Prilly kembali ke rumahnya dengan wajah kesal. Kesalnya bertambah saat Ali tak menyusulnya untuk sekedar membuatnya tak lagi marah.
"Ali nyeselin tau gak! Aku benci, benci!!!" Racau Prilly membanting pintu kamarnya.
Bahkan Aleya yang tengah bersantai di teras belakang rumah terlonjak kaget mendengar bunyi pintu yang di tutup begitu kencang.
"Haduuhhh mommy kayak gini pasti gara-gara daddy," gumam Aleya sedikit menggurutu karena dia sudah sangat hafal kenapa mommynya bisa semarah ini kalau bukan karena Ali.
Sedangkan di dalam kamar, Prilly membanting semua yang ada dihadapannya. Bahkan meja nyaris menjadi sasaran lemparan Prilly.
"Awas ya Li, aku gak akan maafin kamu!" Prilly benar-benar emosi di buatnya, terlebih tadi Ali tidak mengejarnya pada saat keluar dari rumah sakit.
Prilly merabahkan tubuhnya lelah seharian sudah mengobrak-abrik kamar hingga terlihat berantakan karena saking kesalnya.
Prilly masih kepikiran pada wanita yang menyentuh suaminya tanpa melihat ada Prilly berdiri di samping Ali. Entah sengaja atau tidak, yang jelas Prilly tahu kalau wanita yang di rumah sakit tadi meliriknya sekilas.
"Awas aja tuh cewek, belum pernah ngerasain gilingan ibu-ibu hamil muda dia berani gangguin suami gue!" Prilly benar-benar emosi hingga di ubun-ubun.
'Tok tok tok
"Mommy, mommy gak apa-apakan? Lea dengar suara berisik dari kamar mommy? Mommy kenapa?" Suara Aleya terdengar panik di balik pintu.
Prilly menghela nafas gusar, ia lupa kalau masih ada Aleya di rumah ini karena Digo yang beberapa minggu pergi keluar kota.
"Masuk saja Le, pintu gak dikunci."
Setelah mendapat persetujuan Aleya langsung menerobos masuk kedalam kamar Prilly yang sudah berbentuk seperti kapal pecah."Ya Tuhan apa baru saja ada angin badai disini Mommy? Berantakan sekali," pekik Aleya saat melihat keadaan kamar Prilly yang berantakan.
"Ah, sudah sayang jangan dipikirkan mommy gak apa-apa kok. Kenapa kamu kesini?"tanya Prilly mencoba mengalihkan perhatian Aleya.
"Eh, tadi aku dengar bunyi suara bantingan pintu dari luar, aku khawatir kalau mommy kenapa-napa makanya aku langsung nyusul." Jelas Aleya yang hanya mendapat anggukan dari Prilly.
"Ya sudah sekarang kamu keluar saja ya, mommy mau istirahat sebentar."
Aleya mengangguk patuh ia keluar dari kamar dengan perasaan cemas berharap bahwa Prilly tidak akan melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kandungannya.
****
"Li, gue perhatiin dari tadi lo gak fokus kenapa?" Tanya Lisa ketika menyadari Ali hanya mengaduk-ngaduk makanan di hadapannya tanpa berniat memakan.
Ali menggeleng pelan memijat pelipisnya yang terasa sakit. Saat ini Ali sedang memikirkan bagaimana Prilly. Tadi dia membiarkan Prilly begitu saja.
"Huh ..." Ali menghembuskan nafasnya sedikit meregangkan otot-ototnya.
"Kalau lo ada masalah, lo bisa cerita kok sama gue." Tawar Lisa yang mendapat gelengan dari Ali.
"Maaf Lis, sekarang gue lagi mau sendiri jadi lo bisa keluar dulu," ucap Ali terdengar dingin membuat Lisa tak lagi membantah ia menurut saja.
Setelah Lisa pergi Ali kembali memijat-mijat kecil pelipisnya sambil berkali-kali melirik jam di tangan.
"Bagaimana jika Prilly marah? Apa yang harus kulakukan," gumam Ali terdengar frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Daddyku
RandomLanjutan dari Istri Untuk Daddyku Season 1 NB: (masih) Kolaborasi @irastories_ dan @Biiestory Cover: @irastories_