Bab2- Awal Bencana

1.3K 241 45
                                    

Akhirnya setelah kemarin bicara panjang kali lebar di taman rumah sakit, Suci tetap menjadi pembantu keluarga Clafflin.

Flashback on

"Jadi.. Kau tau semua..?" Tanya ulang Suci memastikan dan dibalas anggukan oleh Devan. " Ya, semuanya"

"Kau tidak akan melaporkanku kan..?" Mohon Suci dengan wajah memelas.

"Tergantung.. Kalau kau tidak mau kulaporkan, kau harus menjauhi keluargaku" Ucap Devan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Tapi aku tidak bisa, Ibumu mempekerjakan aku sebagai pembantu"

"Dan kau menerima begitu saja...?"

"Karena ini semua dadakan, niat awalku keruang anakmu dirawat untuk melihat kondisinya. Tapi karena ruangannya dijaga oleh dua bodyguard ibumu, aku jadi menyamar sebagai calon pembantu. Ibumu yang percaya aku calon pembantu langsung menerimaku begitu saja," Jelas Suci.

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini" Sejenak Suci berfikir untuk membalas pertanyaan pria dihadapannya.

"Ikuti saja alurnya, minimal sampai aku bisa mendapat pekerjaan.. Bagaimana??" Tawar Suci. Devan menyatukan keningnya sebelum akhirnya mengangguk mengerti.

"Baiklah kita ikuti permainan ini.." Gumam Devan.

"Permainan...?!!" Pekik Suci yang dihadiahi senyum misterius dari Devan.

Flashback off

Hari ini Suci keluar dari rumah sakit dan langsung dijemput Devan kerumah ibunya.

"Devan, aku deg-deg an.." Kata Suci saat di dalam mobil Devan.

"Hhh... Nanti dirumah, jangan panggil aku nama, panggil aku tuan. Mengerti?!!" Suruh Devan tanpa mengalihkan pandangannya ke depan jalan.

"Baiklah, Tuan" Balas Suci memutarkan bola matanya jengah.

***

Sesampainya di rumah, Devan yang tengah membuka seatbelt mendapati Suci yang sedang tertidur dengan pulasnya.

Diam-diam Devan terpaku dengan wajah natural Suci yang tidak memakai make up apapun. Dia yakin jika Suci memakai make up akan terlihat lebih anggun dan mempesona.

"Hoamm.. Ah sudah sampai.." Gumam Suci setelah sadar kemudian meregangkan kedua tangannya yang terasa pegal.

Devan langsung mengerjapkan mata kemudian memalingkan wajahnya dari Suci.

"Cepat turun!" Seru Devan yang kemudian turun dari mobil.

Suci mendesah panjang, tak lama ia membuka sabuk pengamannya kemudian turun dari mobil mengikuti Devan ke dalam rumah yang sangat, sangat, sangat luas bak istana.

***

"Hei, kau sudah datang, nak. Dan kau Suci.. Kau boleh ikut dengan para pembantu lainnya" Ucap Ana menghampiri Suci dan Devan.

"Baik nyonya.." Balas Suci menurut.

"Ayo Suci!!" Ajak salah seorang pembantu muda pada Suci. Sudah sangat wajar bila banyak pembantu di rumah ini. Bahkan di rumah Suci ada 3 pembantu.

"Mari kutunjuk semua ruangan yang ada di rumah ini" Kata gadis muda tadi bersemangat.

"Tentu, tapi aku harus tau nama kalian dan usia kalian dan apa alasan menjadi pembantu di sini" Suci harus mengenal nama masing-masing pembantu di rumah ini agar memudahkan  jika dia bertanya sesuatu.

Beloved MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang