Part 4 - Esiqine and Isifiso?

596 208 104
                                    

Pemberitahuan sebentar

Kata-kata dialog yang aneh di bagian sebelumnya bukan karangan aku sendiri, itu benar-benar ada artinya dalam bahasa Zulu.

Kata-kata seperti esiqine dan isifiso contohnya bukan aku yang buat sendiri namanya, itu memang ada artinya. hehe ^^

Cus aja dah..

~~~~~

   Di dalam hutan yang luas, seorang gadis tertidur di pangkuan pria yang tampan. Gadis itu terlihat menawan dari ujung kepala sampai ujung kaki, dari matanya yang indah, hidungnya mancung, bibirnya tipis sedikit kemerahan, rambutnya yang terurai indah, body-nya yang sempurna dan terlihat mungil membuat siapa saja jatuh cinta padanya.

Mereka berdua berada di bawah pohon besar yang rindang, di sekelilingnya penuh dengan pepohonan dan semak-semak. Suara burung berkicau dengan indah, sinar matahari tidak terlalu terik dan sedikit berawan. Pria berparas tampan itu terlihat merasa bosan karena wanita itu tidak kunjung bangun juga, matanya kini melirik wajah wanita itu dengan datar.

"Mengapa kau bisa menyerupai Ashlyn?" ucap pria itu dingin. Matanya masih menatap wajah wanita itu. Ia terus menatapnya dalam diam.

"Aaaaaa!!" Aile terbangun dari pangkuan pria itu, seakan mengalami mimpi buruk. Pria itu tetap bergeming di tempatnya, sedangkan Aile terlihat shock dengan pelipis dan lehernya dipenuhi keringat. Ia terlihat sedikit susah bernafas, gadis itu perlahan memejamkan matanya untuk meredakan pusing.

"Apa kau selalu berteriak saat bangun? Ternyata tidak berubah ya." sebuah suara membuat Aile membuka matanya, ia langsung menoleh ke arah suara dan menemukan sesosok pria tampan yang berwajah datar. Aile menghembuskan nafasnya pelan, ia tak menyangka ingatannya sudah kembali.

"Aku sudah ingat semuanya..."

"...."

"Kalung isifiso itu terbelah menjadi dua karena dipanah oleh kekasihmu dan itu tepat mengenai jantungmu kan? Separuhnya ada padaku," kata Aile bersungguh-sungguh.

"Kalung isifiso ada padamu? Kau mencurinya?" tanya pria itu tak percaya, refleks Aile membulatkan matanya.

"Me-mencuri?! Bagaimana bisa kau mengatakan diriku pencuri eoh? Itu ketidaksengajaan, yang lebih tepatnya separuh buah kalung isifiso itu terbawa olehku tanpa disengaja!" Aile bangkit berdiri tak terima dikatakan pencuri.

Pria tampan itu memiringkan kepalanya melihat tingkah laku Aile yang seperti kekanakkan, gadis cantik itu cemberut sambil melipat kedua tangannya.

"Oke, baiklah. Coba kau tunjukkan padaku." ucap pria itu santai, ia juga bangkit berdiri. Aile pun memperlihatkan kalung isifiso itu dari lehernya yang sedari tadi tersembunyi di dalam baju. Ya, kalung isifiso berada di lehernya.

"A-anu apa aku harus mengembalikan kalung ini padamu?" tanya Aile ragu, wajahnya seakan tak sudi mengembalikan kalung itu. Ia terlanjur menyukai kalung isifiso. Pria tampan itu berpikir sejenak.

"Untuk sementara, kau saja yang menyimpannya. Tapi kau harus tau, itu bukan kalung sembarangan. Kalung itu sama dengan ribuan nyawa." kata Pria itu dingin, Aile membulatkan mulutnya dengan huruf O dan langsung meneguk salivanya. Ada rasa ragu untuk bisa menyimpannya baik-baik. Tapi, ia harus yakin bisa melindungi kalung isifiso meski taruhannya nyawa.

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang