Apartemen,kedatangan reza?

5K 241 7
                                    

××××××××××××××××××××××××××××

###

Saat pagi menyongsong maurel pun mengerjapkan matanya untuk membiasakan matanya dengan cahaya matahari yg masuk kedalam celah ruangan..

Setelah maurel sadar dia melihat kesekeliling arah dan melihat tubuhnya yg sudah banyak terbalut perban,alat bantu pernapasan,dan selang infus ditangannya ,ruangan ini pun jadi tersulap seperti ruangan rumah sakit,namun yg membedakan adalah dinding kamar ini yg didominasi warna hitam dan putih kotak-kotak,
Namun yg membuat maurel bingung ..

Kenapa badannya terasa kaku?

Disaat maurel sedang berekspestasi dengan fikirannya tiba-tiba ada yg membuka pintu..

'Cklekkk'

Dan terlihat lah wajah orang yg membuka pintu dan beberapa suster dan dokter yg langsung masuk dan memeriksa keadaan maurel..

Namun tatapan mata maurel sekarang tertuju kepada sosok yg berada didepan pintu,yg sedang memandangnya sendu dan tersirat rindu yg mendalam dimata hijau tosca itu..

Setelah beberapa suster dan dokter yg memeriksa gue dan memberi gue suntikan yg membuat tubuh gue perlahan bisa digerakkan ,dokter dan suster itu pun keluar dari ruangan ini dan menyisakan maurel dan pria yg masih berdiri didekat pintu..

Perlahan tapi pasti air mata maurel keluar tanpa bisa dia cegat,Dalam hati maurel merutuki dirinya yg selalu tak bisa tegar dihadapan laki-laki ini,karna ia akan selalu luluh dan mengeluarkan semua perasaan yg ada dihatinya bila sudah berhadapan dengan laki-laki ini..

Namun apa?

Laki-laki ini lah yg meninggalkan nya 10 tahun yg lalu ,meninggalkan nya dan menanggung kesedihan nya sendiri karna tak ada lagi tempat untuk dia bersandar dan menuangkan keluh kesahnya semenjak hari dimana laki-laki didepannya ini pergi menghilangkannya,semenjak semua orang yg dia sayangi perlahan menghilang,dan saat itulah maurel berjuang sendiri,dan dari sinilah sifat maurel yg selalu lugu dan manis bak princess itu menghilang..

Yg ada kini hanya tatapan dingin tak tersentuh,tatapan datarnya ,dan tatapan tajamnya yg membuat aura iblis dalam diri maurel tersalurkan jika setiap orang melihatnya, kini maurel bukan lah gadis kecil yg dulu dikenal orang-orang terdekatnya namun sekarang maurel seakan dekat dengan mereka namun tak tersentuh oleh mereka..

Karna muak maurel pun memalingkan wajahnya kearah jendela yg ada disebelah kirinya..

Cukup sudah..

Maurel tak ingin terlihat lemah lagi dihadapan laki-laki yg ada dihadapannya..

Terlihat dari ekor mata maurel,ia melihat laki-laki itu bertekuk lutut didekat kasur yg maurel tiduri dan menunduk..

"Maaf, maaf, maaf rel" ucap laki-laki yg sedang bertekuk lutut itu pelan..

Maurel hanya diam dan menghiraukan ucapan laki-laki itu,namun air mata maurel tak henti-hentinya berhenti dipelupuk mata maurel,karna jauh didalam lubuk hatinya ia ingin memeluk laki-laki yg bersimbah dilantai itu,namun perasaan kecewa yg mendominasi ini memaksa otaknya untuk tetap diam dan berpaling dari laki-laki itu..

dan perlahan maurel pun melihat dari ekor matanya lagi kalau laki-laki yg tadi bertekuk lutut itu mulai mendekat kearah kasur dan menduduki tempat duduk disamping kasur yg sekarang maurel tiduri..

maurel pun tetap tak memperdulikan laki-laki yg ada dihadapannya ini..

"maafin gue rel yg pergi tanpa pamit sama lo,gue memang pergi 10 tahun yg lalu,tapi gue selalu memantau lo dari jauh rel,gue tau selama ini elo sudah mengalami banyak hal,dan banyak menderita,terutama karna penyakit terkutuk yg sekarang mengerogoti tubuh lo,tapi gue mohon rel maafin gue,gue ingin sekarang bersama lo,gue ingin jadi sahabat yg akan ada dibelakang lo dan berjuang bersama lo untuk mengenyahkan penyakit sialan itu,bersama-sama gue,shinta,dan tama yg akan selalu bersama lo disaat lo butuh rel,gue janji gak akan ninggalin lo lagi,gue janji" ucap laki-laki disamping gue ini menunduk,gue yakin 100 % kalo sekarang laki-laki ini sedang nangis..

TOMBOY ME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang