4

246 6 0
                                    

Kita memang tidak pernah saling kenal dan bertemu. Namun cinta yang mempertemukan kita...

Tatapan teduh itu mampu membuat Prilly terhipnotis. Semakin besar rasa nyaman itu di dalam dirinya. Ia belum pernah merasakan seperti terhadap laki-laki lain selain papanya. Semakin besar pula rasa takut akan kehilangan Ali. Sama seperti Prilly, ada sesuatu yang mengusik hatinya ketika bertatap mata seperti ini. Rasa nyaman serta rasa takut akan kehilangan bercampur menjadi satu.

'Apa mungkin... aku jatuh cinta dengannya?' batin bertanya.

Sesuatu menyadarkan mereka berdua dari pikiran masing-masing. Cukup lama mereka bertahan dengan posisi seperti itu.

"Emm... maaf ya Prill. Gue gak ada maksud apa-apa kok" ujar Ali sedikit merasa bersalah.

"Eh... iya Li" balas Prilly.

"Ikut gue yuk"

"Mau kemana?" tanya Prilly bingung. Ali tak menjawab pertanyaan Prilly, ia langsung menggenggam dan menuntun gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya dan membawanya ke suatu tempat.

***

"Assalamualaikum! Ali!" seru Ghina seraya mengetuk pintu rumah Ali. Tak ada jawaban dari dalam. Namun Ghina tidak menyerah begitu saja. Ia masih terus mengetuk serta memanggil nama Ali. Hingga akhirnya terdengar sebuah suara dari dalam.

"Waalaikumsalam, eh Ghina"

"Ada apa ke sini Ghin? Nyari Ali ya?" tanya Resi begitu melihat orang yang sedari tadi memanggil anaknya ini.

"Iya tante hehe. Ali nya ada tan?" balas Ghina seraya mencium tangan Resi.

"Ali nya pergi. Katanya mau ngerjain tugas di tempat biasa" jawab Resi.

"Oh iya, masuk dulu yuk" ajak Resi.

"Eh, ngga usah tante. Ghina mau nyusulin Ali aja deh" tolak Ghina halus.

"Ghina pergi dulu tan. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

***

"Lii! Kita kemana sih? Kok daritadi gak sampe-sampe?" tanya Prilly. Ia bingung, sejak dari cafe hingga sekarang, Ali tak kunjung menjawabnya. Ia hanya tersenyum saja dan tetap fokus menyetir.

Prilly mulai melakukan aksi ngambeknya. Ia jengkel dengan Ali karna keukeuh tak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan sejak tadi. Dan terlebih lagi, sekarang ia merasa bosan tidak melakukan aktivitas apapun. Prilly pun mengeluarkan handphone nya dan mulai berselfie untuk mengusir rasa jenuhnya. Ali melirik Prilly sekilas. Ia tersenyum geli melihat Prilly sedang selfie dengan berbagai macam gaya. Namun Prilly tak bergaya dengan senyum, melainkan dengan gaya-gaya yang konyol.

Saat lampu merah, Ali fokus ke Prilly. Kemudian dengan gemas Ali mencubit pipi Prilly yang gembil itu. Sedangkan sang empunya terlihat kesakitan.

"Ihh! Aliii! Ngapain sihhh? Fokus aja nyetirrr. Gak usah cubit-cubitttt" ujarnya kesal. Sedangkan Ali tertawa geli.

"Mau fokus kemana? Orang lagi lampu merah kok. Masa iya aku mau nerobos lampu merah? Nanti kalo ditilang, kita pulangnya naik apa? Makanya jangan fokus selfie ajaa" ujar Ali disertai dengan tawanya. Prilly salah tingkah mendengar perkataan Ali. Ia pun memalingkan wajahnya ke arah lain.

'Prillyyyy, kok kamu dudul sihh? Jadi malu sendiri kaaannn. Mamaaaaa, tolongin Prillyyyyyy!' batin Prilly. Kini sempurnalah merah diwajah Prilly dikarenakan malu.

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

Sebuah panggilan masuk dari handphone Ali. Dan tertera nama sang penelfon. Ghina. Ya, Ghina menelfon Ali. Entah apa yang ingin disampaikannya pada Ali.

"Halo Ghin? Kenapa?"

" ... "

"Gue lagi jalan-jalan, refreshing bentar. Bosen ngerjain tugas dari dosen mulu"

" ... "

"Sama Prilly"

" ... "

"Tadinya gue mau ngajak lo. Tapi bosen juga sih kemana-mana sama lo haha"

" ... "

"Hahaha.. gue cuma bercanda kok Ghin. Lagian nih ya, masa gue harus kemana-mana sama lo terus? Kalo sama lo terus, gue kapan punya pacar? Haha"

" ... "

"Yaelah Ghin, tenang aja. Lo masih tetep sahabat gue kok. Gue kan udah anggep lo kaya adik gue sendiri"

" ... "

"Sipp! Makasih Ghinaa. Lo emang sahabat gue yang paling cantikkk"

Panggilan pun dihentikan oleh Ali. Kemudian Ali menoleh ke samping dan mendapati Prilly yang terlelap karena lelah menunggu ke suatu tempat namun tak kunjung sampai. Ali menjadi kasihan melihat Prilly. Ia pun segera melajukan mobilnya.

This is CintaWhere stories live. Discover now