Rain Won't Stop

105 8 0
                                    

Aku memandang keluar jendela yang berembun karena hujan yang turun dengan derasnya dikota kelahiranku tercinta, bekasi. Wangi aroma air hujan yang membasahi dibumi pertiwi mempunyai aroma yang khas, bahkan terselip diantaranya satu bahkan ribuan kisah cinta klasik dibalik rinai hujan.

Aku teringat memori 2 tahun yang lalu, ketika kita masih bergenggaman tangan dengan erat, bergenggaman seakan-akan ruas jari-jarimu yang besar memang tercipta untuk mengisi celah-celah jariku. Dan ketika kau genggam tanganku tanpa kau sadari kau sudah terlebih dahulu menggenggam hatiku. Kalbuku sebelumnya tidak pernah lengkap sebelumnya, sebelum kita bertemu disalah satu Transportasi dari Bekasi-Jakarta.

"Boleh saya duduk disini?" Ujarmu pada saat itu. Aku terpaku mendengar suara beratmu yang membangunkan seluruh sarafku seakan-akan mematikan sebagian otakku. Dengan kesadaran yang belum maksimal aku anggukan kepalaku menandakan 'Iya' .

"Novel yang menarik". Kamu memulai pembicaraan diantara kesunyian yang terjadi diantara kita.

"Oh. Eum. Iya. Saya gak kaget, kalau kamu tau novel ini". Ujarku tanpa menoleh dari novel yang kubaca.

Lalu mengalirlah pembicaraan yang terjadi diantara kita dari memperkenalkan diri, letak tinggal, sampai hal-hal yang terkecil sekalipun.

Kereta akan berhenti distasiun jatinegara. Sedangkan tujuanku masih beberapa pemberhentian lagi. Kamu merobek pinggiran kertas dari buku tulis, menyerahkannya padaku. Aku dilanda bingung apa maksudmu. Baru menyadari apa maksudmu ketika kau mengeluarkan ponselmu yang mati total. Aku memberikan nomer ponsel padamu yang notabennya baru kukenal hari ini. Sungguh ini hal yang pertama untukku.

Ketika stasiun berhenti, ditaruhnya  kertas robekan itu disaku jeansmu.

"Terima kasih. Duluan ya !" Ujarmu sambil berlari keluar dari kereta. Diam-diam ku sembunyikan senyumku melihat tingkahmu.

Lalu kereta berjalan hingga tak terasa pemberhentian terakhirku. Aku berjalan dan menaiki angkutan umum satu kali. Lalu sampai di Universitas dimana aku mengambil jurusan Sastra Indonesia, Ciputat.

Lalu malam hari datang, aku menunggu mengharapkan pesan singkat darimu, tapi hingga aku terlelap tak ada satupun pesan masuk. Hingga beberapa kemudian, hasilnya sama. Tidak ada pesan masuk darimu. Apakah nomer yang kuberikan hilang? Kufikir tidak. Karena beberapa hari berikutnya ada pesan masuk diponselku.

Hatiku merekah, berbunga-bunga tidak ada pribahasa manapun yang mampu menggambarkan kesenanganku saat itu. Bahkan pesan singkat darimu mempengaruhi awal daripada hariku. Sebegitu menakjubkannya kah kau? Dan ya, kau memang menakjubkan.

Aku masih enggan untuk mempercayai pertemuan singkat kita akan berlanjut sampai sekarang. Bahkan hidupmu menaruh andil didalam hidupku untuk sekarang.

***

Aku terbangun mendengar bunyi nada dering ponselku. Langsung ku tekan tombol hijau yang langsung tersambung padamu, aku masih memejamkan mataku ketika aku mengangkat ponselku "Good morning," ucapnya mengawali hariku dengan skpe darimu. Senyum khas bangun tidurku merekah. Senyummu mengawali hariku dengan sangat manis hingga rasanya aku bisa sampai terkena diabetes detik ini juga.

Sebelum kusadari aku sudah terlebih dagulu menggantungkan hidupku padamu. Menggantungkan hatiku padamu. Menggantungkan kebahagiaanku padamu.

Perasaanku kini bernamakanmu. Tidak ada yang bisa ku pungkiri lagi.
Tidak ada yang bisa ku ragukan lagi.
Tidak ada yang bisa ku sembunyikan lagi.

Rasa nyaman ini bahkan tidak aku temukan pada pria yang pernah dekat denganku sebelumnya. Kau seakan-akan mempunyai magnet tersendiri yang mampu menyeretku untuk mendekatmu hingga tidak ada jarak yang membentang diantara kita.

Aku tak mengerti jalan tuhan yang dituliskan di hidupku pada saat itu, jika Tuhan mengizinkannya, biarkan waktu terhenti disana. Disaat semuanya baik-baik saja. Saat kita baik-baik saja. Saat kamu baik-baik saja. Saat semuanya berjalan dengan semestinya. Disaat kita masih bergenggaman tangan membeli gulali dipasar malam.

Kau pernah berjanji untuk tidak pernah meninggalkanku disaat masa terpurukku ataupun bahagiaku, kau tetap disampingku. Tapi itu terjadi hanya sekali. Janji tinggalah janji kamu tetap pergi dengan janjimu yang kupercayai erat-erat. Hingga janji itu kau lepas maka akan ada bekas, bekas yang kasat mata tapi sulit untuk disembuhkan. Dokter sehebat apapun atau alat secanggih apapun jika hati dan kepercayaan yang kau rusak. Maka sulit untuk dirangkai kembali, salah satunya cara ialah menemukan pengganti yang baru. Bagaimana bisa aku menggantikanmu dengan yang lain disaat mengingat hingga detik inipun kau selalu menjadi yang terbaik.

Janji tetaplah janji. Janji yang kau agung-agungkan kini sudah merobek dan membakar seluruh kalbuku. Rasanya sakit hingga sulit membuatku mengambil bernafas, bahkan  memukul dada guna mendapatkan nafaspun sulit.

Semakin ku sayang, semakin ku sakit.

Semakin ku pendam, semakin jelas sakitnya.

Sakit. Sakit ini spesial darimu. Hingga sakitnya tak lekas sembuh. Hingga sakitnya betah berlama-lama dihatiku.

Aku yang tak bisa membayangkan hidupku tanpamu sekarang ku telan bulat-bulat kenyataan yang ada. Bahwa sekarang kau tidak ada disampingku.

Salahkah aku?

Salahkah dirimu?

Salahkah kita?

Salahkah waktu?

Salahkah takdir hingga mempertemukan kita?

Aku tersadar dari masa silamku 2 tahun yang lalu. Luka yang kau torehkan kepadaku sangat sempurna bagusnya, tiada yang cacat sama sekali hingga sakitnya pun sangat sempurna sakit.

Perih. Sangat perih

Bahkan kita belum memulai. Tapi kau terlebih dulu menanam luka dihatiku.

Semoga berbahagia dengan wanita masa lalumu. Ketika kau rindukanku semoga aku tidak rindu padamu. Semoga.

***

Ketemu lagi deng sama aku hihihi. Votes aja kalau suka jangan malu-malu gitu ah jeng.
Kalau gak mau vote yaudah, cuih!
Aku juga gak mau dapet vote dari kamu.

Hahaha bercanda dong. Jangan dibawa serius gitu ah. Maklumin aja sudah kelas akhir jadi sering kumat.

Kecup basah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang