TUJUH

71 7 0
                                    

Indri mencoba mengetuk pintu kamar Veronika berkali-kali, tapi yang ada hanya balasan dari Jerry yang menahannya.

"Udah, Ndri, ngga usah dipaksa" kata Jerry.

"Tapi gue kasian sama dia, dari semalem dia belum makan, dan sekarang udah waktunya buat sekolah" jelas Indri.

Ceklek

Indri membuka pintu kamar adiknya. Tidak dikunci.

"Loh perasaan tadi dikun-" kata-kata Indri terhenti.

"Dek?" panggil Indri.

Indri menghampiri Veronika yang duduk di tepi ranjang, memunggunginya, dan menghadap ke jendela.

Kemudian duduk di samping kanan adiknya, sedangkan Jerry memilih untuk kembali ke ruang tamu karena ia merasa ini adalah obrolan antara sepasang kakak beradik.

"Lo kenapa?" tanya Indri.

Veronika menggeleng lemas.

"Serius" kata Indri.

Veronika menghembuskan nafasnya panjang.

"Lo udah tau, 'kan? Ngapain nanya lagi?" tanya Veronika datar dengan tatapan kosong ke arah depan.

"Ya elah lebay lo kertas ulangan dirobek gitu doang aja sampe nangis" kata Indri.

Veronika heran dengan jawaban Indri.

"Udah lah ayo sarapan, ngga apa-apa deh ngga sekolah, gue bikinin surat izin. Yang penting lo sarapan" kata Indri yang telah berdiri sambil menarik-narik tangan kanan adiknya.

*

Bel masuk berbunyi. Tapi Ryan masih berdiri di depan pintu berharap dia datang.

Kemana sih?
Batin Ryan.

"Yan?" Sesil menghampiri Ryan bersama Liana.

"Eh Sil, kenapa?" tanya Ryan.

"Liat Veronika ngga?" tanya Sesil.

"Ngga, Sil" jawab Ryan.

"Bukannya kemaren lo bareng dia?" tanya Liana.

"Ya iya sih, tapi hari ini gue ngga bareng" jawab Ryan.

"Oh gitu, ya udah deh" Sesil dan Liana kembali masuk ke dalam kelas.

Sepuluh menit kemudian, Pak Rudin-guru agama Islam-masuk ke dalam kelas. Ryan telah duduk di kursinya, di samping Yudi.

"Yan, lo udah belajar, 'kan?" tanya Yudi.

"Belajar apa?" tanya Ryan yang memang tidak tahu.

"Agama 'kan ulangan, lo lupa?" kata Yudi.

"Serius? Ah gila gue lupa" kata Ryan.

"Ah bego lo! Terus nanti gue nyontek ke siapa dong? 'Kan biasanya gue nyontek lo"

"Noh gentong" Ryan menunjuk Bagas dengan dagunya.

"Apa apaan lo" kata Yudi.

"Trus gimana dong nih gue belum belajar" kata Ryan.

"Ye sama keles" kata Yudi.

*

Veronika baru saja selesai mandi. Sekarang ia mengenakan kaos abu-abu lengan panjang dan celana legging abu-abu selutut.

"Masih jam tujuh" kata Veronika setelah melihat jam dinding di atas meja belajarnya.

Ia memutuskan untuk tidak masuk sekolah melihat keadaannya yang seperti ini. Memang cukup lebay sih, hanya karena sang pujaan terkena amnesia. Tapi Veronika merasakan itu, merasakan sakit luar biasa di hatinya. Ketika ia baru saja mulai mencintai seseorang dan seseorang itu juga mulai membuka diri untuknya. Namun, takdir berkata lain, seseorang yang mulai ia cintai harus menerima keadaan juga bahwa dirinya amnesia.

WED-LOVE-DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang