Menjaga Hati

78 4 0
                                    

Abang melajukan motornya menuju rumah kami dengan kecepatan lumayan tinggi. Kakiku sungguh amat sakit karena tadi keseleo saat pelajaran olah raga. Di tambah lagi setelah itu ada ulangan biologi yang membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Rasanya ingin cepat-cepat rebahan di kasur,menonton tv sambil nyemil.

Pada saat sedang membayangkan adegan santai di rumah,abang melambatkan laju motornya,kemudian berhenti di pinggir jalan. Abang langsung turun dari motornya,lalu mengecek bannya. Sedangkan aku tetap ngejogrog di atas motor.

"Shit,ban motornya bocor. Duh,ada bengkel ngga ya deket sini?"umpat bang Alvan.
Aku melihat daerah sekelilingku,untuk mencari bengkel terdekat,dan teringat sesuatu. "Eumm, kayaknya tadi Ilo liat bengkel deh di depan gang sana,kalo nggak salah sih. Dicoba aja dulu ke sana,"usulku.
"Seriusan dek?"
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ayok kita ke sana,"

                                     <3<3<3<3
Kami telah sampai di bengkel,ternyata ingatan dan penglihatanku tidak salah, di ujung gang memang ada bengkel. Abang membeli 2 botol air mineral dingin untukku dan juga untuknya. Lalu,kita sama-sama duduk dipinggir jalan menunggu ban motor yang lagi di tambal.

"Dek, kamu pulang sama si Sam,mau nggak?"tanya abang.
"Ngga mau,nanti kasian abang nunggu sendirian."jawabku.
"Abang ngga papa sendirian. Lagian emang kamu ngga cape, itu kakimu aja masih sakit. Mending kamu pulang deh sama si Sam,mau ya?"
"Iya deh aku mau,"

Setelah itu abang menelpon seseorang yang pasti itu adalah Kak Sam sahabat karibnya. Rumah Kak Sam emang dekat dari sini,jadi mungkin itu alasan abang meminta dia untuk mengantarkanku.

Tidak lama setelah abang menelepon, dia sudah sampai di hadapan kami dengan motornya. Lalu,abang membantuku naik ke atas motornya yang tinggi,dan setelah itu dia melajukan motornya menuju rumahku. Sore ini dia terlihat begitu cool,pasti banyak cewe-cewe yang ngejar dia,padahal dia hanya memakai kaos berwarna biru dongker lengan panjang,celana jins hitam panjang, dan sneaker warna hitam. Simple right.
                                  <3<3<3<3
Saat sudah sampai di rumahku, dia membantuku turun dari motornya dan juga membantuku berjalan masuk ke dalam rumah. Aku menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu,sedangkan aku naik ke atas untuk berganti baju. Selepas ganti baju aku balik lagi ke ruang tamu dengan membawa 2 gelas jus mangga dan berjalan tertatih tatih.

"Kok rumah lo sepi,emang pada kemana?"tanya Kak Sam basa basi,setelah dia meminum jus yang kubawakan tadi.
"Iya sepi banget,mamah tadi sms katanya lagi pergi sama papah. Kalo si Ken,dia lagi ngebo di kamarnya, sedangkan bang Kevin masih ngampus, biasalah anak kuliahan,sok sibuk,"jawabku sambil terkekeh. Dia hanya tersenyum tipis,lalu mukanya berubah menjadi tegang.

"Leen,aku mau ngelanjutin yang kemarin lusa,bolehkan?"tanyanya lagi.
"Ya boleh lah,bang."ucapku lancar memanggil dia dengan sebutan bang.
"Aku cinta sama kamu, Philotra Aileen Shyndel. Sejak pertama kali aku ketemu kamu,sejak pertama kali Alvan ngenalin kamu ke aku. Kamu itu beda dari cewek lain, kamu selalu menutupi kesedihan kamu dengan cara selalu tertawa. Itu yang membuat aku tertarik sama kamu. Awalnya aku cuma kagum sama kamu,tapi lama kelamaan rasa kagum itu berubah jadi suka,terus sayang,lalu cinta,"Kata Kak Sam dengan raut muka serius dan gugup. Aku hanya terdiam mendengar pernyataan dari Kak Sam.
"Jadian yuk?"ajak Kak Sam.

Lagi-lagi aku hanya diam mendengar ajakannya. Dia yang melihatku hanya terdiam,menghela nafasnya,kemudian kembali membuka suara.

"Aduh,aneh ya cara nembaknya,sorry ya ngga bisa romantis. Tapi bolehkan aku memiliki hatimu? Eumm,kamu ngga harus jawab sekarang kok,bisa di pikir pikir dulu, aku bakal nunggu jawabanmu walaupun itu sebuah penolakan. Yang terpenting aku udah jujur terhadap perasaanku sendiri dan kamu juga udah tau. Lega banget rasanya,"

Aku menghela nafasku,kemudian menatap ke dalam matanya.
"Aku bakal jawab sekarang,Kak,"ucapku tegas. "Sebelumnya aku ngucapin makasih banget ke Kak Sam karena udah kagum sama aku,aku bener bener tersanjung,dan aku ngehargain perasaannya Kak Sam. Tapi maaf banget aku ngga bisa nerima ajakan itu,aku udah nganggep Kak Sam sebagai kakakku sendiri,dan hatiku ini sedang menunggu pemiliknya pulang. Dan pemilik itu bukan Kak Sam,tapi orang lain. Sekali lagi maaf,Kak,tapi aku akan tetap menganggap Kak Sam sebagai abangku, tidak lebih maupun kurang,"sambungku.

Ya,aku sedang menunggu pemilik hatiku saat ini. Yang entah kapan kembalinya. Tidak pernah ada tanda-tanda dia akan kembali, tapi aku tetap setia menunggunya. Bodoh,memang aku bodoh. Aku menunggu sesuatu yang tak pasti, karena kebodohanku itu. Perasaan itu telah merubah seseorang. Menjadikan orang itu tangguh menghadapi yang namanya sakit hati berulang kali,membuat orang itu terpaku pada satu nama,dan kenangan masa lalu mereka. Dan membuat orang itu rela menunggu sesuatu yang semu dan orang itu berubah menjadi dewasa karena perasaan itu juga. Kalian pasti sudah tau jenis apa perasaan itu tanpa aku perlu menjabarkannya.
Perasaan itu memiliki banyak definisi. Definisi tiap orang berbeda,tergantung orang yang merasakan perasaan itu. Aku mendefinisikan perasaan itu sebagai sebuah ujian yang menuntun kita untuk semakin dewasa,sebuah kesetiaan,dan sebuah jembatan yang akan mempertemukan kita dengan teman hidup semati kita. Hanya itu sederhana kan,definisiku?
                                       <3<3<3<3

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang