Aku tak menyusulnya ke bandara, banyak hal yang ku khawatirkan. Aku berjanji setelah ujian selesai, mungkin aku akan menghubunginya.
***
It's the day. EXAM. Ya, aku sudah siap karena cukup menyiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir. Tak lupa juga, aku akan disibukkan dengan pendaftaran universitas.
Ujian hari ini bukanlah ujian tertulis, melainkan ujian lisan. Aku harus menjelaskan apa saja yang kudapat selama mengikuti student college disini. Aku memberi judul pengalamanku "First Time in Berlin", aku menceritakan seluruhnya disana. Saat perkenalanku dengan Catherine, sampai perkenalan antara aku dengan Patrick.
Rasa kagum yang kutulis bukanlah rasa cinta atau rasa naksir, melainkan rasa kagum pada sosok Patrick yang amat sangat mengasihi saudaranya,Cath. Tidak sampai disitu, Patrick juga mengajarkanku apa arti "kemandirian". Ketika ia harus bekerja sebagai pelayan, guna meringankan beban orangtuanya di Indonesia.
Sesampainya diujung "cerita", aku menitikan air mata. Aku sangat berharap Catherine bisa lulus bersamaku. Tapi aku yakin, ia sudah bahagia disana. Sesudah ujian, my teacher hugs me. Dia bilang "i know you are the best, Shall. Dont cry, Catherine don't want to see you cry"
AND YES, I DID IT.
Tak terasa 2minggu berlalu, aku mendapat email dari sekolah "Congratulation Shallom Tsui, You pass the EXAM! Your final score is 96."
Hatiku gembira, amat-sangat gembira. Aku menelfon keluargaku, mereka menangis bahagia. Orangtua akan datang ke Berlin untuk merayakan graduation. Aku tak sabar melemparkan toga ke atas langit, tanda keringatku tak sia-sia. Aku mencoba menghubungi Patrick, namun sampai saat ini nihil.
***
GRADUATION DAY
Orangtuaku kini hadir, dan jelas dengan raut muka bahagia. Aku mengambil toga serta bersalaman dengan guru-guru. Sesudahnya, aku memeluk kedua orangtuaku. Aku takkan menyia-nyiakan kesempatan ini, antara anak dengan orangtua.
Aku melempar toga bersama-sama temanku ke atas langit. Matahari tidak menggangu kami, sinarnya tertutup oleh awan yang cukup tebal. Perasaan lega kini menyelimuti hati. Walau pada hari spesial ini, Patrick tak hadir.
Ketika ia hadir, aku belajar artinya perjuangan.
HAY READERS/? #kayakadayangbaca HAHA. 1 PART LAGI MENUJU COMPLETE<3
KAMU SEDANG MEMBACA
First Time In Berlin
Teen FictionLangit Berlin menjadi saksi cerita Shallom, seorang siswi dari Indonesia yang sedang berjuang hidup dinegeri orang. Sedangkan Patrick, mencari sesuatu yang hilang. Banyak cerita tak terduga, karena ini pertama kali menginjakan kaki di Berlin.