan sigap Eunji mengambil tongkat emas itu dan mengarahkannya pada Devil.
“BERAKHIRLAH RIWAYATMU DEVIL!!!” kejam Eunji.
“Kau…akan menghabisiku? Dengan tongkat mainan itu?” remeh Devil. Semua penghuni tempat terkutuk itu tertawa keras ditambah Devil.
“Kau bisa menghabisiku?” tanya Devil dengan tawa hinanya.
“Aku…Lee Eunji…TIDAK AKAN MEMBIARKAN MAKHLUK KEJI SEPRTIMU HIDUP DI DUNIA INI!!!”

Tiba-tiba suara petir datang begitu saja. Semua penjaga terkejut, begitu juga Devil.
“HAHA!!! APA ITU ANCAMAN UNTUKKU?!!” remeh Devil.

“Tongkat itu hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki niat baik dan hati bersih Eunji-ah,”

Eunji teringat pesan dari Ratu Peri. Ia memejamkan matanya.
“AKU…LEE EUNJI…PEMEGANG TONGKAT EMAS MULIA INI…MUSNAHKANLAH MAKHLUK-MAKHLUK KEJI DARI DUNIA INI!!!”
Sungguh tidak bisa dipercaya. Tongkat itu mengeluarkan sinar yang sangat terang hingga menyilaukan Devil dan penjaganya. Sinat itu memancar ke arah Devil dan semua penjaganya.
Lenyaplah sudah Devil dan para penjaganya. Hujan mulai turun dengan deras. Eunji membuka matanya dan melihat tempat terkutuk itu kosong.
Apa aku berhasil?” batin Eunji terkejut. Eunji kembali melihat Sehun yang sudah tak bernafas.
“Shun-ah…” lirih Eunji. Eunji berjongkok di depan Sehun dan kembali menangis. Tak disangka Sehun pergi meninggalkannya untuk selamanya.
“Andwae Shun-ah…kau harus tetap di sini bersamaku!!” tolak Eunji. Eunji mengeratkan pelukannya. Ia melihat leher Sehun yang tidak mengenakan kalung milik Devil.
“Shun-ah!! Kumohon…jangan tinggalkan aku Shun-ah!!! Nan saranghae!! Neomu saranghae!!” tulus Eunji dengan menangis.
Ajaib. Kalung permata pemberian Ratu Peri bercahaya. Begitu juga batu kristal yang ada di tongkat emas itu. Permata Sehun dan batu kristal itu memancarkan cahayanya ke langit dan menghasilkan taburan kunang-kunang mirip bintang. Kunang-kunang tersebut perlahan menutupi tubuh Sehun.
Sehun kembali menjadi manusia. Eunji terkejut melihatnya. Ia melihat wajah lemah Sehun ditambah lehernya yang memerah.
“Shun-ah…” lirih Eunji. Eunji memeluk erat Sehun. Didengarnya detak jantung Sehun. Eunji merenggangkan pelukannya.
“Shun-ah…kau…”
“Shun-ah…” lirih Eunji senang. Eunji mengeratkan pelukannya.

The Legend of TRUE LOVE (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang