Aku berjalan ke kelas dan keadaan seperti biasanya -teman kelasku saling menimpuk dengan kertas, dan ketua kelas berusaha sebisanya untuk mengatur semuanya.
Aku memerhatikan sekeliling kelas dan Taehyung tidak terlihat di mana pun. Aku gelisah, duduk dan mencoret-coret asal di kertas.
"Semuanya, berdiri." Ketua Kelas memberi komando dan semua orang kembali ke bangku mereka masing-masing.
"Selamat pagi semua," sapa Mrs. Jung
Semua orang membalas salam dan duduk.
"Keluarkan buku PR Matematika kalian, saya akan mengumpulkannya," katanya dan semua orang mengambil buku PR mereka, kecuali aku.
Semalam aku terlalu lelah untuk menyelesaikannya selain karena aku memikirkan tentang apa yang terjadi ketika aku pulang semalam.
Bagaimana Taehyung menemukanku di sana? Kenapa ia menyelamatkanku?
"Lee Hyejin?"
Aku tersadar dari lamunanku. "Ya?"
"Di mana tugasmu?" tanya Mrs. Jung padaku.
"Sa-saya ..."
"Tidak mengerjakannya?" Mrs. Jung memotong ucapakanku dan menatapku. Mati aku. Mrs. Jung bukanlah orang yang bisa diajak bercanda.
"Kenapa? Apa kau menjadi seperti Taehyung?" Ia bertanya padaku.
Kemudian, pintu terbuka dan Taehyung masuk ke dalam kelas.
"Pas sekali. Omong-omong Kim Taehyung," katanya, "Saya yakin kau tidak mengerjakan PRmu."
"Ada?" tanyanya dan seisi kelas tertawa pelan.
"Hukuman apa yang kau inginkan kali ini?" tanya Mrs. Jung.
"Saya tidak tahu, anda yang memilih," jawabnya.
Aku berdoa dalam hati kecilku kali ini bukan mengangkat tangan sambil berdiri di luar lagi. Tapi yang ada justru lebih buruk.
"Detensi dua jam. Laporkan pada saya sepulang sekolah."
Rahangku merosot. Aku benci detensi. "Bu, tapi saya tidak bisa-" Aku berhenti berbicara ketika ia berbalik dan menatapku dengan mata mengerikan.
Bagaimana pun, di sisi lain, Taehyung sangat tenang dan ia duduk tanpa membuat masalah apa pun, pada dasarnya karena ia harus mengikuti kelas detensi.
****
"Masuk. Jangan pernah mencoba untuk kabur dari kelas ini," ucap Mrs. Jung dan membanting pintu tertutup setelah aku dan Taehyung memasuki kelas detensi.
Setelah Mrs. Jung pergi, aku mendesis. "KENAPA KAU MEMBIARKANNYA MEMILIH?!"
"Diamlah lagian ini hanya dua jam tanpa melakukan apapun," jawabnya.
"Iya, tapi aku lapar dan aku ingin pulang, ugh ...." Aku berkoar dan menghentakkan kakiku.
Aku duduk entah di mana, di tengah-tengah kelas, lalu menggeser bangkuku ke depan Taehyung, aku menatapnya.
"Apa sih." Ia memutar bola matanya.
"Bukan apa-apa, bagaimana kau, maksudku di mana kau, kenapa kau ..." Aku diam dan berpikir sejenak, tidak tahu apa yang akan kutanyakan terlebih dulu.
"Tentang apa?" tanyanya dan menyandarkan kepalanya di meja yang berada di antara kami.
"Bagaimana dan kenapa kau menyelamatkanku semalam?"
"Yah." Ia menghela napas dan menegakkan punggungnya, bersandar dan menatap mataku. Aku gugup, mengharapkan penjelasan yang dalam.
"Aku mau menjahilimu."
Aku memutar bola mataku dan kehilangan rasa tertarikku, dan aku bersandar di punggung kursiku. "Katakan," kataku.
"Aku ingin menakutimu jadi aku sebenarnya mengikutimu sampai lorong, lalu kemudian aku mendengarmu menjerit," jelasnya, " lalu yah hal itu terjadi."
Aku mengangguk, menunjukkan bahwa aku mengerti. Lalu aku menunggu ia berbicara lagi namun ia diam.
"Apa?"
"Bukannya aku menanyakan pertanyaan lain?"
Ia tampak bingung. "Bagaimana dan Kenapa?" kataku.
"Aku tidak tahu kenapa. Kau adalah temanku, mungkin, jadi aku menolong. Aku tidak berhutang 5000 Won lagi." Ia tersenyum.
Aku tertawa kecil, "Yah, yah terserah."
***
Aku mengamati jam yang berdetak namun rasanya sangat lama menjadi tahanan -kelas detensi. Untungnya, tinggal lima belas menit lagi.
Aku menoleh ke kanan, berjarak lima meja dan aku melihat Taehyung tertidur dengan bersandar di kursi dan mulutnya terbuka, lengannya terlipat.
Menyeringai. Haruskah aku mengganggunya? Bagaimana?
Aku berjingkak ke Taehyung dan memastikan ia tertidur sangat lelap. Mendengkur? Check.Aku mengambil spidolku dan dengan hati-hati menggambar mata di dahinya. Ia kadang-kadang tersentak namun aku berhasil merusak wajahnya. Aku menggambar hati kecil di matanya sebagai sentuhan terakhir. Selesai. Sangat cantik dibandingkan diriku.
Aku mencoba sebisaku menahan tawa, tapi ketika aku kembali ke bangkuku, aku tidak bisa menahan tawaku melihat wajahnya, membuatnya terbangun.
"Ada apa?" katanya dan menggosok matanya.
"Tidak apa-apa," kataku dan tersenyum.
Ia menghela nafas dan menguap. Ia berdiri melakulan perenggangan dan perlahan berjalan ke jendela.
"Cuaca sangat bagus hari ini, tunggu... wajahku." Ia melihat pantulan dirinya di jendela lalu menatapku. "LEE HYEJIN!"
Aku tetap tertawa dan ia mengelilingi kelas untuk menangkapku.
"KAU BAJINGAN KECIL BERANINYA KAU MENGGAMBAR DI WAJAHKU!!"
Aku menjulurkan lidahku dan berlari darinya sampai aku kelelahan. Aku berlari ke sudut, dengan sangat terengah-engah.
Ia menghampiriku, juga terengah-engah. Aku ingin berlari dan ia mendorongku ke dinding.
"Waktunya pembalasan," katanya dan mengeluarkan spidol di sakunya.
"TIDAAAAK!!" Aku berteriak dan mencoba mendorongnya namun ia terlalu kuat dan tetap memerangkapku di sudut.
"Diam, biarkan aku mendandanimu," katanya dan menggenggam tanganku erat untuk menghentikanku bergerak. Spidol itu semakin dekat dengan wajahku.
"BERHENTI!" Aku menginjak kakinya keras.
Ia mencoba untuk menahan sakit namun gagal dan berakhir dengan jatuh ke belakang, tapi karena ia menggenggam tanganku, aku tertarik dan ikut terjatuh, berada di atasnya.
"Aw!" katanya, menggosok pantatnya dan menatapku begitu pula aku menatapnya.
Pintu kelas terbuka dan Mrs. Jung masuk.
"Detensi kalian..."
Ia melihat kami dalam posisi tidak mengenakkan, dan ia berdiri tidak memercayai matanya.
Aku berguling menjauh darinya dan dengan cepat berdiri, membersihkan diriku. Taehyung juga dengan cepat bangun dan mengambil jarak dariku.
"Mrs. Jung, um hallo. Sudah selesai?" tanyaku, mencoba mengalihkannya dari apa yang sudah ia lihat.
"Y-ya, kalian boleh pergi," katanya dan melihat kami dari kepala sampai kaki.
"Gambar yang bagus di wajahmu Taehyung," ujarnya, "kalian hanya saling mencoret wajah kalian 'kan?"
Ia tersenyum dan pergi.
Omong kosong.
●●●
Translate : Clouudyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 1] ➳ KTH
FanficTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Gadis itu takut ke sekolah karena sebuah nama.