The Secret

718 23 1
                                    

"Ash i miss you so much" ujar lelaki itu.

"apa maksudnya ini?" tanyaku bingung.

Ashley berdiri dari kursi nya dan dan mengecup bibir Zayn singkat. Zayn menarik kursi yang berada di sebelah Ashley dan mendudukinya. Apa apaan ini?

oh.

aku mengerti.

semoga ini semua tidak seperti yang aku pikirkan.

Ashley menatap wajahku yang menahan kebingungan, "Tiff.."

Aku berdehem singkat, "jelaskan semuanya"

Zayn menatap kami bingung dan berkata, "apa yang dijelaskan?"

"Tiff, he is my boyfriend" ujar Ashley pelan, seperti takut mengeluarkan semuanya.

Dan ternyata.

Semuanya persis seperti dugaanku.

Perasaan bingung, kesal, sedih bercampur aduk dalam diriku. Tidak mau berdiam terlalu lama, aku menyandang tas kecilku dan berdiri untuk keluar dari cafe. Aku harus berbicara apa? Tidak, aku sudah muak mengetahui semua ini.

Ashley menahan tanganku dan mencoba menghentikan niatku untuk pergi. "Kumohon, dont go"

"Pembicaraan kita sudah selesai, i think?" tanyaku dingin.

"Zayn sudah berpacaran denganku 2 minggu lalu. Dan aku menyuruhnya untuk menyusulku kesini karena aku ingin memperkenalkan dia kepadamu. Tapi ternyata kau telah mengenalinya bahkan membencinya. Maafkan aku. Ini benar benar diluar dugaanku." mata nya terlihat berkaca kaca. Aku yakin dia akan menangis sebentar lagi. Aku tahu Ashley adalah tipe gadis yang mudah menangis dalam hal sekecil apapun.

Zayn yang mulai mengerti apa yang terjadi mengangguk, "Oh. Claire. Kau belum memaafkan ku rupanya. Gadis pendendam"

"what? ulangi sekali lagi" aku semakin kesal dengan lelaki bermata hazel ini.

"gadis pendendam" katanya santai.

PLAK!!

Aku berhasil menampar pipi bajingan ini. Apa yang ada di dalam pikirannya?!

"Apa kau tidak pernah memikirkan apa yang Claire rasakan saat melihat kau berciuman dengan gadis lain dan tidak menganggap nya? Kau tidak punya hati. Aku harap kau tidak mengulangi itu semua pada Ashley sahabatku. Aku bersumpah tidak akan memafkanmu seumur hidupku jika kau melakukan hal yang sama pada Ashley! Selamat tinggal" ujarku panjang lebar dengan penuh emosi. Aku tidak perduli banyak orang didalam cafe yang menatap ke arah kami. Aku benci bajingan ini.

"oh kau main tangan. Sama seperti adikmu" ia mengusap pipinya.

"Zayn, aku mohon jangan melawannya" lerai Ashley yang sudah menangis. Benar saja.

"Asshole" gumamku.

Ia duduk kembali ke kursinya, "aku sudah minta maaf dan tinggal pertimbanganmu akan memaafkan ku atau tidak"

"tapi aku belum bisa memaafkanmu sampai kau pergi ke makam Claire dan meminta maaf disana. Ash, longlast with this asshole" aku memeluk Ashley cepat lalu melangkah keluar dari cafe.

Beberapa penggemar ku menghampiriku dan bertanya apakah aku baik baik saja. Aku hanya tersenyum dan meminta maaf kepada mereka karena tidak bisa berfoto bersama atau sekedar mengobrol. Mood ku benar benar sudah dihancurkan oleh bajingan itu.

*Zayn's POV*

"Maaf aku lupa memberitahumu agar kau tidak perlu kesini" Ashley menundukkan kepalanya, tangisannya tidak mereda sedari tadi.

Mistakes (IN EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang