🌻🌻🌻🌻🌻🌻Jangan lupa KOMEN & VOTE nya yaa..
Happy Reading..
🌻🌻🌻🌻🌻
"Urusan kita belum kelar!" desis Alfa dingin dan penuh dengan penekanan.
Dan Gita hanya bisa menelan ludah, Gita merasa sudah mengeruk kuburannya sendiri. Tak memperdulikan ucapan Alfa, Gita langsung berjalan cepat menuju kelasnya, rasanya Gita tidak mau hari ini cepat berlalu.
"Muka lo kenapa, Git? " tanya Amel.
"Emang muka gue kenapa?" tanya Gita balik.
"Muka lo kusut banget gitu! Ini tuh masih pagi kali, Git," sindir Amel.
"Lo ga tau sih, pagi-pagi gini, gue udah kena urusan pelik." curhat Gita sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
"Yaelah Git, pagi-pagi bahasa lo udah berat aja. Urusan pelik apa sih?" tanya Amel kepo.
"Lo tau ga?" kata Gita berjeda sambil berpikir sejenak.
"Ya ga taulah, kan lo belom cerita!" Dengkus Amel yang dihadiahi tabokan di lengannya oleh Gita.
"Ya dasar dodol, kan gue belom kelar ngomongnya. Ih, dasar lo mah, Mel, bikin gue tambah bete tau gak." keluh Gita memanyunkan bibirnya.
"Ya abisnya, lo lama banget sih ngejeda kalimat lo, seakan gue udah tau aja apa yang bakal lo omongin." ketus Amel.
"Ih, ya udah deh, jadi mau ga nih aku ceritain?" kata Gita bernegosisasi dan amel mengangguk semangat.
Sebelum bel masuk berbunyi, Gita menceritakan kejadian tadi pagi pada Amel begitu juga mengenai kemungkinan kecemburuan Alfa padanya meskipun itu hanya 0,00001% sih.
Mengenai Andrew pun tak luput dalam cerita Gita pada Amel, Amel sendiri mendengarkan dengan serius tanpa memotong. Selesai Gita menceritakan semuanya, Pak Edward masuk kelas untuk memulai pelajaran mereka.
"Elaaah, baru juga gue mau komentar, nih Bapak udah masuk aja sih. Ga asik, keburu lupa!" gerutu Amel ditanggapi dengan cengiran khas Gita.
"Biar lo ga lupa, tulis aja dulu di buku, ntar istirahat baru deh sampein ke gue. Cerdaskan, ide gue." ucap Gita memberi saran dan diangguki oleh Amel.
"Lo emang sahabat gue yang kelewat cerdas malahan, Git. Keren ide lo, tapi sayang gue ga goblok-goblok amat mau ngikutinnya. Huh.." gerutu Amel dan Gita terkekeh.
Gita dan Amel fokus mengikuti semua pelajaran yang diterangkan oleh Pak Edward, guru Geografi mereka. Melupakan sejenak pembahasan mereka tadi.
Ponsel Gita bergetar, menandakan ada notifikasi masuk. Saat dilihat ternyata nama Andrew yang muncul di layar ponselnya. Ada perasaan penasaran untuk lebih mengenal sosok Andrew yang ternyata menyenangkan saat diajak chat.
Gita yakin, cowok berhoodie merah itu adalah pribadi yang menyenangkan. Di dalam pesannya, Andrew mengajak Gita untuk bertemu satu sama lain. Namun, Gita sendiri belum berani memberi kepastian, karena dia harus cari cara agar bertemu Andrew tanpa ketahuan oleh calon suaminya, Kak Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGITA and HER STORIES [COMPLETED-OPEN PRE ORDER]
Teen FictionPatah hati berulang kali tidak membuat Anggita putus asa mencari pengganti. Sampai akhirnya, kedua orang tuanya menjodohkannya dengan Alfa, sang pangeran es di sekolahnya. Namun, hubungan Anggita dan Alfa yang masih seumur jagung harus terusik karen...