🌷Chapter 26

66.8K 7.3K 1K
                                    

Aku terbangun di Jumat pagi, menyesuaikan mataku dengan cahaya di dalam kamar.

Di mana aku? Oh benar, rumah Taehyung.

Hari libur seusai berkemah. Aku memutuskan menutup mataku dan kembali tidur.

Tiba-tiba, aku merasa sesuatu menggelitik hidungku. Aku menggosok hidungku, tapi masih terasa geli. Aku perlahan membuka mataku dan melihat Taehyung menggelitik hidungku dengan kemoceng.

"YAAAH!" Aku berteriak dan menggosok hidungku. "Itu kotor!"

Ia terkikik. "Bangun, bodoh. Aku membuat sarapan."

"Sarapan?" tanyaku. "Apa aku bermimpi atau kau benar-benar membuat sarapan?"

Ia melempar kemoceng dengan kasar ke wajahku. "Diam, sekarang sudah pukul sembilan lagi, bersiaplah, bau," katanya dan pergi.

Aku melempar kemoceng ke lantai dan bersin karena hidungku gatal. Aku jadi bingung karena Taehyung tidak biasanya mau bangun cepat untuk membuat sarapan. Mengabaikan pikiranku, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Setelah selesai, aku turun ke bawah, ke meja makan dan mencium aroma dari pancake baru dibuat. Meja makan diatur sangat teliti, seperti di hotel.

"KEREN! Kau tahu bagaimana membuat pancake?" mataku, geli. Aku duduk di kursi dan ia di seberangku.

"Iya, aku sudah mahir membuat sarapan," katanya dan menyeringai.

"Benar," kataku. "Omong-omong aku melihat tempat pancake siap jadi."
Ia tersenyum malu.

Kami berdua makan dalam diam sampai aku tiba-tiba memutuskan bertanya sesuatu.

"Kenapa kau... tidur di sebelah tempat tidur semalam?" tanyaku, mencoba sebisaku mengabaikan bagian ia memegang tanganku.

Ia membutuhkan waktu lama untuk mengunyah makanannya sebelum menelannya untuk berbicara. "Uhm, aku pasti berjalan sambil tidur. Mungkin aku tidak bisa tidur di tempat lain selain ranjangku," jelasnya.

Aku mengangguk dan melanjutkan makan.

****

Setelah sarapan, kami berdua duduk di ruang tamu dan beristirahat.

"Kau akan pulang hari ini?" tanyanya.

"Yah, aku rasa aku harus pulang," balasku dan mengatupkan bibir.

"Oh..." katanya dan kami kembali hening,

"Apa yang akan kau lakukan saat orangtuamu berbicara tentang nenekmu?" Taehyung tiba-tiba bertanya, aku sedikit emosional berpikir tentang Halmeoni lagi.

Aku menghela napas. "Aku hanya, diam atau bicara saat harus bicara.

Ia memberiku sebuah senyum dan duduk di sebelahku. "Jangan sedih. Karena kau akan segera pergi jadi kenapa kita tidak bermain game?" katanya dan mengeluarkan konsol game miliknya.

Aku tertawa, "Kau melawanku? Aku sangat pandai dalam bermain game kau tahu?" kataku sambil mengambil salah satu konsol game.

Kami memutuskan untuk bermain balapan mobil. Di ronde pertama aku kalah, lalu aku mengalahkannya di ronde kedua.

Aku bermain satu jam atau lebih saat kami sadar kalau kami seri -Aku menang delapan kali dan ia juga demikian.

"Baiklah, kenapa kita tidak berlomba untuk ronde terakhir, pemenangnya memutuskan hukuman bagi yang kalah," usul Taehyung.

"Oke, ayo mulai!" Aku setuju dan menekan konsol gamemu keras, fokus pada layar televisi.

Permainan dimulai. Lap pertama dan aku memimpin di depan, lalu kemudian ia menyusulku. Menekan tombol keras, aku melaju cepat dan berada di depannya. Aku dekat dengan garis akhir. Aku tahu ini akan menjadi kemenanganku.

"Beruntung lain waktu-" kataku namun tiba-tiba mobilnya melaju melewati milikku dan menggapai garis akhir sebelum aku.

"HAHAHAHA! LOSER!" Ia mengejekku dan menjulurkan lidahnya.

Aku memutar bola mataku dan menjatuhkan game kontrol. "Aku akan membunuhmu jika memberiku hukuman bodoh," kataku dan melipat lenganku.

"Hmm..." Ia berpikir sejenak. "Hukumanmu adalah..."

Aku sedikit cemas menunggunya memberiahuku apa hukuman yang aku terima.

"...hukumanmu adalah untuk... jadi pacarku.... Just one day," katanya.

Aku menatapnya, bingung.

"KAU GILA?!" Aku berteriak padanya dan memukul dadanya.

Ia perlahan tertawa gugup. "Oke lihat. Ini tidak seperti aku berusaha untuk memukulmu atau sesuatu," katanya canggung.

Aku mengangkat alisku dan menunggunya menjelaskan lebih jauh.

"Aku hanya butuh kau berpura-pura menjadi pacarku, untuh sehari, hanya di depan Seojun, hanya di sekolah," katanya.

"Kenapa Seojun?" tanyaku.

"Karena aku ingat mendengarnya berbicara di tangga memintamu menjadi pacarnya jadi kau bisa mengabaikanku atau apalah. Itu sangat tidak penting, dan aku ingin balas dendam," kata Taehyung dan mengepalkan tangannya.

Aku menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya tertawa keras.

"Apa?" tanyanya.

Aku hanya tertawa. "Keren. Jadi apa inti dari balas dendam ini? Seojun akan cemburu? Ayolah," kataku dan melanjutkan tertawa dengan kebodohannya.

Ia memutar bola matanya. "Membuatnya merasakan apa yang aku rasakan sebelumnya," katanya.
Aku berhenti tertawa dan menatapnya.

"Apa maksudmu membuatnya merasakan apa yang kau rasakan sebelumnya?"

Ia berpaling. "Bukan apa-apa. Orangtuamu mungkin khawatir, kau sebaiknya pulang sekarang," katanya.

Aku mengangguk dan menuju ke pintu.

"Ingat hukumanmu oke, Pabo Jinnie," kata Taehyung sambil membuka pintu dan aku melangkah keluar.

"Yah terserah. Omong-omong terima kasih banyak," kataku dan tersenyum.

Ia mengangguk, menutup pintu dan aku pergi.

***

Senin pagi tiba dan aku menggerutu harus ke sekolah.

Berita bagusnya orangtuaku tidak bertengkar lagi.

Aku melangkah ke dalam sekolah dan berjalan ke hallway, menuju lokerku untuk mengambil beberapa barang. Tiba-tiba, aku melihat Seojun berjalan menuju arahku. Aku meneguk, berpaling.

Saat ia sudah berada beberapa meter dariku, seseorang memegang pundakku dan mendorongku ke loker. Punggungku menempel di loker, selain wajahnya sangat dekat dengan wajahku.

"Morning, babe." Taehyung menyapaku dan menyeringai.

Aku menatapnya, bingung. "Ada apa denganmu?" Aku berbisik padanya ketika aku menyadari Seojun berdiri mematung, menatapku dan Taehyung.

Lalu aku ingat, aku harus menjadi pacarnya selama sehari.

Taehyung tetap menatapku mataku. Ini hanya akting, tapi kenapa jantungku berdetak sangat cepat?

Aku menggigit bibirku sampai Seojun berjalan menjauh dari kami. Aku bernapas berat dan Taehyung akhirnya menjauh.

"Babe ! Rasanya aku ingin mati," kataku pada Taehyung.

Ia menarik sebelah bibirnya, "Omong-omong kerja bagus, kita lanjutkan secepatnya."

****

Clouudyy's:

Oke udah saya update. Jadi gak bakalan ada update lagi buat Minggu ini karena saya bakalan UAS.

Dan selamat tergantung ria sampai next week 😆😆 *waving.*

Posted and Translated by. Clouudyy

09 Maret 2016

Mr Arrogant [Buku 1] ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang