"Kisah cinta papa sama mama ya?"
Author's Point Of View.
Dulu bunda itu anak yang bandel. Dia termaksud cewek tomboy yang sangat pintar. Bunda itu karismatik, makannya banyak cowok yang berusaha deketin bunda waktu SMA.
Kerelya berdiri menghadang seorang kakak kelas cowok yang sengaja menabraknya. Sehingga buku yang ia bawa jatuh berserakan.
"Maaf dek, biar gua bantu."
Kerelya menangkis tangan laki-laki itu yang akan mengambil buku-bukunya.
"Cih, emangnya ini bakal kayak disinetron? Tabrakan-ngambil buku barengan-pegangan tangan-tatap-tatapan-baper-jadian gitu? Dramatis banget." ucapan Kerelya sangat menyentuh pada hati cowok itu.
Kerelya langsung memungut bukunya dan melanjutkan langkahnya yang terhenti.
Bunda itu ngga dramatis tapi realistis. Dia juga selalu menentang suatu hal yang salah.
Langkah Kerelya terhenti ketika melihat adek kelasnya sedang dibully teman seangkatannya. Memang sekarang Kerelya kelas 2 SMA. Karena kasian Kerelya langsung menghampiri mereka.
"Lu tolol apa bloon sih? Masa adek kelas di lawan? Drajat lo semua dimana sih? Ngga level banget ngebully adek kelas." kata Kerelya lantang membuat mereka diam membisu.
"Napa pada diem? Mangkat lu sono!" orang-orang yang membully adek kelas itu pergi karena mereka ngga ingin berurusan dengan Kerelya.
"Kak makasih ya." kata adek kelas itu berterimakasih pada Kerelya.
Kerelya hanya mengangguk dan pergi gitu aja.
Sifat cuek-peduli bunda itu yang bikin ia sulit ditebak. Bunda itu temenan sama bibi Quen, ibunya Adrian dan mendiang ibunya mendiang Naufal, bibi Dyta.
"Quen lu bayangin deh, masa pak Kamto tidur pas pelajaran berlangsung. Lu liat kaga?" celetuk Kerelya ketika mereka sedang istirahat di kantin.
"Hah masa? Gua pas itu lagi sibuk ngerjain tugas dia. Masa sih dia tidur?" tanya Quen ngga percayaan.
"Iya blo'on beliau baru bangun pas si King nyamperin beliau izin ke toilet. Jahhahaha" jawab Kerelya disusul tawa nyaringnya.
"Eh tapi lu liat kaga cowok yang duduk bareng King? Makin hari dia makin cakep aja ya." ucap Quen terkekeh.
"Cowok yang mana? Gua sih kaga pernah merhatiin." jawab Kerelya cuek. "Kalo ampe lu naksir cowok itu, gua bilangin Sandy!"
"Eh jangan, Sandy itu tetap dihati gua. Jahahaha."
Kerelya tertawa garing, ia masih mengingat jelas kalau temannya Dyta juga mencintai Sandy. Hh~ apa yang harus Kerelya lakukan? Ke sini teman ke sana teman.
"AA!"
Rambut panjang Kerelya ditarik dari belakang. Kerelya langsung menahan tangan yang menarik rambutnya itu.
"EH NGAPAIN LU!" teriak Quen sambil membantu melepaskan jambakan dari orang itu.
"Quen kaga usah sok bantuin lo tuh!" orang satu lagi menjambak rambut Quen untuk menjauh dari sana.
Kerekya berusaha berdiri dan menghadap orang yang menjambak rambutnya.
Plak!
Kerelya termenung ketika merasakan panas menjalar di pipinya. Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Itu membuat pipinya memerah sempurna.
"Adek kelas sok kecakepan! Jangan suka ngerebut pacar orang!"
Kerelya menatap sangar kakak kelas perempuan yang sedang menunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Dear Mantan: Cinta Dua Hati [TELAH TERBIT]
Aktuelle LiteraturSeri 1 dari Dear Mantan [TELAH TERBIT] Penerbit : Naisastra Media *** "Aku tidak mencintaimu lagi." Alasan sesingkat itu yang membuat Lenya kecewa pada Adrian. Mantan kekasihnya yang dulu selalu bersikap hangat tapi sekarang terasa menyesakkan. Dar...