Di dalam istana, sang kembang api diobati habis-habisan oleh tabib. Dia menganggap bahwa kesembuhan kembang api adalah bagian dari tanggung jawabnya.
"Aku harus menghentikan pendarahannya agar kembang api dapat diselamatkan," Ucap sang tabib dalam hati sambil tetap berusaha mengobati.
"Cepat kau minum ini hai kembang api. Ramuan ini akan menghentikan pendarahanmu dan membuatmu pulih," Seru sang tabib kepada kembang api.
Kembang api yang dalam posisi tak berdaya dan tak memiliki harapan akan kesembuhannya berkata pada sang tabib dengan putus asa, "Mengapa kau yakin akan kesembuhanku duhai tabib? Tidakkah kau lihat sendiri bahwa tubuhku sudah penuh dengan darah?"
Sang tabib hanya dapat terdiam.
"Jawab pertanyaanku! Apa menurutmu aku yg berlumuran darah dapat pulih dalam jangka waktu dekat?!" Lanjut kembang api.
Sang tabib masih terus terdiam sampai berapa saat lalu menatap kembang api dan menjawabnya, "Sejujurnya aku tak tahu apakah kau dapat sembuh dalam waktu dekat. Tapi satu hal yang aku tahu dan harus aku lakukan! Kesembuhanmu adalah tanggung jawabku, kesembuhanmu adalah amanahku, kesembuhanmu adalah kebahagiaan untukku. Dan kau juga tahu bahwa kau tak akan bisa menjalankan tugasmu tanpa kesembuhanmu. Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini. Dan setahuku tugasmu hanya pada satu momen itu. Jadi bila kau tak berusaha sembuh dan tak berusaha untuk melaksanakan tugasmu dalam keadaan apapun, maka aku pastikan bahwa dunia bukanlah tempat yg baik untukmu."
