🌷Chapter 05

98.8K 10.5K 344
                                    

Setelah kabur dari sekolah kami tidak langsung pulang ke rumah. Kami sudah sangat lapar dan berakhir makan di warung dekat sekolah.

"Sebenarnya, kita tidak perlu lari dari petugas keamanan, mereka tidak akan tahu apa kita selesai atau tidak, selama mereka melihat kita pergi, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas mereka lebih cepat," ujarku.

"Tepat sekali," katanya, "Aku kabur dari sekolah untuk bersenang-senang, dan membuat para penjaga bekerja lebih keras, untuk bersenang-senang."

Ia menyeruput ramyunnya dan makan seperti orang yang tak pernah makan selama setahun.

"Bagimu segalanya untuk bersenang-senang?" tanyaku padanya.

"Yah, kita hanya hidup sekali. Kenapa kita harus mendengarkan orang dewasa yang kejam dan hanya menghabiskan setiap hari untuk belajar, membuat otakmu ingin pecah. Pada akhirnya kau akan menjadi tua dan meninggal tanpa kesenangan."

Aku mendapati beberapa kebenaran dalam ucapannya.

"Ini menjelaskan kenapa kau tidak mengerjakan tugas di sekolah," kataku, "tapi kenapa kau masih mengerjakan tugas yang penting?"

"Aku juga harus lulus bukan?" jawabnya, "Masa depanku bukan apa-apa jika aku tidak punya ... apa yang kau sebut sebagai pengetahuan."

Aku mengangguk dan memakan makananku.

Setelah ia selesai makan, ia menyeka keringatnya dan berdiri.

"Kau yang bayar," katanya dan berjalan menjauh, kemudian pergi.

"HEY KIM TAEHYUNG!" teriakku.

Semua orang yang tengah makan menatapku. Aku menunduk malu dan dengan cepat membayar pada ahjumma.

Aku berlari menghampiri Taehyung dan menendang kakinya. "Kenapa kau membuatku membayar! Kau berhutang padaku 5000 won!"

"Saat babi bisa terbang baru aku akan membayarmu," katanya dan berjalan dengan santai. Aku memutar bola mataku dan ikut berjalan.

"Kenapa kau mengikutiku?" Ia tiba-tiba bertanya.

Aku menatap jam tanganku, sekarang pukul delapan malam dan sudah hampir pukul sembilan. Jalanan gelap, dan aku tidak berani pulang sendirian.

"Eum, bukan apa-apa. Rumahku hanya lewat sini." Aku menunjuk arah di depan kami di mana kami sedang lewati.

"Jangan bohong. Rumahmu di arah berlawanan. Aku tahu karena aku mengikutimu dan aku yang memasukkan kadal palsu di sepatumu yang kau tinggalkan di luar beberapa hari lalu," katanya.

Aku menatapnya tajam, "JADI ITU BENAR-BENAR KAU!"

"Diam dan pergi," katanya lalu kembali berjalan.

Aku segera berputar dan berjalan ke arah berlawanan, meskipun sedikit enggan. Aku harus berjalan cepat, melewati lorong gelap untuk ke rumah, dan lorong itu menyeramkan saat malam hari.

Aku semakin dekat dengan lorong yang paling aku takuti, aku mendengar suara percakapan keras, seperti laki-laki.

Memberanikan diriku, aku mempercepat langkahku dan mencoba berjalan meyakinkan diriku tidak akan terjadi apa-apa padaku, itu hanya lorong pendek omong-omong.

Sedang berjalan, aku menyadari ada dua orang pria sedang merokok di lorong dan di bawah sinar lampu yang remang aku bisa melihat tato mereka.

Aku melangkah cepat melewati mereka, menghindari kontak mata tapi aku aku bisa merasakan tatapan mereka padaku.

"Hey, lihat gadis manis itu," kata salah satu dari mereka.

Sial, aku harus lari. Apa yang akan aku lakukan. Tolong jangan menyakitiku, tolong jangan.

Banyak pikiran terus masuk dalam kepalaku hanya dengan satu kalimat itu. Aku tahu mereka akan melakukan sesuatu padaku, langkahku menjadi cepat dan semakin cepat serta napasku menjadi semakin berat. Lorong pendek ini mendadak terasa seperti perjalanan yang panjang.

Aku mendengar langkah kaki di belakangku, aku melihat bayangan yang aku yakini adalah mereka. Detak jantungku semakin cepat, dan aku merasakan jantungku akan copot.

Bayangan itu semakin dekat dan semakin jelas. Aku akhirnya mencoba untuk berlari, namun terlambat.

Tanganku dicengkram erat dan aku berputar melihat seorang pria dengan bekas luka di wajahnya. "Kenapa kau lari, sayang," katanya dan menarikku mendekat, aku mencium bau rokok dari napasnya dan aku semakin lemah. Aku benci aroma itu.

"Apa yang kau mau, biarkan aku pergi." Aku mencoba untuk melepaskan tanganku dari cengkramannya tapi aku tahu tidak harapan karena ia kuat.

"Shh," pria lainnya menyuruhku diam, "kami hanya ingin dirimu."

Dia tertawa setan dan menyentuh pundakku. Aku menggeleng, aku sangat ketakutan. Menendang tepat miliknya dan ia ambruk ke tanah.

"Beraninya kau manis, kau mau bermain kasar?" Pria lain yang mencengkram tanganku memancingku. Ia mendorongku ke dinding lalu tertawa.

Mencoba menendangnya juga, namun sebelum aku melakukannya ia sudah menginjak kakiku.

"Sangat pintar, namun lambat."

"LEPASKAN AKU!" Aku berteriak di depan wajahnya dan menahan sakit di kakiku karena ia menginjaknya sedikit keras.

Aku menjerit meminta pertolongan, berharap seseorang akan mendengarku namun ia mencegahnya dengan menutup mulutku.

"Diam atau aku akan melukaimu-"

"AKU YANG AKAN MELUKAIMU DULUAN!" Sebuah suara berkata dan pria yang mencengkram tanganku menabrak dinding hingga jatuh ke tanah akibat sebuah pukulan.

"SIAPA KAU?"

"Bukan urusanmu," kata Taehyung.
Aku bernapas sangat berat dan panik.

Taehyung memberinya pukulan lain, namun gagal karena pria itu menangkap lengannya dan melemparnya ke tanah.

"Jangan bertingkah seperti kau pahlawan, anak kecil." Pria itu berkata dan memberi Taehyung pukulan.

Aku tersentak dan kakiku lemas, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Untungnya, di sudut mataku, aku melihat papan kayu seukuran lengan. Perlahan aku mengambilnya dan memukul pria itu dari belakangnya. Ia segera melepaskan Taehyung karena kesakitan.

Taehyung, meskipun terluka, dengan cepat bangkit dan menarik tanganku, dan kami berdua berlari cepat ke tempat yang aman.

Kami sudah tidak jauh dari rumahku dan kami akhirnya berhenti, terengah-engah, dan melepas tangan kami.

"V?" Aku memanggilnya.

Ia mengumpulkan napasnya dan melihatku. "A-apa?"

Aku menyentuh wajahnya, ada luka di sana, berdarah.

Ia menyingkirkan tanganku, "Pulang."

"Tapi-"

"PERGI!" Tanpa kasihan ia berteriak padaku. Mataku berair dan aku mengambil langkah berat untuk pulang. Ketika aku sampai di depan pagarku, aku berbalik ke belakang namun ia tidak ada di sana. Aku menghela napas dan masuk.

●●●

Translate : Clouudyy

Mr Arrogant [Buku 1] ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang