Aqila terbangung dari tidurnya. merasakan seluruh badannya remuk dan kepala terasa pusing. Dirabanya samping tempatnya berbaring, dan tak ada tanda-tanda Raihan di sana. Aqila berdecak sebal, setelah membuatnya kelelahan dan tertidur, hingga membuat rencananya untuk ke pantai dibatalkan, Raihan malah meninggalkannya sendirian di kamar.
Aqila melihat jam dinding yang ada di sebelah kirinya langsung terperanjat. Jam itu menunjukkan kalau sebentar lagi akan maghrib. Aqila buru-buru pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, Aqila membaca surat yang ditinggalkan Raihan di atas nakas. Surat itu berisi kalau Raihan shalat berjamaah di masjid hotel dan di teruskan sampai isya. Di surat itu juga Raihan mengajaknya untuk dinner. Aqila tersenyum, sangat manis sekali. Dia langsung mempersiapkan dirinya untuk shalat maghrib.
Aqila tersenyum puas melihat hasil riasnya saat ini. Satu polesan terakhir lipstick berwarna peach di bibirnya menambah kesempurnaan make upnya. Wajahnya terlihat sangat segar dengan make up natural yang dipakainya. Dress hitam selutut juga membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambut coklatnya dibiarkan tergerai dan menambah volume diujung rambut yang diberi kesan curly. Aqila berharap Raihan menyukai.
Aqila membalas senyum dan sapaan sopan dari para karyawan yang ditemuinya di lobby hotel. Rata-rata karyawan yang menyapanya itu adalah yang mengetahui kalau dirinya datang bersama Raihan. Aqila berjalan sangat anggun menuju Raihan yang tengah menunggunya. Dia melewati pintu dan satu tikungan lagi membuatnya bertemu Raihan. Aqila terperangah dengan apa yang dilihatnya. Raihan benar-benar menyiapkan dinnernya dengan sangat baik. Aqila merasa bahwa malam ini dirinya sangat istimewa.
Raihan tersenyum dan menghampiri Aqila yang tengah berdiri mematung ditempatnya. Tangannya terulur, tak lama kemudian Aqila meraih tangan itu dan langsung digenggamnya erat. Keduanya berjalan beriringan ke meja yang telah disiapkan. Raihan menarik kursi dan mempersilakan Aqila duduk di kursi tersebut, lalu dia sendiri duduk di seberangnya.
Aqila memperhatikan sekitar. Banyak lampion yang berwarna keemasan sebagai penerangnya. Tak jauh dari tempat mereka, ada seseorang yang tengah memainkan biolanya dengan sangat merdu mengalunkan lagu romantis. Ditambah lagi deru ombak yang tak begitu kencang semakin menambah kesan sempurna malam ini. Aqila begitu takjub dan tak percaya kalau Raihan bisa seromantis ini.
Keduanya masih terlihat canggung dan belum ada yang memulai membicaraan. Masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aqila memperhatikan penampilan Raihan malam ini. Raihan memakai tuxedo berwarna hitam dan terlihat sangat tampan. Raihan terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Aqila tak akan pernah bosan bila lama-lama disuruh menatap wajah Raihan malam ini.
Sedangkan Raihan sibuk memperhatikan penampilan Aqila. Raihan sangat terpesona dengan istrinya malam ini. Aqila memang cantik, tapi kesehariannya Aqila jarang memakai make up dan terkesan natural. Tapi malam ini, semua kecantikan Aqila tereksplor malam ini. Raihan mencari topik untuk memulai pembicaraan. Biar bagaimanapun Raihan laki-laki dan tak mungkin Aqila yang memulainya.
Raihan berdehem dan membenarkan letak tuxedonya yang memang tak berantakan. Hanya sebagai mengurangi rasa gugupnya.
"You're so beautiful tonight."
Satu pujian lolos dari bibir Raihan. Aqila semakin tak karuan dengan perasaannya.
"Gombal." Ucap Aqila dengan asal. Jantungnya bagai lari-larian dari tempatnya. Dipuji oleh Raihan dan berdekatan dengan Raihan tak bagus untuk jantungnya saat ini.
"Kamu harusnya bisa bedain mana gombal, mana kenyataan."
"Iya deh iya.. Kamu bawa handphone ngga Mas?" Tanya Aqila dan menanti jawaban Raihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepmother
Spiritual12januari2017: 1st in spiritual 5januari2017: 3 in spiritual Jika di film atau di cerita-cerita, sosok ibu tiri merupakan momok paling menakutkan bagi anak. Ia diibaratkan sebagai sosok nenek lampir yang sangat menyeramkan dan juga menyebalkan. Namu...