VI - After the day

8.8K 386 41
                                    

~Wizzy Prahayu Kozue

Aku sudah resmi menikah.

Menjadi istri.

Istri satu-satunya di dalam pernikahan bersama Souta!

Mungkin ini terdengar konyol, tapi rasa jijik pada diriku sendiri karna menjadi seorang istri pertama membuatku kesal. Bahkan aku melanggar prinsipku sendiri hanya untuk mengikuti surat wasiat keramat itu!

Setelah janji suci bodoh itu sekarang aku dan Souta tinggal di rumah ayah sialanku, tempat dimana dulu aku tumbuh dan bermain bersama Souta.

Shit! Sebenarnya aku tidak mau lagi tinggal dirumah sialan ini. Tapi mau bagaimana lagi, aku lebih memilih tinggal disini daripada tinggal di rumah Souta yang isinya penuh dengan pernak-pernik anime. Bisa gila aku jika tinggal di rumah seperti itu.

Aku bahkan masih mengingat dengan jelas adegan setelah kami resmi menikah. Souta menangis! Bukan aku yang menangis, tapi dia!

Dia menangis tersedu-sedu karna terharu bisa kembali hidup bersamaku. Dia gila memang!

Aku menguap ketika menatap layar laptopku yang menujukkan gambar grafik tentang keuangan perusahaan ayah. Disana benar-benar rumit, angka yang ditunjukkan benar-benar jauh dari dugaanku sebelumnya. Ayah bajinganku itu memang kaya, tapi aku tak menyangka jika dia akan sekaya ini. Dan seandainya kemarin aku tak menerima wasiat tolol itu, harta 30% yang ia berikan padaku saja bisa menghidupiku seumur hidup, plus dengan bonus foya-foya.

Dunia bisnis memang mengerikan. Ternyata otak ayahku itu boleh juga.

Sedang seriusnya aku meneliti perusahaan ayahku, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Bukan dari pintu utama kamarku, tapi pintu penghubung dari kamarku. Aku mendengus kecil mendengar suara itu, mencoba fokus melihat rinci tentang perusahaan yang sebentar lagi akan menjadi namaku.

"Wizzy-chan"

Bola mataku memutar malas mendengar siapa yang barusan bicara dibalik pintu itu. Kamarku memang unik karna ada pintu terhubung dari kamar satu ke kamar yang lain. Ini semua ide ayahku dulu. Disebelah kamarku persis ada kamar Souta. Dan sekali lagi aku menggerutu kesal, karna adanya pintu penghubung itu.

Dulu kuakui aku yang meminta bahkan merengek pada ayah untuk membuat pintu penghubung antara ruangan kamarku dan Souta, karna aku tak bisa jauh-jauh darinya. Souta selalu mengalami mimpi buruk ketika masih kecil, aku yang sebagai kakaknya tak tega melihat keadaan Souta saat itu. Tapi melihat keadaan kami yang sudah dewasa sekarang, ingin rasanya kuhancurkan pintu penghubung itu hingga tak bersisa!

"Wizzy-chan, aku tau kamu belum tidur. Ini sudah jam lewat makan malam, apa kau tak kelaparan? aku sudah menyiapkan beberapa makanan di bawah." Ceroros Souta dibalik pintu penghubung itu.

Aku menghela nafas, lalu melirik jam dinding yang tertempel di kamarku. Aku sedikit terkejut ketika mengetahui waktu sekarang, jarum jamnya sudah menunjukkan pukul 8:10 malam. Seharian ini aku hanya mengurung diri di kamar, menatap laptopku dan meneliti perusahaan ayahku. Tapi aku tak menyangka jika waktu berjalan dengan sangat cepat. Hingga aku sendiri lupa untuk makan.

"Enyah kau! Aku sedang diet, aku tidak ingin makan!" Jawabku ketus yang masih mengotak atik laptopku. Tidak ada jawaban dari sana, tapi kemudian pintu penghubung itu terbuka menampilkan tubuh pria yang menjulang tinggi dibaliknya.

"Lupakan dietmu, aku tidak suka kamu melakukan itu." Ucapnya lagi yang seperti nada memerintah. Kenapa jadi dia yang menyuruhku? aku memang sedang diet ketat, bagiku soal tubuh dan kesehatan itu harus terjaga. Aku ini sudah berstatus janda berkali-kali, aku tak ingin pria diluaran sana memandang tubuhku remeh akibat penuh lemak atau kendur karna statusku yang satu itu.

Marriage Season (My Older Wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang