Kehamilan Prilly membuat perasaannya semakin lebih sensitif lagi. Beberapa kali dia masih menaruh curiga atas hubungan Ali dan juga Lisa. Dia masih tak percaya bahwa mereka hanya memiliki hubungan sebatas teman. Teman apa yang tiap harinya selalu di antar pulang ke rumah.
Semalam Ali pulang telat, katanya mengantar Lisa pulang ke rumah, alasannya sih mobil Lisa sedang ada di bengkel dari pada naik taksi itu bahaya, lebih baik dia meminta Ali mengantarnya pulang.
Prilly lelah jika tiap hari harus marah-marah sama Ali, dia sayang kandungannya, dia tak mau terjadi apa-apa dengan anak yang ada di dalam kandungan.
"Bukan maksud aku gak percaya sama kamu Li. Aku cuma mau mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, aku gak mau ada orang ketiga yang masuk di dalam hubungan kita ini."
Dengan di antar supir Prilly mengikuti Ali yang berangkat tergesa-gesa pagi ini. Prilly menyadari laju mobil Ali bukan ke arah rumah sakit, tapi, ke sebuah rumah yang cukup besar dengan seorang perempuan ber jas putih menunggu di depan gerbang.
Prilly tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, dia hanya melihat ekspresi perempuan yang begitu manjanya pada Ali dan Ali pun sama sekali tidak terlihat menolak sikap perempuan itu.
"Kamu tega Li, istri hamil kamu malah main di belakang aku. Apa kamu mau balas demdam atas perlakuan ku dulu." Prilly menghapus sedikit air matanya yang luluh.
"Pak kita pulang aja ya," ucap Prilly pada supir.
Uraian air mata terus mengalir dan harap bisa menghapuskan rasa sakit atas perlakuan suaminya sendiri. Bukan maksud hati tak percaya, dia hanya ingin mendapat kebenaran dari semua kebingungan yang di landanya.
Prilly sudah tiba kembali di rumahnya, dia langsung masuk ke kamar dan membereskan dan memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Dengan langkah gontai dia kembali menurumi anak tangga dengan koper di tangannya. Sekilas dia melihat kembali temlat tinggalnya, temlat yang menjadi saksi perjalanan cinta mereka.
"Semoga kamu bahagia tanpa ku Ali."
Pintu rumah sudah tertutup rapat dan Prilly kembali pergi dengan supir pulang ke rumah orang tuanya.
***
Ali menyelesaikan tugas hari ini dengan lega, beberapa pasien yang di rawat olehnya sudah mulai berangsur membaik. Peralatan tempurnya sudah selesai di masukkan ke dalam tas. Rasanya hari ini dia tak sabar ingin bertemu dengan Prilly.
"Li, ayo pulang." Kepala Lisa menyembul dari balik pintu ruangan Ali.
"Sebentar gue beresin alat tempur gue dulu." Ali sudah memasukkan semuanya ke dalam tas.
Mobil Lisa yang masih belum selesai di perbaiki, mengharuskannya lagi mengantar Lisa kembali pulang.
Lisa sudah menunggu Ali di parkiran mobil, bibirnya menggerutu seperti sedang kesal.
"Kenapa lo ngomel sendiri begitu?" Tanya Ali.
"Bawel, gak usah nanya-nanya, buruan anterin gue pulang." Lisa membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam.
"Lo ya, gak pernah berubah dari dulu. Kesel sama orang, gue juga kena imbasnya." Ali mulai menstater mobil dan siap melaju pulang.
"Itu derita lo yang mau temenan sama gue."
Ali hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ajaib Lisa. Ali hafal betul seperti apa Lisa itu, jadi dia tak heran dan tahu bagaimana caranya menghadapi Lisa.
Ali sampai di depan rumah Lisa, tanpa ucapan terima kasih Lisa langsung saja pergi masuk ke dalam rumahnya. Ali hanya bisa mengulum senyum melihat kelakuan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Daddyku
De TodoLanjutan dari Istri Untuk Daddyku Season 1 NB: (masih) Kolaborasi @irastories_ dan @Biiestory Cover: @irastories_