10

217 6 0
                                    


Prilly POV

Pagi yang cerah, pikirku. Sambil memandangi taman dari balkon rumah serta ditemani dengan segelas hot chocolate kesukaanku. Jarak antara rumahku dan taman tidak begitu jauh.

Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Dan aku akan menggunakan libur sehari ini untuk refreshing. Refreshing kali ini tidak bersama Ali. Ali sedang sibuk mengerjakan tugas dan aku memakluminya.

Terbesit rasa kecewa walaupun sedikit. Tapi aku juga harus mengerti keadaannya. Aku gak boleh egois. Ali pasti kecewa kalau aku egois.

"Prill! Sarapan dulu nak!" Suara Mama menyadarkanku dari lamunan.

"Iya, Ma!" Sahutku. Aku segera turun menghampiri Mama dan pastinya Papa yang sedang menungguku untuk sarapan bersama.

***

"Tumben pagi-pagi begini kamu udah rapi?" Tanya Rizal begitu Prilly datang. Prilly mengecup pipi Rizal sayang.

"Ii mau pergi sama Mila, Pa." Jawab Prilly sambil mengoleskan selai cokelat ke rotinya.

"Mau kemana? Kok pagi-pagi begini?" Tanya Rizal -lagi-

"Katanya sih mau ke puncak. Nanti sore atau malem udah pulang kok," Prilly mengunyah rotinya dengan nikmat.

"Yaudah, Papa berangkat dulu ya. Assalamualaikum," pamit Rizal mengecup kening istrinya dan mencium pipi putrinya.

"Waalaikumsalam,"

"Ma, Ii berangkat dulu ya. Mila udah di depan tuh," pamit Prilly pada Ully. Tak lupa mencium pipi Ully.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikusalam."

***

Ali POV

"Hadeeeuuhh... tugas banyak banget. Numpuk pula hhh," gumamku frustasi. Aku mengacak rambutku. Kemudian menyeruput caramel frappuchino kesukaanku.

"Woi, Bro!" sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh mencari pemilik suara. Ghina. Dia tersenyum manis ke arahku. Tumben banget nih orang senyum manis, pikirku. Lupakan soal itu.

"Eh, Ghina. Kok lo tau gue di sini?" tanyaku to the point

"Ali, please deh. Kita kan udah sahabatan dari kecil. Ya gue tau lah lo pasti di sini kalo lagi ada tugas," jawabnya. Ia duduk di hadapanku dengan segelas cotton candy di tangannya.

"Oiya, gue lupa hehe," ujarku disertai cengiran. Ghina memutar matanya malas.

"Ada tugas? Tugas apaan lagi? Itu dosen gak bosen apa ngasih tugas mulu ckck," Ghina asyik berceloteh ria. Aku? Tentu terfokus dengan laptop atau mungkin lebih tepatnya dengan tugas.

"Ya kuliah kan emang kaya gini kali, Ghin. Kuliah tuh gak kaya yang di sinetron - sinetron. Yang bisa nyari pacar, yang dosennya baik gak ngasih tugas, yang kuliah cuma jalan - jalan di sekitaran kampus," sahutku panjang lebar.

Ghina nampak berpikir sejenak dan mengangguk. "Lo bener juga ternyata."

"Lo kesini ada perlu apa?" Tanyaku. Ghina yang tadinya sedang tersenyum perlahan senyumnya memudar.

"Gue bosen dirumah. Udah 2 hari libur dan gak ngapa-ngapain. Biasanya kan lo ngajakin gue main. Tapi sekarang lo lagi sibuk sama tugas," jawab Ghina sembari menghela napasnya.

"Lagian juga nih ya, mau lo libur apa nggak pasti ya sama Prilly. Sekarang tuh lo selalu sama Prilly. Sama gue nya kapan, Li? Apa gue harus jadi Prilly dulu biar lo ada waktu sama gue?" Lanjutnya. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Dan aku tau ia memalingkan wajahnya karena hendak menangis.

This is CintaWhere stories live. Discover now