Part 7 - Unicorn

440 169 73
                                    

   Hari telah menjelang sore, seorang gadis SMA yang bernama Aile berjalan gontai menuju rumahnya. Wajahnya terlihat sangat lelah, mungkin karena latihan karate. Ia terus menyeka keringatnya yang bercucuran, pakaiannya pun basah karena keringat.

Setelah masuk rumah, seperti biasa ia disambut oleh Neneknya yang selalu tersenyum hangat. Tapi tidak dengan Kakeknya yang selalu menatap dirinya dengan dingin. Yah, Aile sudah terbiasa dengan tatapan Kakeknya yang menyeramkan itu.

"Cucuku yang cantik sudah pulang rupanya," ucap nenek ramah.

Aile hanya menanggapi dengan senyuman simpul. Matanya menatap bingung pada penampilan Kakek dan Nenek-nya yang terlihat rapi seperti ingin pergi ke suatu tempat yang penting. Hal itu tidak luput dari pandangan Nenek.

"Hari ini Nenek dan Kakek akan pergi ke suatu tempat karena ada urusan penting, jadi Aile jaga rumah ya..." kata Nenek.

"Be-benarkah? Kapan pulangnya? Aile sendirian dong!" Aile sedikit terkejut.

"Mungkin 2 hari, siapa bilang Aile sendiri, kan ada Bi Lefy yang nemenin," kata Nenek, maka keluarlah seorang pelayan wanita yang berumur sekitar 40 tahunan memakai pakaian hitam putih ala pelayan. Pelayan itu tersenyum hangat sambil membungkuk hormat.

"I-iya sih..." Aile menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalo kesepian suruh aja Lory bermalam di rumah." usul Nenek, Aile mengangguk mengerti.

"Iya, hati-hati," ucap Aile, mereka berpamitan lalu Nenek dan Kakeknya pun pergi dijemput oleh mobil hitam yang mewah.

Aile menerawang mobil hitam yang mulai menjauh hingga hilang dari pandangannya. Aile
lalu menuju ke kamarnya melalui tangga karena kamar Aile berada di lantai paling atas. Tangga itu terlihat kuno dan sekilas mirip tangga kerajaan pada zaman dahulu.

Bagi Aile, Rumah Nenek & Kakeknya itu hanya sekedar rumah kuno yang lumayan besar dan memiliki halaman yang luas. Padahal bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah sana menganggap rumah kuno itu sangat besar dan kaya, hanya saja Nenek & Kakeknya tidak terlalu banyak memiliki benda modern, Toh mereka sudah tua. Hal itu juga disebabkan karena rumah Aile 2 x lipat lebih besar dari rumah Nenek & Kakeknya dan tentunya lebih mewah. Kehidupan Aile memang dipenuhi kemewahan, tapi keadaannya sekarang sudah berbeda. Orang tua Aile menganggap dirinya terlalu manja, glamor dan tidak mandiri. Maka dari itu orang tuanya sepakat untuk menyekolahkan Aile disana dan tinggal bersama Nenek & Kakeknya selama 1 tahun sampai Aile lulus SMA. Kesepakatan itu juga dikerenakan orang tua Aile sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Sesampainya di kamar, gadis itu langsung merebahkan dirinya di kasur yang empuk dengan terlentang. Ia benar-benar lelah dan ingin segera istirahat. Tangannya meraba-raba di sekitar lehernya untuk mencari kalung berharganya itu, ia menggenggam buah kalung yang berbentuk hati separuh berwarna kuning keemasan dengan ekspresi sulit ditebak.

"Dunia itu aneh, makhluk disana benar-benar aneh. Mungkin tempat itu tidak diperuntukkan bagiku, tapi hati kecilku ingin mengetahui kehidupan disana sambil berpetualang. Bukankah itu menyenangkan?" batin Aile, gadis itu melepas kalungnya dan melihatnya dengan dekat agar jelas.

"Kalung ini, apa aku kembalikan saja pada Chris? Kurasa diriku sedikit egois, kalung ini bukan milikku dan Chris bilang kalung ini punya harga dengan ribuan nyawa. Tapi aku sudah terlanjur menyukai kalung ini!" kata Aile pada dirinya sendiri, ia tahu jika kalung ini sangat spesial dan berharga. Tapi, kenapa Chris membiarkannya untuk memakainya sementara. Jika berlarut-larut untuk menjaga kalung ini dengan utuh, bisa-bisa ia tak bisa melepaskan kalung ini pada siapa saja. Lebih baik ia kembalikan pada yang berhak.

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang