Sebelas ( REPOST )

2.9K 395 48
                                    

Jangan lupa tinggalin KOMEN & VOTE ya
🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Happy Reading gengss...  🖤🖤

🌻🌻🌻🌻🌻

"Untung Cantik, kalo enggak. Bisa gila aku, punya pasangan ceroboh juga jorok kayak kamu." gumam Alfa membuat Gita melotot tak percaya.

"Ihhh... Sana pergi! Ngapain sih masuk-masuk ke sini. Gimana coba kalo tadi aku lagi ganti baju. Kakak tuh ga boleh sembarangan masuk kamar cewek. Kebiasaan ya, masuk kamar cewek tanpa permisi." omel Gita dan Alfa mendengarkannya dengan tenang.

"Ngapain diem aja. Untung ganteng, kalo enggak mah, udah aku ....!" Gita terdiam tidak melanjutkan kata-katanya, membuat Alfa mendelik penasaran.

"Udah aku apa? Kenapa ga dilanjutin?" Alfa berdiri dengan memasukkan kedua tangannya di kantung celana sekolahnya sambil menatap Gita.

"Kepo banget sih jadi orang. Sana keluar dari kamar aku!" Alfa menggeram kesal, sedangkan Gita terlihat cuek sibuk memunguti novel yang berserakan.

"Pulang sekolah itu, sepatu dilepas, tas diletakin di tempatnya, kasur diberesin, ganti baju dulu, dan yang paling penting biasain kunci pintu kamar, jangan ceroboh jadi cewek! " Gita menoleh dengan ekspresi menganga ketika melihat Alfa dengan lancarnya menasehati dirinya.

Tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukkan Alfa, dirinya tetap memasang tampang datar sedatar triplek.

"Gue ga lagi mimpi kan? Tuh orang beneran lagi ngocehi gue gitu?" Gumam Gita pada dirinya sendiri.

Gita berjalan mendekati Alfa dan berjinjit menempelkan punggung tangannya ke dahi Alfa dengan wajah khawatir. Sedangkan Alfa tampak bergeming dari tempatnya, membiarkan Gita melakukan tindakan anehnya begitu saja.

"Ga demem" gumam Gita.

"Jangan-jangan Kakak kesambet ya? Astaga, Kak Alfa, please deh! Jangan bawa setan ke kamar aku. Udah cukup aku pacaran sama malaikat maut kayak kakak gini, ga perlu juga kali ngajak temen ke sini!" gerutu Gita yang mundur beberapa langkah dari Alfa.

Alfa yang mendengarnya mengerenyitkan dahi kesal. Bisa-bisanya cewek ceroboh bin lebay ini, mengejeknya malaikat maut yang kesetanan.

"Jadi, maksud kamu, aku ini malaikat maut?" tanya Alfa datar, membuat Gita segera menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya dan menggeleng kuat.

"Aduh, sana pulang aja. Lama-lama selain datar kayak triplek Kakak juga nyebelin kayak Cak Lontong deh!" Gita menarik tangan Alfa dan menyeretnya ke arah pintu dengan susah payah.

Alfa masih memilih berdiri bergeming di tempatnya, cowok itu menatap lekat Gita. Gita yang ditatap seintens itu, menunduk jadi salah tingkah.

Alfa menarik tubuh Gita lebih dekat padanya. Gita terbelalak kaget saat Alfa mengecup dahinya lama. Debaran jantung Alfa terdengar jelas di telinga Gita karena tubuhnya yang pendek hanya sebatas bahu Alfa. Sedangkan detak jantung Gita sendiri, seperti sedang dikejar angsa dan anjing dalam waktu yang bersamaan. Bayangi aja betapa kencangnya, demi apapun Gita takut jantungnya lepas dari posisi di dalam tubuhnya itu sangking cepatnya debaran itu.

Alfa melepas ciumannya dan menatap mata Gita intens. Nyawa Gita mendadak hilang persekian detik.

"Jangan lupa kata-kata aku tadi. Tanem di otak. Aku pulang dulu. Jangan kangen. Tapi kalo kangen, ke rumah aja. Aku ada di rumah." Alfa mengacak rambut Gita dan keluar kamar Gita dengan menenteng kembali tasnya di bahu sebelah kiri.

ANGGITA and HER STORIES [COMPLETED-OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang