Chapter 15: The Reason

63K 5.6K 55
                                    

Chroma menatap kolam ikan di hadapannya sambil melamun. Entah kenapa bayang-bayang Achromos tidak bisa hilang dari kepalanya sejak kejadian waktu itu. Namun setiap kali ia mengingat Achromos memanggilnya Jane, hatinya berdenyut sakit. Jantungnya juga berdegup aneh ketika Chlari memanggilnya Chroma waktu itu. Ada apa dengannya?

Apa aku sakit? Pikirnya.

Selain itu, ia juga sangat penasaran dengan apa yang terjadi di antara Achromos dan Chlari. Kenapa hubungan mereka begitu buruk? Chlari memang mencurigakan, tapi entah kenapa Chroma tidak merasakan aura kejahatan di dirinya. Namun meskipun Chroma sangat ingin bertanya pada Achromos, tentu ia tidak berani menanyakannya.

"Jane."

"WUAAH!!"

Chroma memekik begitu Achromos tiba-tiba muncul di hadapannya. Jantungnya berdebar tidak karuan.

Kenapa semenjak tinggal di sini.. instingku semakin menumpul? Batin Chroma sambil memegang dadanya.

"Ya, Yang Mulia. Ada apa?" Tanya Chroma.

Achromos menatap mata Chroma lekat-lekat, membuat Chroma merasa luar biasa tidak nyaman.

"Aku hanya ingin bertanya kenapa kau melamun." Balas Achromos.

"Oh.. begitu. Bukan apa-apa kok." Jawab Chroma sambil kembali menatap kolam.

"Jangan bohong!" Ujar Achromos sambil memegang dagu Chroma dan membuatnya menatap matanya. Chroma merasa bingung. Apa sebaiknya ia menanyakannya langsung pada Achromos? Tapi apakah Achromos akan menjawabnya begitu saja?

Arrghh!! Sekarang atau tidak sama sekali! Batinnya.

"Ya, Yang Mulia." Ucap Chroma. "Yang Mulia memerintahkanku untuk tidak bertemu lagi dengan Pangeran Chlari, bukan? Aku.. Aku tidak bisa begitu saja menuruti perintah Yang Mulia, tanpa tahu alasannya. Aku rasa aku punya hak untuk tahu, karena ini menyangkut diriku juga."

Achromos terdiam menatap Chroma, tidak menyangka Chroma akan menanyakan hal seperti itu. Ia melihat mata Chroma yang memancarkan keseriusannya.

Yah.. Kurasa ia punya hak untuk tahu. Ujarnya dalam hati sambil melepaskan tangannya dari dagu Chroma.

"Ceritanya.. panjang." Ujar Achromos pelan. Mata Chroma langsung membulat dan bersinar.

"Tidak apa-apa! Aku ingin tahu apa yang terjadi."

*

"Ibunda, aku menemukan burung kecil ini di taman! Dia terluka!" Achromos berlari menghampiri ibunya sambil memegang burung kecil yang tergolek lemas. Raut wajahnya terlihat begitu sedih dan khawatir.

"Achromos, bukankah sekarang waktunya belajar? Kenapa kamu malah pergi ke taman? Bajumu kotor sekali.." Ujar Kellia ketika melihat Achromos yang terlihat kotor akibat menolong burung itu.

"Tapi Ibunda, burung ini terluka! Aku harus menyelamatkannya!" Seru Achromos.

Kellia menghela napas. Dari dulu Achromos memang sangat menyayangi hewan. Ia sudah sering menolong anjing dan kucing yang terluka atau terlantar. Kellia kemudian tersenyum lembut.

"Achromos, aku mengerti. Biar aku yang mengobati burung ini, kamu kembali ke ruanganmu dan belajar yang tekun, ya." Ujar Kellia sambil mengusap kepala Achromos dan mengambil burung sekarat itu dari tangannya.

Chroma & Achromos [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang