Cinta Permana

224 9 2
                                    

Aku hampir lupa,
Sudah beberapa dekade hanya santai di depan teras dan melihat tumpuk buku-buku bekas perang semester dua.
Aku mendapat satu kisah klasik
Tentang mempelai yang di pisah,
Takdir, anak permana karna sumpah serapah.
Biar ku ceritakan, duduklah nak cepat
Jangan sampai kau sama seperti ida yang lambat.
Begini ceritanya :
Kala itu di hari senja
Memang lumrah orang tua bersedih
Lumrah orang tua meratap
Lumrah orang tua berpilu
Akan apa yang terjadi di zaman dahulu.
Biar ku ceritakan dulu si ida.
Aku tak suka tokoh si ini, dia telanjang dada
Penuh luka dan terbata-bata.
Mulutnya layak tak mau berkata baik. Aku tau akhir nya dia meninggal
Aku tau bahwa ku yang memenggal
Tapi aku lebih suka tokoh permana, dia jahat
Dia urakan
Dia tempelengan
Dia koboi beneran
Karna dia koboi, dia tahu kapan harus menangis dan kapan harus memaki
Yang ku tau akhir dari nya hanya penyesalan. Dan memang ini yang kusuka
Penyesalan adalah hak segala bangsa
Dan manusia adalah sebaik-baiknya tempat penyesalan.
Oh ida aku cinta padamu. Tertanda Permana tua.

Antologi Puisi : Analogi Klasik Kehidupan ModernTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang