TIGA

107 9 4
                                    

Senin

Hari yang (mungkin) tidak disukai oleh banyak orang. Di mana mereka yang bekerja dan yang sebagai pelajar harus berangkat lebih awal dari hari biasanya. Apalagi untuk para pelajar, hari Senin mengharuskan mereka untuk upacara. Harus berdiri berjam-jam diselipkan dengan mendengar Sang Pembina berbicara panjang kali lebar. Untung saja karena ada upacara, istirahat jadi lebih cepat. Ditambah lagi, di kelas Veronika saat itu Pak Cipto alias guru Fisika tidak masuk karena harus mengurusi lomba.

"Jam berapa, Sil?" tanya Veronika.

"Setengah sepuluh" jawab Sesil.

Tepat setelah Sesil menjawab pertanyaan Veronika, bel istirahat berbunyi. Veronika dan kawan-kawan berjalan keluar kelas dan menuju kantin. Untungnya, kantin belum seramai biasanya, hingga mereka bisa makan dan minum di kantin, tak harus membawa makanan dan minuman ke dalam kelas.

Veronika sengaja memilih tempat duduk di sudut kantin agar tidak terlalu terganggu dan juga tidak ada orang lain yang bisa melihat bahwa ia sedang mencari tahu tentang Fero.

Hati Veronika serasa ditusuk pisau setelah melihatnya. Ia melihat foto Fero bersama seorang perempuan yang sedang memegang balon berwarna merah dan berbentuk hati. Foto itu ia temukan di salah satu akun Instagram perempuan yang diikuti oleh Fero.

Veronika langsung mengunci layar ponselnya. Ia langsung termenung. Sakit yang ia rasakan. Tapi sikap termenung dan rasa sakit itu ia tutupi dengan senyuman. Ya walau sahabat-sahabatnya itu tetap saja bisa membaca matanya.

Settt

Shinta menyeret ponsel milik Veronika yang tergeletak di meja.

"Eh mau ngapain, Ta?" tanya Veronika.

"Mau liat galeri, foto gue yang kemaren-kemaren belum dikirim" jawab Shinta.

Seolah-olah lupa dengan aplikasi Instagram yang belum ditutup, Veronika mengizinkan Shinta untuk meminjam ponselnya. Niat Shinta bukan untuk melihat galeri, melainkan mencari tahu apa yang membuat sahabatnya tersenyum palsu. Shinta tahu betul sifat-sifat Veronika. Semua jawaban yang dipertanyakan Shinta di dalam otaknya terjawab setelah ia membuka kunci layar ponsel Veronika.

Gila. Ini Fero, kakak kelas yang dia suka itu, cewek ini siapa?
Batin Shinta.

Shinta dengan cepat membaca caption dari foto itu. Di sana tertulis "Happy 2 months" beserta emotikon berbentuk hati. Foto itu diunggah dua minggu lalu. Shinta yang tidak tega melihat Veronika, langsung mengembalikan ponsel milik Veronika ke atas meja.

"Eh kita berempat jajan dulu ya, kalian di sini aja jagain tempat" kata Salsa kepada Shinta dan Veronika.

"Titip olos-olos di Bang Iwan dong" Shinta mengeluarkan selembar uang lima ribu dari sakunya kemudian memberikannya pada Sesil.

"Lo jajan ngga, Nik?" tanya Risa.

Veronika menggeleng disertai senyuman.

Setelah mereka berempat beranjak dari kursi. Shinta mulai membicarakan masalah yang ada di otaknya sekarang.

"Tera Dea?" tanya Shinta dengan pelan namun pasti, untuk memastikan nama pemilik akun Instagram tadi.

"Tera Dea siapa?" tanya Veronika balik.

"Udah lah, Nik, ngga usah ditutup-tutupin, kita bersahabat dari SMP, gue ngerti lo gimana" jawab Shinta.

Veronika hanya menggembungkan pipinya sambil melihat ke arah layar ponselnya.

"Gue sih yakin, kalo suatu saat nanti bakal ada keajaiban yang dateng buat lo. Walaupun bukan dia. So, what you should do is smile. Kita ngga tau apa yang bakal terjadi nantinya" kata Shinta.

WED-LOVE-DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang