Part 1 - Necklace

1.5K 283 218
                                    

   Seorang gadis berparas cantik terlihat sedang menyandarkan kepala di jendela mobil sepanjang perjalanan. Ia memandang lalu lintas diluar yang sedang tidak begitu menarik membuatnya sedikit bosan, meskipun tidak ada rasa kantuk, ia mencoba memejamkan mata sejenak. Barangkali saat ia terbangun tahu-tahu mobil ini sudah sampai di tempat tujuan.

Aile POV

Perkenalkan namaku adalah Casthy Ailen, kalian bisa memanggilku Aile. Umurku 17 tahun, aku adalah anak orang kaya raya yang hidup dengan kemewahan. Hari ini aku dibuang oleh orang tuaku sendiri ke sebuah tempat yang membosankan. Aku juga akan pindah sekolah, benar-benar sangat menyayat hati. Padahal aku sudah hidup bahagia di tempat tinggalku, tapi kenapa aku diserahkan kepada Nenek dan Kakekku. Hal ini mungkin dilakukan orang tuaku agar aku menjadi mandiri dan bisa hidup sederhana.

"Pak, sudah sampai atau belum?" tanyaku pada pak supir.

"Sebentar lagi sampai," katanya ramah.

Aku kembali merebahkan kepalaku, padahal kehidupanku di sekolah sudah sangat menyenangkan. Disana aku memiliki teman banyak dan menjadi cewek populer. Lalu, bagaimana aku beradaptasi di tempat ini? Apakah ada seorang wanita yang cocok menjadi temanku? Apakah ada pria yang dapat menarik perhatianku? Akhh..membingungkan.

Beberapa menit kemudian, mobil yang kutumpangi berhenti di sebuah rumah sederhana, halamannya sangat luas. Wow aku sedikit kagum dengan hijaunya daerah disini. Benar-benar Go Green! Udara disini juga sangat sejuk, hidungku terus mengendus-endus. Pak supir pun membawakan koperku ke depan pintu rumah itu, setelah itu ia pergi pamit.

"Kakek, Nenek..." panggilku sambil celingukan. Rumahnya terlihat kuno, mataku tak sengaja melihat rumah kecil sejenis gudang di bawah pohon besar sana. Benar-benar menyeramkan, bagaimana bisa ada benda semacam itu disini. Seharusnya dihancurkan saja jika tidak ada gunanya.

"Ohh, kau sudah datang cucuku. Astaga! Kau sudah besar dan cantik sekali." tiba-tiba nenek datang sambil memegang kedua pipiku. Ah nenek sudah tua, dia tetap ramah dan baik seperti dulu.

"Nek, aku merindukanmu." aku memeluk nenekku dengan gemas.

"Kau ini masih saja manja, ayo masuk."

"Nek, mana Kakek?"

"Dia sedang pergi."

"Ooohh begitu."

Aku mengangguk-angguk, Kakek-ku itu sangat pemarah. Dia sangat suka menceramahiku, untunglah sekarang dia tidak ada. Di dalam rumah, Nenek menghidangkan teh hangat dan ubi. Aku pun langsung menyantapnya karena dalam perjalanan aku tidak makan apa-apa. Yahh..meskipun ini hidangan yang terlihat kampungan, tapi aku tetap menghargainya.

"Mm..nek. Kenapa disamping rumah ada rumah kecil sejenis gudang di bawah pohon besar itu?" tanyaku, dari awal aku sangat penasaran sekali.

"Ah, itu pohon keramat yang berumur 500 tahun dan rumah kecil yang sejenis gudang itu punya lagendanya sendiri, Nenek ingatkan untuk tidak mendekati tempat itu apalagi memasuki gudang." kali ini wajah nenek terlihat serius.

"Ke-kenapa? Ada hantunya?"

"Yahh, bisa jadi seperti itu." nenek tersenyum tipis, dia seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi aku tidak mau mengubrisnya. "Aile, apa kau keberatan tinggal disini?" tanya nenek tiba-tiba.

"Ngg..nggak juga sih. Aku hanya sebal sedikit sama Mamah, dia seperti membuangku begitu saja," kataku cemberut.

"Tak lama lagi kau pasti akan senang tinggal disini, percayalah," Nenek tersenyum, aku mengernyitkan alis. Benarkah aku akan senang berada disini? Ini tidak mungkin. Aku ingin pulang, tapi tak bisa. Aku harus lulus SMA dulu di tempat ini.

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang