16

1.3K 124 0
                                    

Kendall

"Bagaimana kalau kita pergi berbelanja dan pergi ke kafe menikmati malam minggu ini?" Tawarku.

"Cukup menarik. Bagaimana menurutmu, Gi?" Tanya Cara.

"Eum, sebenarnya aku ingin sekali bergabung dengan kalian. Tapi aku sudah di undang untuk datang ke frat party teman--.."

"Zayn?" Tanyaku memotong ucapannya.

Ia mengangguk ragu.

"Ugh, dia lagi. Sejak kau dekat dengannya. Jujur, kau jarang menghabiskan waktu bersama kami, Gi. Aku hanya takut kalau kita semakin menjauh."

"Maaf. Maafkan aku, Ken. Aku tahu aku salah. Baiklah, aku akan membatalkan janji ku dengan Zayn sekaranh." Ucap Gigi dengan suara parau.

Egoiskah aku? Sebenarnya bukan itu yang aku inginkan. Bukan maksudku untuk menjauhkan mereka. Aku tidak bermaksud untuk menjadi penghalang hubungan mereka hanya karena sifatku yang egois ini.

"Kau tidak perlu melakukannya, Gi. Kau bisa pergi dengannya nanti." Ucapku mengalah.

"Hei, hei kenapa kalian jadi bertengkar begini. Bagaiaman kalau kita bertiga menghadiri frat party milik teman Gigi itu? Ku rasa cukup menyenangkan bukan?" Usul Cara.

Gigi mendelikkan matanya ke arahku. Menunggu sebuah jawaban yang akan keluar dari mulutku.

Aku berpikir sebentar. Kurasa tidak ada salahnya juga menghabiskan waktu malam ini ke pesta milik Zayn.

"Baiklah. Aku setuju."

Terlihat senyum yang mengembang di wajah mereka berdua.

***

"Wow. Sudah cukup ramai ya. Padahal masih pukul 10.30 malam." Ujar Cara tekagum kagum.

"Ya seperti ini lah keadaannya, jika malam minggu." Gigi membalas ucapan Cara. Aku turun dari mobil BMW milik Cara, lalu disusul Gigi dan Cara. "Ayo masuk."

Melangkahkan kaki lebih dalam ke frat milik Zayn, sudah di sambut dengan aroma alkohol yang sangat menyengat. Musik DJ berdentum dengan kerasnya, botol dan gelas merah plastik sudah berserakan di mana-mana. Orang yang sedang bercumbu tersebar di setiap sudut. Begitulah yang bisa di deskripsikan keadaan di frat milik Zayn.

Sebenarnya, aku tidak terlalu nyaman dengan keadaan yang seperti ini.

"Hei? Gigi, Kendall!! Kau datang juga rupanya."

"Hai. Tentu saja aku datang. Dan aku sengaja mengajak mereka datang kemari, tidak masalah bukan?" Balas Gigi.

"Tentu saja. Aku ikut senang jika banyak yang akan ikut meramaikan pesta ini." Balas Zayn sambil sesekali melirik ke arah Cara. Cara yang dipandangi seperti itu juga merasa tidak nyaman.

"Oh ya, hampur saja lupa. Kenalkan ini Cara temanku, dan Cara ini Zayn."

Cara dan Zayn pun bersalaman singkat.

"Cara."

"Zayn." Jawab Zayn singkat. "Baiklah. Untuk mempersingkat waktu. Segera masuk saja. C'mon! Di dalam sudah sangat ramai."

Kami berempat melangkahkan kaki ke dalam. Dan Gosh, aku mendapati Harry ada di sana-- bersama seorang jalang murahan. Harry sedang duduk di sebuah sofa dengan seorang jalang berada di pangkuannya sambil sesekali menggoda Harry. How dare she is. Tunggu dulu, apa aku terlihat sedang panas melihat mereka berdua?

Haha. Memangnya apa hak ku cemburu dengan mereka berdua? Benar bukan? Bukankah aku juga tidak menaruh perasaan pada Harry? Kenapa juga aku harus cemburu? Itu adalah salah besar.

Moved On // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang