Meet You

38 4 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 00:54,tetapi para kaum hawa ini tidak ada yang berniat untuk mengistirahatkan badannya. Mereka sedang asik bercerita tentang kejadian kejadian yang terjadi di sekolah.

"Oh iya,Leen. Kata Ka Ganang,minggu depan ada beberapa alumni yang kuliah di UGM pada dateng ke sekolah,kira kira Ka Rafi dateng ngga ya?"ucap Maureen antusias.
"Hey,terus apa peduli gue,. Mau dia dateng atau engga itu terserah dia,"kataku sarkatis.
"Kan dia mantan gebetan,lo,"timpal Adrien santai.
"Hello,mantan kan bukan gebetan lagi,"cibirku.
"Iya si cuma mantan,tapi kan siapa tau bisa jadi gebetan lagi terus taken deh,"kata Elnata.
"Betul tuh,ngapain juga lo masih ngarepin orang yang ngga ngarepin lo. Berhenti nunggu sesuatu yang ngga jelas,Leen. Mending sama Ka Rafi dari pada si Rafa,kalo ngga sama siapa gitu yang penting bukan Rafa. Gue sakit ati liat sahabat gue ini nungguin sesuatu yang semu bertahun-tahun. Udah cukup kesetiaan lo itu,toh selama ini dia emang ngga pernah ngganggep lo ada," Fanya memberiku nasehat. Perkataannya membuatku bungkam seribu bahasa. Aku ingin sekali menyerah dan berhenti tapi hatiku tidak mau.

Melihatku yang hanya diam dan suasana yang berubah sepi, Alena membuka suaranya.
"Ehm,mending sekarang kita tidur deh,udah malem juga dan lo,Leen,pikirin baik-baik nasehatnya Fanya. Jangan sampe salah ambil keputusan,"

Aku hanya mengangguk,lalu membaringkan tubuhku di sebelah Mysha dan berusaha untuk tidur. Perkataan Fanya benar-benar sudah menggelayuti pikiranku. Apa sudah saatnya aku melepas dia? Sanggupkah aku melakukannya? Berbagai macam pertanyaan itu terus bermunculan hingga otakku lelah untuk berpikir,dan mataku akhirnya terpejam.

                                    <3<3<3<3
Mengadu pada Tuhan memang yang paling ampuh untuk melegakan hati yang sedang bimbang. Contohnya aku yang saat ini sedang bersimpuh menghadap Tuhan,merapalkan doa-doa yang dapat membuat hati tenang. Aku sudah memikirkan perkataan Fanya dengan baik-baik dan juga sudah membuat keputusan.

"Leen,ayo cepetan kita kan mau jogging,"panggil Nesya.
Aku segera melepas mukenaku,dan bersiap-siap untuk jogging. Setelah selesai aku langsung keluar rumah,ternyata yang udah pada nunggu.

"Hey,maapkeun ya lama,"kataku dengan cengiran.
"Hmmm,habis berdoa apa aja lo,lama amat,"cerocos Adrien.
"Palingan juga doa biar Rafa balik ke dia,"sindir Aerlyn.
"Yakali itu mulu,doa gue banyak lah. Emang hidup gue cuma dia doang,"tukasku.
"Ya terserah apa kata lo dah,"kata Acelin.
                                   <3<3<3<3
Taman deket rumah Fanya selalu ramai tiap minggu pagi. Ada banyak orang yang datang ke sini,ngga cuma penduduk sekitar aja yang dateng tapi orang luar lingkungan ini juga banyak yang dateng.

"Aileen,"

Kami serempak menengok ke belakang saat ada seseorang yang memanggil nama salah satu dari kami. Dari arah berlawanan ada seorang anak laki-laki yang sedang bersama seorang gadis tengah berjalan ke arah kami sambil tersenyum manis. Sahabat-sahabatku ini langsung heboh,mereka mendorong-dorong tubuhku untuk mendekat ke arah laki laki itu.
"Hai,Aileen,em hai semuanya,"sapa laki-laki itu.
"Hai,Kak,"jawab sahabat-sahabatku dengan semangat.
"Hai,Kak Rafi. Gimana kabarnya? Sama siapa Kak kesininya?"tanyaku sambil melirik gadis itu.
"Baik-baik aja. Oh,ini sama adikku namanya Natasha. Nata ini temen Kakak namanya Kak Aileen"jawab Kak Rafi seraya mengenalkan kami berdua.
"Ekhm,yang di kenalin cuma dia aja,kita mah apa atuh cuma semut yang numpang pipis di sini,"sindir Adrien.
"Yakali,semut mau pipis aja pake numpang,"cibir Aceline.
"Sorry ngga maksud gitu kok. Nata ini temennya Kak Aileen. Yang ini namanya Kak Adrien,samping kirinya namanya Kak Aerlyn,yang ini namanya Kak Nesya,yang itu namanya Kak Elnatha,sebelahnya namanya Kak Mysha,samping kanannya namanya Kak Alena,samping kirinya namanya Kak Fanya,yang itu namanya Kak Acelin,nah yang paling ujung Kak Maureen,"Kak Rafi memperkenalkan sahabat sahabatku ke adikknya.
"Hai,Kakak-kakak,"sapa Natasha.
"Natasha kelas berapa?"tanyaku.
"Kelas 8,Kak,"jawabnya dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
                                    <3<3<3<3
Entah bagaimana ceritanya,sekarang kami semua termasuk Kak Rafi dan Natasha sedang sarapan bubur ayam di taman itu. Sedari tadi sahabat-sahabatku itu terus menerus tanya tentang ini lah tentang itulah ke Kak Rafi,modus banget mereka. Untungnya Kak Rafi biasa biasa aja angga risih di modusin sama cabe-cabe monyet.

"Sejak kapan Aileen jadi diem gini sih,perasaan dia itu dulu cerewet banget?"tanya Kak Rafi heran dengan sikapku yang sedari tadi hanya diam dan sesekali hanya menimpali.
" Salting deh kayaknya,gara gara duduknya deket Kak Rafi. Alay lo,Leen,gitu aja salting,"cibir Nesya.
"Hey,think,gue ngga gitu juga kali. Em lagi pengin diem aja Kak,lagi nggak mood nyerocos,udah lelah sama kelakuan mopung-mopung ini,"candaku.
Sahabat-sahabatku mengkerutkan kening mereka karena merasa asing dengan bahasaku.
"Mopung apaan noh?"tanya Maureen bingung.
"Monyet kampung,hahahaha,"jawabku sambil tertawa lebar. Kak Rafi dan Natasha ikut tertawa sedangkan sahabat-sahabatku juga ikut ketawa tapi terpaksa.

"Ih,Kak Aileen lucu banget,cantik juga, kenapa dulu ngga Kakak tembak aja sih malah cuma di gebet doang dan cuma nyimpen fotonya di kamera,"celoteh Natasha tanpa aling-aling.

Mendengar itu kita termasuk Kak Rafi langsung terdiam. Entah itu sebuah pertanyaan atau pernyataan,yang jelas itu membuat kita speachless. Kak Rafi hanya tersenyum canggung kemudian menyangkal perkataan adikknya itu. "Ehm,kamu ngomong apa sih,dek. Ngga usah ngelantur kalo ngomong, "sangkal Kak Rafi.
"Wow,sebuah fakta yang sangat menghebohkan,seorang Kak Rafi menyimpan fotonya Aileen si gadis toa,sangat mengagumkan,"tutur Alena dengan gaya alaynya.
"Ya elah,cuma nyimpen foto doang,ngga usah alay deh,petugas TU aja nyimpen foto gue,"tukasku yang tanpa sadar membela Kak Rafi.
"Ekhm ekhm ada yang mbelain nih. Uhuk uhuk,aduh gue keselek gerobak mang Mamat nih,"timpal Nesya alay.
"Fotonya ngga cuma satu dua,Kak,tapi banyak banget,mungkin ada puluhan,"kata Nata penuh kejujuran,yang malah semakin membuat Kakaknya itu malu banget.
"Nat,ayo pulang,udah siang nih,nanti dicariin bunda. Gue pulang duluan ya, Girls,"pamit Kak Rafi sambil menarik lengan Natasha.
"Pulang duluan ya,Kak,"pamit Natasha,lalu melambaikan tangannya.

Kita juga ikut melambaikan tangan,sampai mereka hilang dari pandangan. Sesudah membayar bubur ayam masing-masing,kita balik ke rumah Fanya,kemudian mandi,nonton drama dan film sampe sore,terus pamitan sama orangtua Fanya lalu pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk berangkat sekolah esok hari. Hari senin memang hari yang malas dijumpai oleh semua orang,karena semua orang harus melakukan kegiatannya lagi setelah hari libur. Dan mungkin aku juga salah satu dari mereka,karena di hari itu,mungkin aku bisa bertemu dengannya lagi. Dengan dia masa laluku.
                                  <3<3<3<3

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang