II - Meet Again

10.7K 425 12
                                    

~Souta Fukazawa

Air mata terus mengalir membasahi kedua pipiku. Sosok pria yang aku kagumi sekarang terbaring damai tak bernyawa di dalam sebuah peti berbahan kayu itu. Memory akan kebaikan dan ketulusannya tak pernah aku lupakan hingga detik ini.

Dia Tuan besar Kozue, yang aku anggap sebagai ayah kedua di dalam dunia ini. Hari ini aku mengenakan setelan jas bewarna hitam pekat. Dihari pemakaman ini hanya ada orang-orang tertentu saja yang dapat menghadiri upacara pemakaman. Tuan besar Kozue sangat terkenal dalam bidang perbankan. Perusahaanya dimana-mana, ia bahkan termasuk dalam jejeran tokoh pria yang terkenal di seluruh dunia.

Aku tak dapat menahan pilu air mataku. Mrs.Yun yang menemaniku datang ke acara duka ini juga sangat terlihat sedih sama sepertiku. Kupeluk erat tubuh managerku yang sudah mulai menua itu. Bagiku sosok Mrs.Yun adalah ibuku yang kedua setelah ibu kandungku meninggal. Memeluk dan menangis di pelukannya selalu membuat pikiran dan hatiku tenang. Aku seperti layaknya anak kecil yang menangis karna kehilangan sebuah mainannya.

Tak peduli dengan tatapan orang di sekitar sini, aku hanya terus menangis. Ya beginilah aku, kekanak-kanakan, cengeng dan ingusan. Seberapa besar umurmu, kau wanita atau pria. Menangis adalah sesuatu hal yang wajar, karna hanya dengan menangislah kita bisa meluapkan segala emosi kita dan dapat meringankan beban kita.

Mrs.Yun menghusap kepalaku dengan lembut sambil terus mengucapkan kata-kata menenangkan untukku. Pemakaman akhirnya selesai dan aku hanya bisa sesenggukan melihat adegan itu. Sebuah batu nisan tertulis namanya, kulepaskan pelukanku pada Mrs.Yun lalu mendekati batu nisan tempat peristirahat terakhir Tuan besar Kozue.

"Semoga kau tenang disana papa, doaku selalu menyertaimu." Ucapku dengan lirih sambil melihat batu nisan ini dengan lekat. Aku biasanya memanggil namanya dengan sebutan papa. Untuk kedua kalinya aku melakukan pemakaman seperti ini, pertama oleh kedua orang tuaku dan kedua kakak kembarku. Dan sekarang Tuan besar Kozue. Aku tidak akan pernah melupakan kehangatan yang selalu beliau mereka berikan untukku.

Orang-orang yang menghadiri pemakaman ini mulai pergi meninggalkan acara ini. Mrs.Yun menghampiriku, mengelus punggungku lalu berkata
"Ayo Souta, biarkan Mr.Kozue tenang disana. Kita yang masih hidup hanya bisa mendoakan saja dari sini."

Kuhapus kedua air mataku ini dengan sedikit kasar, mataku sudah bengkak kemerahan. Aku menghembuskan nafas dengan berat. Benar kata Mrs.Yun. Seberapa besar kau menangisi kepergiannya, itu tak akan mengembalikan orang yang sudah tiada di dunia, yang bisa kita lakukan hanya memberikannya doa. Kulihat sekeliling orang-orang yang menghadiri pemakaman ini. Tiba-tiba pikiranku melayang pada sosok kakak wanita yang sudah lama aku tidak temui disini.

Dimana Wizzy?

Tiba-tiba seseorang yang menepuk bahuku membuatku tersadar. Segera kutengok orang itu, dan orang itu adalah sekretaris Tao. Sekretaris pribadi kepercayaan tuan besar Kozue.

"Souta. Ada yang harus kita bicarakan." Katanya dengan wajah yang sangat serius. Aku menyerngit heran padanya.

"Apa?" Tanyaku padanya secara langsung. "Kita bicarakan di dalam rumah saja, jangan disini." Ucapnya dengan tenang. Aku terdiam untuk sementara lalu mengangguk mengiyakan saja. Aku, sekretaris Tao beserta Mrs.Yun langsung pergi dari tempat pemakaman menuju ke rumah Kozue. Kebetulan juga jarak antara pemakaman dan kediaman Kozue tidak terlalu jauh.

Tiba di rumahnya, tepatnya di sebuah ruangan tamu. Aku langsung melepas jas hitamku ini. Meletakkanya di sembarang tempat dan langsung melipat lengan kemejaku sampai kesiku. Jujur saja aku tidak begitu suka memakai pakaian formal seperti ini, aku lebih suka pakaian yang sederhana. Karna bagiku pakaian ini terlalu maskulin, sedangkan aku bukanlah sosok pria yang maskulin.

Marriage Season (My Older Wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang