"Eomma!!" Teriak Tzuyu saat ibunya di bawa ke ICU.
"Maaf Nona,Kau tidak bisa masuk ke dalam." Seorang dokter menutup pintu ruang ICU.
"Sudah lah Tzuyu,kau hanya perlu berdoa sekarang."
"Paman,Bagaimana jika ibu meninggalkan ku ?aku tidak mau kehilangan malaikat pelindungku satu satunya." Tzuyu melemah,tangisnya pecah begitu saja.Tangis yang sudah sangat lama ia tinggalkan sekarang datang kembali.
"Keluarga Nyonya Jealine?" Seorang dokter perempuan keluar dari ruang ICU.
"Saya dok!" Seru paman Tzuyu.Tzuyu pun di tinggal sendiri oleh pamannya yang sedang mengobrol dengan Dokter.Tzuyu menangis sekuat tenaganya untuk membuang rasa sakit dan perih di dadanya.
"Geumanhae Tzuyu-ah,Aku tidak kuat melihat mu seperti ini."
Tzuyu terdiam,menghapus air matanya kasar lalu mendongak menatap namja di hadapannya.
"Appa..." gumam Tzuyu.
---
Di taman yang sepi di belakang gedung rumah sakit lama terlihat sebuah ponsel yang menyala namun tak ada seorang pun yang melihatnya.Tzuyu.Gadis itu meninggalkan ponselnya di situ sedangkan dirinya terus jalan memasuki taman lebih dalam.
"Appa.." lirih Tzuyu sambil menaikkan tangannya seakan ingin meraih sesuatu di hadapannya.
"Appa,Eomma?" Gumam Tzuyu semakin banyak memproduksi air mata walau kantung matanya sudah sembab.
Tzuyu melihat bayangan Ibu dan ayahnya di sebuah kursi taman membelakanginya. Ibunya menyenderkanbkepalanya di pundak ayahnya,Tzuyu terus memanggil namun mereka tidak meresponnya.Tzuyu pun mendekati mereka dengan badan yang lemas penuh dengan air mata tak merasakan rasa sakit di tubuhnya yang terkena ranting ranting pohon kering.
"Eomma..Appa.." sekali lagi Tzuyu memanggil namun kali ini mereka berhasil menengokkan kepalanya menghadap Tzuyu.
"Tzuyu-ah?" Kata Ibunya.
"Kembali lah nak,Kau tidak boleh terus bergantung pada kami.Sekarang kita memiliki kebahagiaan yang berbeda.Percayalah bahwa banyak yang menyayangi dan mencintai mu selain kami berdua.Kau harus kembali sebelum hal buruk terjadi pada mu Tzuyu." Ujar sang ayah dengan raut wajah serius merangkul kuat istrinya dan mundur beberapa langkah kebelakang.
"Aniyo!terserah apa yang kalian katakan aku hanya ingin bersama kalian!!" Teriak Tzuyu.
"Kami akan menyakiti mu jika kau terus disini." Kata Ibu Leana tajam.
"Kau tidak akan berbuat seperti itu!"
Ayah dan ibu Tzuyu saling bertukar pandang,kilat matanya berubah. Matanya berubah menjadi warna merah terang dan biru terang,namun detik kemudian wajah mereka tiba tiba ada tepat di depan mata Tzuyu dengan jarak 4CM dengan rupa yang sangat menyeramkan.Bruk.
Tzuyu pingsan.Tzuyu pingsan di tempat dengan benturan batu di kepalanya.Sementara itu,Donghyuk yang terus menghubungi Tzuyu tak tinggal diam saat telfon dan pesannya tidak dibalas.Donghyuk langsung melacak GPS ponsel Tzuyu hingga sampai di suatu tempat yang gelap.Donghyuk terus jalan menelusuri Sebuah Rumah sakit besar di daerah Kyoto.
"Tzuyu?" Donghyuk memiringkan kepalanya sambil menatap ponsel Tzuyu yang tergeletak.
Donghyuk menelusuri jejak kaki dari titik dirinya berada sampai ke suatu taman yang sangat gelap bahkan Donghyuk harus menyalakan Blitz di ponselnya untuk melihat ke sekitar.
"Chou Tzuyu!!" Teriak Donghyuk lari setelah melihat tubuh Tzuyu tertidur diatas kursi taman tak terbangun walau tetesan air hujan menimpa tubuhnya.
Tanpa berpikir panjang,Donghyuk langsung mengangkat tubuh Tzuyu dan melarikannya ke rumah sakit.Oh bahkan Donghyuk tak sadar ponselnya terjatuh di taman itu saking paniknya dengan kondisi Tzuyu.
---
Jam sudah menunjukkan pukul 9.00 AM namun Donghyuk dan Tzuyu belum terbangun dari tidurnya.Donghyuk rela izin pelajaran demi menemani Tzuyu di rumah sakit.Tak berapa lama kemudian Donghyuk terbangun.Ia yang tertidur terakhir tapi dia juga yang bangun paling awal.
Donghyuk jalan mengambilkan air putih untuk Tzuyu dan makanan yang di sediakan lalu menaruhnya di meja sebelah ranjang sedangkan dirinya hanya membersihkan diri dan kembali menatap Tzuyu yang tertidur pulas.
"Ku kira kau ke Jepang untuk liburan tapi ternyata seperti ini."
"Aku belum pernah melihat mu sesedih ini bahkan saat kau kehilangan appa mu.Aku akan tetap di sisi mu Tzuyu-ah,sampai kapan pun." Lanjut Donghyuk mencium dahi Tzuyu beberapa saat.
Cklek.
Pintu ruangan Tzuyu terbuka menampakkan paman Tzuyu dengan wajah lelahnya karena mengurus proses pemakaman ibu Tzuyu.
"Paman." Panggil Donghyuk mengambil alih buah yang ada di tangannya.
"Istirahatlah,akan ku potongkan beberapa buah untuk paman." Donghyuk tersenyum lalu mengupaskan beberapa buah.
Cklek.
Lagi lagi pintu terbuka,menampakkan beberapa orang yang menatap ke arah Tzuyu tidak percaya.
"Ommona..Tzuyu-ah.." lirih Nayeon menghampiri Tzuyu setelah memberi salam paman Tzuyu.
"Kenapa kau mematikan ponsel mu?kapan ia akan siuman?aku sangat khawatir dengannya.Donghyuk-ah?kau tidak sekolah?bagaimana dengan Chaeyoung dan Chanwoo?." Nayeon bertanya dengan satu tarikan nafas membuat semuanya memperhatikan Nayeon.
"Ponsel ku hilang saat mencari Tzu--"ucapan Donghyuk terpotong oleh Nayeon.
"Tzuyu Hilang?aish kenapa bisa?sungguh sejak awal aku merasa ada yang tidak bere--"
"Eomma.." gumaman Tzuyu memutuskan ocehan Nayeon.
Semua merasa kasihan dengan keadaan Tzuyu saat ini, Pamannya berkaca kaca melihat Tzuyu begitu pun Donghyuk Nayeon dan Hanbin. Belum genap 1 tahun Ayahnya meninggal,Ibunya menyusul meninggalkan Tzuyu dari dunia.
Bruk.
Pintu lagi lagi terbuka menampakan Kun,Chaeyoung dan Chanwoo.Chaeyoung menutup mulutnya dengan mata membulat melihat wajah Tzuyu yang terdapat goresan goresan serta kepalanya yang di perban.
"Uri Cheonsa..." gumam Chaeyoung.
Mereka pun berkumpul di ruang inap Tzuyu yang luas bersama pamannya,Donghyuk menceritakan tentang penemuan Tzuyu yang pingsan di bangku taman dengan suara yang kecil tentunya.Dokter pun mengatakan bahwa Tzuyu mengalami shock dan tekanan batin yang mendalam maka dari itu Kesehatan Tzuyu harus sangat diperhatikan.
Diam diam Tzuyu membuka matanya,menatap lurus ke langit langit kamarnya membayangkan Eomma dan Appanya yang sudah meninggalkan Tzuyu sendiri di muka bumi ini.Tiba tiba bayangan wajah orang tuanya semalam melintas di pandangan Tzuyu.
"Eomma! Appa!andwae!!" Teriak Tzuyu lalu menangis tersedu sedu.
"Sebaiknya kalian beristirahat,Aku akan menjaga Tzuyu disini.." kata Paman Tzuyu sambil menekan tombol di samping ranjang Tzuyu dan menenangkan Tzuyu.
"Geuraeso,Annyeonghigyeseyo.." ucap mereka satu persatu membungkuk kepada paman Tzuyu.
"Tzuyu-ah..Tenang lah,aku masih ada di sisi mu." Bisik Paman Tzuyu.
"Paman...Aku ingin pindah dari Jepang.Aku takut." Kata Tzuyu dengan wajah resah tak terkendali.
"Aku juga tidak mau ke Korea!" Lqnjut Tzuyu.
"Baiklah baiklah..Sekarang kau tenang dulu ."
Dokter pun datang memberikan obat penenang hingga akhirnya Tzuyu tertidur kembali.
Jauh di Hongkong sana,Sunyeol terus memikirkan Tzuyu.Ponselnya disita oleh Guru pembimbing karena Sunyeol pernah menggunakan ponselnya saat pelajaran berlangsung dan akan di kembalikan saat ia selesai menjalankan Exchange students.
"Chou Tzuyu,apakah kau baik baik saja tanpa ku?ku harap kau baik baik saja sampai aku kembali ke Korea." Ucap Sunyeol tersenyum lalu menarik selimutnya untuk tidur.
×××
Yoho~~
Ok,berhubung disini banyak Silent Readers jadi Cerita ini akan come back*etdah* kalau ada +10 vote ya
Gomawo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love[FF Twice]
Fanfiction- Chou Tzuyu - Twice - Donghyuk - iKON - Kun -SR15B Thanks before