23

1.3K 125 20
                                    

Harry

Aku sengaja mengajak Kendall untuk bermain 5 Questions bersamaku.

Sejak pertama kali aku melihatnya, mulai dari kejadian di basement, di kampus waktu aku terlambat, sampai kejadian di taman aku merasakan ada getaran aneh di dalam diriku. Selain itu setiap kali aku menatap matanya aku merasakan ketenangan, kenyamanan yang tidak pernah aku dapatkan dari orang lain sebelumnya.

Aku sering merasakan jantungku berdegub kencang saat berada di dekatnya, namun aku selalu pandai menutupi rasa gugupku dan menetralisir rasa tegang yang aku rasakan--misalnya menggodanya. Aku juga sering merasakan kupu-kupu bertebrangan di perutku ketika bisa melihatnya tertawa bersamaku.

Dan terkadang aku juga merasa panas dan tidak suka ketika melihat Kendall dekat dengan pria lain-- Louis misalnya. Tapi Louis berpikir bahwa aku hanya akan memainkan hati Kendall--tidak serius dengannya. Tapi hal itu tidak akan aku lakukan karena aku selalu merasa agar aku selalu menjaga dan melindungi Kendall, bagaimanapun caranya dan sampai kapanpun-- walapun harus membayarnya dengan nyawaku sekalipun. Jadi tidak mungkin hal sehina itu aku lakukan kepada Kendall. Dia memang suka sok tahu!

Ada apa dengan perasaanku ini? Jujur, aku selalu nyaman berada di sisinya dan di waktu bersamaan aku juga selalu merasa takut.. aku takut kehilangannya.  Entahlah aku merasa seperti aku pernah kehilangan dirinya sebelumnya. Ini rasanya seperti de javu.

Aku mulai memberanikan diri untuk mengajaknya bermain Five Questions karena ini bisa menjadi ajangku mengorek informasi tentangnya lebih lanjut tanpa ada rasa gengsi sedikitpun.

"Kemarin aku sudah berjnji padamu, bukan?" Ucapku sok dingin.

Kendall tampak sedikit kebingungan dengan pertanyaanku. Sungguh, ekspresinya sangat lucu dan menggemaskan, ingin rasanya mencubit pipinya- namun ku urungkan niatku untuk mengurangi kecurigaan dari dirinya.

"Kau berjanji apa memangnya?"tanyanya polos.

"Oh, astaga, ingtanmu buruk sekali, Ken. Kemarin aku berjanji untuk tidak membuatmu bosan, bukan?" Candaku dan lalu diiringi tawa darinya. Ia tertawa sangat lepas sekali, dia cantik-- ralat sangat cantik. Aku senang ia tertawa karenaku, tapi aku tidak senang ia mentertawakanku.

Aku hanya diam memperhatikannya tertawa dengan memberikan tatapanku yang mematikan, mungkin.

Dan seketika ia berhenti-- berusaha untuk berhenti tertawa.

"Baik, baiklah aku berhenti tertawa. Lalu?" Tanyanya lagi.

"Mau bermain 5 Questions?" Tanyaku hati hati.

"Hahahaha. Permainan itu sudah basi, Harry."

Ugh, dia menolaknya. Tapi jangan sebut aku Harry Edward Styles kalau tidak bisa memaksa orang.

"Hei, ini akan menjadi menyenangkan jika kau bermain denganku. Ayo cobalah, Ken. Ini tidak akan membuatmu bosan." Ucapku berusaha meyakinkannya

"Ugh, baiklah, baik." Ucapnya pasrah terhadap tawaranku.

Aku tersenyum penuh dengam kemenangan.

"Baiklah first question," aku menggantungkan kalimatku sejenak untuk berpikir, lebih baik aku memulainya dengan pertanyaan ringan dan tidak menohok. "Punya berapa mantan?"

Apakah pertanyaan itu bisa di sebut pertanyaan ringan? Ah masa bodoh. Aku tidak peduli.

"Belum," Luar biasa, jawaban yang cukup mengejutkan. Gadis secantik dirimu tidak pernah berpacaran? Responku heboh, di dalam hati. Nyaliku sedikit menciut, aku berpendapat bahwa kriteria untuk menjadi pasangan Kendall sangatlah sulit, sehingga belum ada pria yang berhasil mengencaninya. Namun di sisi lain, aku juga merasa senang-- karena aku akan menjadi pacar pertama dan terakhirnya, mungkin.

Moved On // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang