Prologue - Secret Meeting

202 10 1
                                    

Seperti pohon yang tak mampu bertahan tanpa Udara dan Matahari, aku pun demikian. Kau adalah Udara-ku dan dia adalah Matahari-ku, aku tak mampu hidup tanpa keduanya. Tapi satu hal yang kulupa, aku bukanlah sebuah Pohon.


****


Seorang wanita cantik melangkah santai memasuki pintu tunggal sebuah penthouse apartment mewah di kawasan Gangseo-gu, Seoul. Sebuah tempat tinggal mewah dan rahasia atas nama tuan Choi ini sudah lama tak ia kunjungi.


Keberadaan apartment mewah ini menjadi rahasia karena tempat inilah yang menjadi saksi bisu pelampiasan rasa rindu sang wanita terhadap salah satu prianya agar tak ada seorang pun mengetahui hubungan gelap yang mereka jalin.


Sang wanita mengedarkan pandangannya ke seluruh area ruang tamu apartment, memastikan keberadaan sosok pria yang sudah sangat ia rindukan.


Begitu menyadari sosok yang ia nanti belum tiba, wanita itu meneruskan langkahnya menuju dapur, berniat menyiapkan makan malam untuk nanti mereka santap bersama.


Dengan cekatan ia meraih salah satu panci yang berada di dalam countertop kemudian mengisinya dengan air. Baru saja dia hendak meletakkan panci tersebut ke atas kompor dihadapannya, tiba-tiba,


Grepp..


"Omona!!" sepasang tangan yang cukup panjang melingkar di pinggang s line milik wanita itu.


Karena terkejut, panci yang belum diletakkan secara sempurna jatuh tepat diatas kompor dengan suara yang cukup nyaring.


"Ya Tuhan," ketika sang wanita mencoba membenarkan posisi berdirinya, wangi citrus aromatic yang segar langsung menyita indra penciumannya, Limited Aigner. Wanita itu mengenali wangi maskulin tubuh serta jenis parfum yang biasa digunakan pria yang kini mulai memeluknya.


"Hya, Tuan Choi! Kau mengagetkanku!"


Mendengar protes dari mulut sang wanita justru membuat pria yang kini semakin mengeratkan dekapannya terkekeh geli.


Kemudian, dengan mudah pria itu membalikkan posisi sang wanita hingga menghadap dirinya. Dan tanpa permisi serta sedikit agresif, pria itu menarik wajah sang wanita dan mendaratkan bibir lembutnya pada bibir memabukkan milik wanita dihadapannya, mengecap singkat rasa yang sudah cukup lama ia rindukan.


"Aku merindukanmu." bisikan lembut terdengar indah ditelinga sang wanita ketika pria itu mulai mulai menggeser wajahnya dan memberikan kecupan selembut bulu dibelakang telinga sang wanita. Getaran halus namun menghanyutkan menjalari wanita itu kala merasakan hembusan hangat nafas sang pria yang masih menggenggam wajahnya erat.


Sedikit menolak pesona sang pria, wanita itu berusaha menjauhkan wajahnya. Ditatapnya manik mata hitam milik pria dihadapannya. Namun yang terjadi wanita itu justru merasa terpenjara dalam sorot mata dalamnya, pancaran dalam mata pria itu jelas menggambarkan perasaan rindu yang teramat sangat saat ini.


Sang wanita merasakan jantungku berdetak semakin menggebu kala pria itu seolah-olah memenjarakan dirinya dengan sorot mata tajam ditambah lagi ukiran senyum penuh pesona milik prianya membuat aliran darah menuju wajah wanita itu meningkat hingga membuatnya merona.


Dengan kelembutan yang berlebihan sang pria menempelkan keningnya pada kening sang wanita. Tangannya yang semula menggenggam lembut wajah bulat sang wanita kini berpindah melingkari bagian punggung dan pinggang belakang milik wanitanya, menepis jarak yang ada.


"Aku benar-benar merindukanmu saat ini." Bisik sang pria dengan mata terpejam, menikmati moment intim kebersamaan mereka yang jarang sekali dapat dia rasakan.


"Aku juga, sangat... sangat... merindukanmu."


Pria itu tersenyum dalam terpejamnya mendengar kalimat balasan yang keluar dari sang wanita.


Kemudian, sang wanita yang juga sudah tak mampu membendung perasaan rindu, tak menyia-nyiakan posisi mereka yang sangat dekat.


Dia memajukan wajahnya sendiri dan meraih bibir pria dihadapannya, melumatnya lembut sambil kedua tangannya bergerak menjangkau rahang dan tengkuk tegas milik prianya, membawa sang pria pada posisi menunduk agar memudahkan ia memperdalam cumbuannya.


Sang pria yang juga menantikan moment seperti ini, ikut menarik tubuh sang wanita semakin merapat kepada tubuhnya. Dengan tanpa kesulitan dia mengangkat tubuh wanita yang dia cintai hingga terduduk dia atas counter dapur, membuat posisi yang pas bagi keduanya.


Dengan posisi nyaman yang mendukung membuat keduanya semakin terlena dalam cumbuan lembut namun penuh tuntutan itu.


Dapat dipastikan, jika malam ini akan mereka lalui dengan cumbuan-cumbuan panjang dan memabukkan.



****



Vote dan Komentar plissss :D

Trapped in Choi's CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang