DELAPAN

73 8 4
                                    

"Nik, Jumat kemaren lo ngga sakit, 'kan?" tanya Risa.

"Ngga Ris, cuma ngga enak aja buat dibawa ke sekolah. Daripada malah ngerepotin kalian nantinya" jawab Veronika.

Suasana Sabtu pagi yang dingin karena gerimis itu membuat seluruh murid kelas sepuluh yang akan menjalankan kegiatan Pramuka menjadi malas.

Ditambah lagi hembusan angin yang terasa sangat dingin yang menyerang membentuk pelukan bagi tubuh dengan erat dan menyeruak ke dalam tubuh melalui rambut-rambut kulit, membuat beberapa murid mengeratkan jaket yang menyelimuti tubuh mereka. Seluruh murid kelas sepuluh yang duduk lesehan di depan ruang BK, Meeting Room, dan lab bahasa mulai sedikit ramai ketika gerimis semakin kencang.

Ryan datang dengan jaket merah yang biasa ia kenakan. Berjalan dengan santainya di bawah rintik hujan yang semakin lama menjadi semakin deras. Kemudian ia duduk di sebelah kanan Veronika.

"Santai banget? Kalo kehujanan 'kan bisa sakit?" tanya Veronika.

"Ngga selamanya kehujanan bikin sakit, santai aja" jawab Ryan sambil melepas jaketnya dan memberinya untuk Veronika, ia merekatkan jaketnya di punggung Veronika.

"Eummm lucuu" kata Sesil.

"Mau?" tanya Ryan.

Sesil menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

"Lo semua pada pake jaket, dia doang yang ngga" Ryan melirik ke arah Veronika.

"Iya iya" kata Shinta.

"Yan, perasaan lo dulu kalem dah, kok sekarang begini?" tanya Salsa yang satu kelas dengan Ryan sejak menginjak kelas satu SMP.

"Gini gimana?" tanya Ryan.

"Perhatian banget, tapi perhatiannya ke Veronika doang" kata Salsa.

"Tuh, 'kan. Salsa cemburu" kata Veronika bercanda.

"Eh apa-apaan? Gue udah punya kak Sandi ya. Cukup dia yang bisa bikin gue cemburu, ngga ada yang lain" kata Salsa membanggakan diri.

"Wetdehh. Leh ugha" kata Risa.

Angin berembus kembali, membuat beberapa siswa bergumam "dingin". Ada juga yang memasukkan tangannya ke dalam kantung seragam Pramuka. Ada juga yang masih santai makan, seperti Liana dan Risa.

Setelah obrolan terhenti, pikiran Veronika seperti kembali ke respon Fero terhadap dirinya. Mengapa bisa ia masih mengenal Ryan namun tidak dengan dirinya? Ia masih mempertanyakan itu kepada dirinya sendiri.

*

13.40

"Bi, kemaren itu si Ryan sama siapa sih?" tanya Fero setelah memakan apel, berusaha memastikan gadis yang namanya mirip dengannya ini betulan teman Ryan atau ada hubungan spesial.

"Oh itu, mbak Veronika, Den" jawab Bi Marni.

"Iya aku tau. Siapa itu? Pacarnya Ryan?" tanya Fero lagi.

"Bukan, itu temennya mas Ryan" jawab Bi Marni.

"Oooh" Fero mengangguk mengerti, namun sesungguhnya pikirannya masih didominasi oleh Veronika.

"Tapi kok mereka kayak deket gitu sih?" Tanya Fero.

"Maaf, Den. Bibi kurang tau" kata Bi Marni.

CLEK

Pintu dibuka oleh Jerry, diikuti Indri di belakangnya.

"Wess" sambut Fero.

Jerry dan Indri tersenyum bersamaan ketika memasuki kamar itu.

WED-LOVE-DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang