Painful

22 2 0
                                    

Hubunganku dengan Kak Rafi semakin hari semakin dekat dan sekarang aku juga sudah bisa sedikit demi sedikit melupakan Rafa. Walaupun belum sepenuhnya lupa,tapi setidaknya aku sudah tidak lagi memikirkan dia setiap hari. Mungkin proses  move on ku berhasil. Semoga saja.

                                     <3<3<3<3
Kemarin Kak Rafi sudah pulang dari Jogja,dan hari ini dia sudah berjanji akan datang ke rumahku untuk mengajakku jalan-jalan.

"Assalamu'alaikum,Kak,ada apa telfon? Ga jadi ke rumahku ya?"tanyaku.
"To...to...tolongin gue,"ucap Kak Rafi tersendat-sendat.
"Hah!Kakak kenapa? sekarang di mana?"tanyaku panik sambil berjalan mondar mandir.
"Gu...gue di...deket rumah lo,gue pake mobil warna merah,"suara Kak Rafi melemah.
"Gue kesana sekarang," aku segera keluar rumah mencari keberadaan Kak Rafi yang katanya ada di deket rumahku. Setelah melihat mobil Kak Rafi,aku langsung menghampirinya.
"Tok...tok...tokk.. Kak Rafi,buka pintunya," ucapku sambil mengetuk kaca mobil sebelah kursi penumpang. Dia membuka pintu mobilnya,aku tambah panik melihat mukanya yang sangat pucat.
"Hey,Kak kamu kenapa,kok pucet banget?"tanyaku dengan nada yang kentara sekali sedang panik.
"Anterin gue ke rumah sakit,"ucapnya terbata-bata. Keringat dingin mengalir di dahi Kak Rafi yang berkerut seperti sedang menahan sakit yang teramat sangat.
"Oke,mana kunci mobilnya,"tukasku yang sudah ada di balik kemudi.
"Nih,ati-ati bawanya,jangan panik," Kak Rafi menyodorkan kunci mobil yang ada di tangannya.
"Gimana gue ngga panik,kalo lo sepucet itu mukanya,"
"Gue sayang sama lo,Leen. Kalo gue ngga ada lo jangan sedih ya. Maaf gue ngga bisa nepatin janji gue waktu itu. Walaupun kita ngga jadian tapi bagi gue hubungan kita saat ini lebih berarti dari pacaran. Lo itu berarti banget bagi gue. Maafin gue Philotra Aileen Shyndel,"tuturnya dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
"Ish,lo ngomong apaan sih,ngga guna lo ngomong gitu. Sekarang lo mending tidur aja deh,biar sakitnya reda," aku
"Hmmm,"hanya gumaman yang diberikan oleh Kak Rafi yang sekarang sudah terlelap.

Tak berapa lama,kita sudah sampai di rumah sakit. Aku memanggil beberapa perawat yang ada di IGD untuk membantuku membawa Kak Rafi. Dia langsung diberi pertolongan saat sudah masuk IGD. Aku menunggu di kursi tunggu sambil menelpon keluarga Kak Rafi dengan perasaan yang sudah tidak tahu lagi apa rasanya. Melihat para dokter dan perawat yang keluar masuk ruang tindakan dengan wajah yang tidak bisa di deskripsikan,perasaanku mendadak menjadi tidak enak.

Dari pada aku berpikir yang tidak-tidak,akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke masjid yang ada di rumah sakit itu untuk menghadap Tuhan. Berdoa yang terbaik untuk meminta kesembuhan dari Allah untuk Kak Rafi  saat ini adalah hal yang paling harus dilakukan. Karena Dia adalah Sang Maha Kuasa dan Maha penyembuh. Dokter hanyalah perantara Allah untuk memberikan kesembuhan pada manusia.

Selesai menghadap dan berdoa pada Allah,aku balik lagi ke ruang tindakan dimana tadi Kak Rafi ditangani disana. Tapi,ternyata ruangan itu sudah kosong. Aku bertanya pada perawat yang lewat tentang keberadaan Kak Rafi,katanya Kak Rafi sudah dipindahkan ke ruang operasi. Setelah mengucapkan terima kasih,aku langsung pergi ke ruang operasi. Sudah kuduga jika di sana sudah ada kedua orang tua Kak Rafi dan adik perempuannya. Pasti merekalah yang memberi izin kepada dokter untuk mengoperasi Kak Rafi. Aku lalu menghampiri mereka dan mencium tangan orang tua Kak Rafi,lalu memperkenalkan diri sebagai teman Kak Rafi.

"Oh,jadi kamu yang namanya Aileen. Rafi sering banget cerita tentang kamu ke tante,"ucap Tante Dyra,mamahnya Kak Rafi.
"Kata dia kamu itu cantik,lucu,baik,pinter,menarik,moodbooster,ceroboh,dan ternyata yang dia bilang itu semuanya bener kalau kamu memang seperti itu,tante senang bisa berkenalan dengan kamu. Makasih ya nak,udah hadir di hidup Rafi dan bikin hidup Rafi berwarna. Tapi kalo hari ini terjadi sesuatu yang buruk sama dia,tante mohon banget sama kamu,kamu jangan berubah. Tetaplah menjadi Aileen yang tante kenal sekarang dan jadikan Rafi hanya sebagai mimpi indah buatmu. Tante cuma minta itu aja,"sambung Tante Dyra dengan berlinang air mata.

"Insyaallah,tan,aku akan berusaha ngelakuin seperti yang tante minta. Tapi kalo boleh tau emangnya Kak Rafi sakit apa,tan?"tanyaku. Sebisa mungkin aku menahan air mataku  yang sedari tadi mendesak untuk turun.

"Jantung dia bocor,seharusnya sudah sedari dulu dia di operasi tapi dia ngga mau. Katanya harapan operasinya berhasil itu cuma sedikit,dari pada buang-buang uang untuk operasi dia mending uangnya di tabung aja buat biaya pendidikan Natasha. Dia juga sempat berhenti minum obat karena bagi dia obat itu ngga bakal nyembuhin dia. Dia benar-benar pasrah sama hidupnya saat itu. Tapi semenjak kamu hadir di hidupnya,dia seperti punya alasan untuk tetap bertahan hidup. Dia rajin meminum obat lagi dan rutin check up ke dokter. Kamu itu seperti keajaiban yang datang di kehidupan dia. Baru kali ini om liat anak laki-laki satu-satunya yang om punya bener-bener cinta banget sama cewek. Dan om bersyukur ternyata dia ngga salah mencintai cewek. Om berterima kasih sama kamu karena kamu telah hadir di hidup Rafi. Sekarang yang bisa kita lakukan hanya berdoa kepada sang pencipta supaya memberikan kesembuhan untuk Rafi,"cerita om Hendra kepadaku dengan wajah sendu. Meskipun beliau tersenyum dan berusaha tegar,tapi tetap saja di wajahnya sangat kentara kalau beliau merasakan kecemasan yang luar biasa menanti anaknya yang sedang bertaruh nyawa di ruang operasi.

Aku tak dapat lagi membendung air mataku. Entah apa yang akan terjadi padaku jika hal buruk benar-benar terjadi pada Kak Rafi. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kesembuhannya. Amin.

                                   <3<3<3<3

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang