VIER

60 5 2
                                    

Mencari sesuatu yang hilang, di negara tetangga, bahkan kota yang asing. Tak membuat Patrick lelah dan lupa akan tujuan awalnya menapakkan kakinya di Berlin, Jerman.

***

Pagi hari yang amat cerah, terik matahari yang menyentrik, membangunkan Shallom dari tidur malamnya yang nyenyak. Tak butuh jam weker untuk membangunkan dirinya, matahari pun sudah cukup mengganggu tidurnya.

Tak terasa seminggu berlalu begitu cepat,Catherine sudah kembali dari Dresden dan Shallom sudah harus menapakkan diri ke studienkolleg nya. Tetapi karena Catherine masih lelah, ia hari ini izin untuk tidak masuk kesekolah.

Berhubung Shallom ingin melanjutkan kuliah di jurusan sastra, otomatis dia memilih: S-kurs.

S-kurs atau kelas S mempelajari sejarah, bahasa Jerman, bahasa asing kedua, dan bahasa asing ketiga. Shallom memilih bahasa Inggris dan Cina. Dia sangat mencintai bahasa asing, baginya bahasa asing adalah sebagian dari nyawanya.

"Bawaan hari ini berat sekali. Padahal baru hari pertama" keluh Shallom sambil membawa tumpukan kamus Jerman dan kamus Mandarin yang super tebal.

Langkah demi langkah akhirnya ia sampai ke sekolah dimana ia melanjutkan studinya. Lorong-lorong koridor yang dipenuhi murid baru dari berbagai negara. Ia mencari namanya dilembaran absen yang tertempel di announcement board. "Shallom Tsui-S kurs 1". Ternyata ia masuk kelas S 1.

"Permisi, apa kau tahu dimana letak kelas S1?" Ucap seorang lelaki itu sopan kepada Shallom

"Tut mir leid (maaf). Ich keine Ahnung (saya gatau)" balas Shallom. "We are in the same class" lanjutnya

"Woher kommst du? Kamu berasal darimana?" Tanyanya lagi

"Ich komme aus Indonesien, und dir?Saya berasal dari Indonesia,dan kau?" Tanya Shallom lagi

"We are same! Hello, my name is Brian Jonathan. You can call me Joe. Nice to know you..." Joe memberi tangan kanannya kepada Shallom

"Shallom Tsui. Call me Shallom, i prefer use bahasa than english" Ucap Shallom

Tak sangka bahwa Joe akan menjadi teman sekolah pertama Shallom. Shallom belum terlalu mengenalnya, yang ia tau Joe adalah orang Indonesia juga. Komunikasi dengan teman pertamanya tak membuatnya kerepotan untuk bertanya banyak hal.

"Joe, itu kelas kita" tunjuk Shallom kearah papan kelas.

"Ternyata tak sulit mencarinya" balasnya singkat

Shallom hanya mengangguk. Mereka kini memasuki kelas S1, dilihatnya sekeliling kelas. Kelasnya besar dan hanya ada 20murid. Dikelas cuma ada 2 orang Indonesia, yakni Joe dan Shallom. 18murid lainnya ada yang berasal dari America,Italia,Singapore,dan Malaysia.

First Time In BerlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang