Sore itu
Lantas ku abadikan dengan segera
Dibalik kusen jendela kamar yang kecil
Aku analogikan senja
Seakan senja dituang tuhan
yang memerah perlahan
Deras, bersama analogi yang aku fikirHanya lima belas menit setiap hari
Itupun kalau awan sedang mendukung
Atau saat hujan sedang malas membelai
Senja tertib berbaris rapi di pojokan gunungAda sekiranya 8 jenis warna
Namun sepaket dengan warna bayangan burung
Atau warna gunung yang mulai kehilangan hijau nya
Redup serta memikat mataNamanya senja
Tadinya mau kunamai dengan nama yang indah
Warna surga
Atau
Si naga jingga yang membentangLantas ku bingkai dia
Dengan bingkai dari pelupuh kelapa panjang
Dengan siluet-siluet ombak dipinggirnya
Dan paku-paku dari besi yang menempel di setiap sambung nyaIni tampak di alun-alun keindahan
Tapi lebih seperti asli
Aku bawa sebuah kanvas
Aku lukis
Aku permainkan warnanya
Tapi aku terlalu lama
Lama menganalogikan senja
Hingga lupa, senja telah kembali
Hingga harus kutunggu esok hari lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi : Analogi Klasik Kehidupan Modern
PoesíaUngkapan-ungkapan nyeleneh dari jiwa yang aneh. Hukum alam sedang membuat cucu-cucu kita semakin tidak faham akan dunia. -Habib