🌷Chapter 08

88.4K 9.5K 590
                                    

Sudah 45 menit berlalu sesuai rencanaku mengeluarkan pikiranku untuk tugas Pkn kami sementara Taehyung masih tidur di meja sebelahku. Rasanya seperti aku yang melakukan detensi.

"Hey, Kim Taehyung," kataku dan menendang kaki mejanya untuk membangunkannya. Kepalanya masih bersandar di atas meja. Aku menendang mejanya lagi.

Ia bergeming.

Aku mendekat dan mengguncang bahunya. "V? Taehyung? Kim Taehyung?" panggilku.

"...apa..." Ia merespon pelan. "Untunglah kau menjawab, aku pikir kau meninggal."

Aku pikir ia akan kembali meresponku namun ia kembali pada posisinya. Apakah anak ini benar-benar sakit?

"Hey, duduk dengan tegap," kataku dan membuatnya bersandar di kursinya. Ia terlihat kelelahan. Aku menaruh tanganku di dahinya dan sangat panas.

"Kau deman?"

"Aku tahu, sebentar lagi sembuh," katanya.

Aku menatapnya canggung. Haruskah aku membawanya ke dokter? Atau haruskah aku memberitahu Mrs. Jung? Tunggu, tidak. Ia akan bertanya dan mengintrogasiku karena terlalu peduli pada Taehyung.

"K-kau baik-baik s-saja?"

Ia tidak menjawab, dan aku menjadi sedikit khawatir.

"Aku akan memanggil Mrs. Jung," ucapku dan berdiri ketika aku merasakan sebuah tangan menggenggam pergelangan tanganku.

"Jangan, tinggal 15 menit lagi."

Suaranya terdengar sangat lemah. Aku memutuskan untuk duduk di sebelahnya dan menunggu.

Sekitar 15 menit pun berlalu dengan lambat saat pintu terbuka.

"Oh? Hyejin kau juga di sini?" kata Mrs. Jung.

"Ya, saya seharusnya berdiskusi mengenai tugas sekolah namun rupanya Taehyung sedang sakit."

"Jadi, dia harus mulai mengerjakan tugas-tugas atau lain waktu ketika dia sakit dia akan beristirahat di kelas detensi lagi. Omong-omong, kalian bisa pergi," katanya dan pergi.

Aku berdiri dan menghadap Taehyung. "Kau bisa pulang sendiri?"

Ia hanya bersandar di kursinya dan duduk seperti anak kecil yang menunggu untuk jatuh tertidur.

"Gendong aku pulang," katanya dan menjulurkan kedua tangannya padaku.

"Hey! Kau gila!" teriakku.

Ia mencibir dan merengek.

"Gendong, gendong, gendong..." Ia berbisik dengan matanya yang hanya terbuka setengah.

Pada akhirnya, aku keluar dari kelas detensi, tapi dengan anak berat di punggungku. Aku hampir terjatuh di tangga sementara menggendongnya di punggungku selagi mencoba turun ke lantai satu.

Aku melangkah keluar sekolah dan orang-orang mulai menatapku dan Taehyung, berpikir sangat aneh melihat seorang gadis menggendong seorang laki-laki di punggungnya.

"Kemana aku harus per-pergi," tanyaku sembari menyeret kakiku dan menahan berat badannya.

"Lurus..." bisiknya dan tertidur.

"BAGAIMANA KAU BISA TIDUR SEMENTARA AKU BERJUANG UNTUK MEMBAWAMU PULANG?!" Teriakku padanya namun ia menyuruhku diam. Aku menghela nafas dan berjalan.

Sudah 10 menit sejak aku mulai berjalan dan aku ingin menyerah membawanya. Tapi melihat ia kesakitan, aku tidak bisa menjatuhkannya di jalan. Beruntungnya aku sudah melatih otot lenganku dengan semua hukuman berdiri-di-luar-kelas-dengan-tangan-terangkat.

Mr Arrogant [Buku 1] ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang