I - Telefon

17.7K 497 21
                                    

~Souta Fukazawa

"Selanjutnya," ujarku sembari tersenyum manis. Ratusan para penggemar yang berbaris memanjang dengan rapi sebelumnya, kini mulai menipis.

Hari ini aku sedang berada di salah satu toko buku ternama di pusat kota Tokyo. Aku sedang mengadakan acara jumpa fans, sekaligus dengan pembagian tanda tangan gratis atas keluarnya buku baruku yang berjudul "Souta Journey"

Buku itu menceritakan tentang kisah hidupku selama ini. Mulai dari kecil, hingga tahap dewasa. Bermula sebagai orang biasa, dan kini berubah menjadi salah satu musisi paling terkenal di seluruh dunia sebagai bassist band rock bernama The Titans.

Jujur saja fansku sekarang membludak. Memang fansku dulu juga sama banyaknya, namun semenjak kedua sahabatku Honda Takumi sebagai vocalist dan Ken Candellar sebagai drummer band The Titans sudah menjatuhkan diri dalam ikatan sebuah pernikahan, akhirnya secara bertahap kebanyakan dari fans mereka berpindah padaku

Maka dari itu, fans-ku yang sekarang membuatku sangat kuwalahan.

Jadwalku yang dari dulu padat kini semakin bertambah padat. Tak ada lagi waktu bermain-main seperti dahulu kala.

Bahkan dalam sehari, aku hanya bisa tidur tidak lebih dari waktu empat jam.

Jujur saja, aku sangat merindukan masaku dulu saat masih bisa bermain game di tab atau Playstation seharian, aku rindu makan ice cream vanilla di cafe langgananku, aku rindu jogging saat hari weekend, aku bahkan sangat merindukan memasak di dapur.

Aku memang dikenal sebagai paling aneh diantara anggota band The Titans yang lain, karena aku memiliki watak yang berbanding terbalik dari mereka semua.

Jika Honda bersifat gentle layaknya pangeran berkuda putih, dan Ken yang auranya selalu hot yang berhasil merajai para wanita. Terlebih lagi Daichi yang mempunyai sikap dan sifat dewasa, pria yang sangat di idam-idamkan untuk menjadi seorang suami untuk para wanita manapun.

Maka, aku tidak masuk dalam tiga kategori tersebut. Karena aku lebih ke sifat childish yang begitu menyebalkan dan menyusahkan orang manapun. Usiaku paling muda diantara sahabatku yang lain. Usiaku masih menginjak 25 tahun.

Apa aku punya kekasih? tidak aku tidak punya, aku masih belum tertarik dengan dunia pacaran.

Apa aku normal? tentu saja aku normal.

Aku masih menyukai wanita pada umumnya. Hanya saja, aku lebih suka sendiri dibanding mempunyai pasangan, lagi pula belum ada wanita yang bisa membuat hatiku ini tertarik.

Aku juga bukan tipe pria seperti Honda dan Ken yang suka bergonta ganti pasangan lalu melakukan hubungan sex kapan dan dimanapun berada. Sama seperti Daichi, aku masih menjaga perjakaanku dan itulah motto yang aku pertahankan hingga detik ini. Itulah mengapa, aku lebih akrab bersama Daichi dibanding kedua sahabatku yang lain.

Aku tidak suka merusak wanita, dan aku hanya ingin pasanganku dimasa depan lah yang mendapatkan keperjakaanku itu. Karna ada pepatah yang mengatakan
"Jika kau baik, kau akan mendapatkan pasangan yang baik juga. Begitu pula sebaliknya jika kau buruk, kau akan mendapatkan pasangan yang buruk pula."

Aku sebetulnya juga tidak mengerti kenapa justru pria pencinta wanita seperti mereka berdua bisa menikah terlebih dahulu dibandingkan aku dan Daichi.

Bukankah itu sangat aneh?

Kembali ke dunia nyata, kupandangi gadis di depanku ini sembari tersenyum lebar. Gadis ini adalah orang terakhir di dalam antrian.

Tubuhnya mungil dengan rambut pirang lurus sebahu. Pony tebal dan lurus menutupi dahinya. Bola matanya bewarna hijau terang, yang membuat wajahnya semakin terlihat cantik dan manis. Aku yakin wanita ini bukan berasal dari Jepang asli. Lebih tepatnya seorang bule.

Marriage Season (My Older Wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang