Bab10- What's Happen?

1.4K 97 27
                                    

Devan membaringkan Suci di ranjang kamar Suci. Kemudian menatapnya dengan lembut serta membelai pipi Suci membuatnya sedikit menggeliat.

"Aku mencintaimu, Devan." Suci rupanya masih mengigau tentang Devan.

Devan menatapnya dan perlahan tersenyum. Kemudian dia teringat oleh sesuatu ketika ia menjemput Nauval beberapa minggu yang lalu.

Flashback on

"Siapa kau?" Tanya Devan  menghampiri seorang pria yang bersama Nauval.

"Ayah!" Pekik Nauval lalu menghambur memeluk Devan.

"Aku... aku Yusuf." Balas pria tersebut lalu mengulurkan tangannya.

Namun dengan kejam, Devan tak membalasnya dan beralih memandang arah lain.

"Ada urusan apa dengan anakku?" Tanya Devan lagi.

"Oh, aku hanya bertanya tentang Suci." Balas Yusuf ramah. Lagi dan lagi Devan acuh dan kembali bertanya.

"Kau siapanya Suci?"

"Aku temannya. Apa kau mengenal Suci?"

"Iya. Ada urusan apa kau mencarinya?" Tanya Devan dengan ketus.

"Aku ingin bertemu dengannya lagi. Tunggu, kau mengenalnya, berarti kau dekat dengannya?"

Devan melirik Yusuf sekilas lalu mengangguk kecil.

Yusuf berpikir sejenak sebelum akhirnya menatap Devan lekat. "Kau tidak menyukainya kan?"

Devan menaikan sebelah alisnya. "Tidak. Tidak tau." Jawab Devan dingin.

"Kuharap tidak akan. Kalau begitu, aku harus bertindak cepat!" Gumam Yusuf.

Sekali lagi Devan melirik Yusuf sekilas. Namun ia tak mau mengatakan apapun lagi dan segera pamit pulang pada Yusuf lalu menarik lengan Nauval menuju mobilnya yang diparkir depan sekolah.

'Apa artinya, dia menyukai Suci?' Gumam Devan dalam hati saat di dalam mobil.

Flashback off

"Apakah dia sudah menyatakan cintanya padamu?" Tanya Devan memperhatikan Suci yang masih terlelap dalam tidurnya.

***

Malam dengan cepat berlalu digantikan dengan cahaya matahari yang menyembul dari balik jendela.

Suci menggeliatkan badannya dan matanya melihat sekeliling kamar. Tangannya bergerak ke atas nakas mencari jam beker.

"Harusnya aku kuliah, tapi... aku merasa pusing sekarang." Suci berusaha bangun dan duduk di ranjang.

Dan lagi, ia mengerang memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Oh, kau sudah bangun?" Devan muncul dari luar kamar dengan nampan berisi nasi dan susu di tangannya.

"Dev, kau belum ke kantor?" Suci mengatakan itu, sementara Devan meletakan nampan berisi nasi tersebut di atas nakas.

"Aku menunggumu sadar, baru aku pergi." Kata Devan kemudian duduk di tepi ranjang.

"Makanlah, aku akan berangkat. Dan... aku sudah izin pada pihak kampus. Istirahatlah." Baru akan bangkit, Suci menahannya.

"Maaf tentang semua tadi malam." Kata Suci menunduk.

"Kenapa kau minta maaf?" Devan kembali mendudukan pantatnya di ranjang Suci. Ditangkupnya pipi Suci hingga membuat Suci mendongak menatapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beloved MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang