Chapter 4: Let It Flow

162 13 4
                                    

# Previous Chapt

"kau senang bertemu kembali dengannya?"

"sepertinya dia masih mengharapkanmu"

"Oppa! bukankah pembicaraan mengenai hal ini sudah berakhir lebih dari dua tahun lalu, kenapa kau mengungkitnya lagi?!"

"aku tak ingin kehilanganmu lagi" Siwon Oppa berbisik pelan.

Maafkan aku yang mengkhianatimu sejauh ini, Oppa. Mianhae, jeongmal Mianhae. Lirihku dalam hati.

-Trapped in Choi's Charm-

Biarkan takdir yang memilihkannya untukku. – Kim Raya –

-Trapped in Choi's Charm-

Berkas cahaya mentari menerobos paksa kedalam jendela kamarku yang hanya dilapisi gorden tipis, aku yang terganggu akan kehadirannya terpaksa membuka mata.

Kamarku sudah terang sepenuhnya oleh terik matahari. Menandakan hari tak lagi pagi. Kukerjapkan mataku yang masih terasa berat. Mataku pasti bengkak karena aku menangis tanpa henti semalaman. Menangisi perbuatanku yang sekarang membawaku menjadi wanita paling egois, serakah dan tak berperasaan.

Duka yang semalam kutangisi kini kembali memenuhi pikiranku. Kuhembuskan nafasku secara perlahan, membebaskan udara yang kembali terasa menghimpit. Kupandangi langit-langit kamar yang berwarna gading. Aku tenggelam dalam lamunanku.

Apa yang harus aku lakukan kini, semuanya sudah berjalan terlalu jauh, apa yang harus aku lakukan. Lagi-lagi aku tak mampu memilih. Tapi haruskah aku memilih? kenapa tak kubiarkan saja ini berjalan sebagaimana mestinya, biarkanlah takdir yang mengatur semua yang kujalani. Toh aku sudah terlanjur menjadi wanita egois dan serakah, kenapa tidak kuteruskan saja peranku.

Kurasakan perutku terasa sedikit perih, pantas saja mengingat aku melewatkan jam makan malamku semalam dan inipun sepertinya sudah hampir mendekati waktu makan siang. Kuputuskan untuk mencari sesuatu yang bisa kumakan didapur.

Tapi ketika aku mencoba beranjak dari tempat tidur, mendadak kepalaku disergap rasa pusing yang teramat sangat, pandanganku berputar. Kepalaku seperti ditusuk ribuan jarum, sangat sakit. Tenaga yang semalam sudah terkuras habis kini mulai pulih tapi disertai rasa sakit dikepala yang teramat sangat.

Kubaringkan lagi tubuhku ditempat tidur karena aku tak dapat menahan sakit yang mendera kepalaku. Aku meraba-raba sekitar tempat tidur berniat untuk mencari ponsel tipis milikku. Tapi tak kutemukan juga benda itu disekitarku. Aku teringat semalam setelah membalas pesan aku melemparkan benda itu entah kemana.

Aku menyerah mencarinya. Kuputuskan untuk melanjutkan tidur dan melupakan makanku dengan harapan rasa sakit dikepalaku bisa berkurang. Kutarik selimut tebalku hingga menutupi kepala, mencoba menghalau sinar matahari yang masih mengganggu. Kupejamkan mataku rapat sambil sesekali meringis menahan rasa sakit dikepalaku, tak lama ketidaksadaran meliputiku kembali.

-Trapped in Choi's Charm-

Hangat. Itu yang pertama kali aku rasakan ketika kesadaranku berangsur pulih. Belaian lembut hangat diwajahku membangunkanku dari tidur panjangku hari ini. Kurasakan kepalaku sudah tak begitu sakit hanya menyisakan sedikit pening.

Sapuan lembut diwajahku terus berlanjut. Tak ingin moment ini berakhir, terus kupejamkan mata walau kesadaranku sudah sepenuhnya terkumpul. Aku menikmati sentuhan hangat sebuah tangan kekar yang masih dengan setia membelai pipiku.

Kugerakkan tanganku mencoba menggenggam tangannya yang masih intens membelai wajahku. Tanpa membuka mata, aku tersenyum begitu mengenali siapa pemilik tangan ini. Perasaan nyaman menyelimutiku seketika.

Trapped in Choi's CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang